Wibowo, LeoArbi (2013) Analisa Kekritisan Lahan dan Arahan Konservasi Berbasis AVSWAT 2000 (Arcview Soil and Water Assessment Tool) (Studi Kasus Sub DAS Lesti, Kabupaten Malang). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pendangkalan dasar sungai ataupun waduk diakibatkan oleh sedimentasi yang tidak terkontrol, sebagai akibat terjadinya kesalahan dalam pengelolaan lahan daerah aliran sungai, sebagai contoh membiarkan lahan terbuka tanpa tutupan lahan akan mengakibatkan lapisan tanah mudah terkikis air hujan yang berakibat pada sedimentasi. Kesalahan dalam penyiapan lahan dan lain sebagainya juga turut menyumbangkan erosi secara besar-besaran, hal ini tidak saja menyebabkan menurunnya produktifitas lahan, tetapi juga pengendapan pada sungai dan waduk-waduk dibagian hilirnya. Oleh sebab itu diperlukan upaya konservasi vegetatif maupun sipil teknis agar dapat mengendalikan laju sedimentasi yang pada dasarnya merupakan mengendalikan erosi di daerah aliran sungai Software AVSWAT 2000 adalah program berbasis SIG yang bekerja sebagai ekstensi ( Graphical User Interface ) dalam software Arc View . Program AVSWAT 2000 dirancang khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada suatu DAS. Salah satu kemampuannya adalah untuk memprediksi debit, kandungan nutrisi dan konsentrasi sedimen yang ada di badan sungai dalam DAS tersebut. Dalam menjalankan software AVSWAT 2000 dibutuhkan overlay dari peta tataguna lahan, peta jenis tanah, data hidrologi dan klimatologi guna memprediksi besar debit dan konsentrasi sedimen yang terdapat di badan sungai. Peta tataguna lahan yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari interpretasi citra ASTER dengan perekaman tahun 2011. Interpretasi citra menggunakan software ER Mapper dan ENVI. Dari hasil interpretasi citra ASTER tahun 2011 didapatkan peta penggunaan lahan dengan luasan hutan sebesar 4.982,21 Ha, Ladang/Tegalan 16.751,06 Ha, Perkebunan 6.444,16 Ha, Permukiman 2.837,63 Ha, Sawah 2.770,62 Ha, dan Semak Belukar 4.362,62 Ha. Dengan menggunakan software AVSWAT 2000, sub DAS Lesti yang diamati mempunyai luas sebesar 38.151,67 ha dengan outlet AWLR Jembatan Tawangrejeni, secara keseluruhan pada tahun 2011 didapatkan perkiraan besarnya erosi sebesar 20,95 ton/ha/tahun atau 799285,12 ton/tahun serta sedimen yang terbawa aliran dan sampai pada titik outlet penelitian sebesar 243.397,48 ton/tahun. Kondisi kekritisan lahan sub DAS Lesti diperlihatkan dengan nilai IBE dan juga ketebalan tanah yang hilang akibat tererosi. Tingkat erosi secara keseluruhan pada sub DAS Lesti dengan outlet AWLR Jembatan Tawangrejeni berada pada kondisi sub kritis, hal ini dibuktikan dengan tebal tanah yang tererosi per tahunnya mencapai 2,81 mm. Kebijakan dalam pengolahan lahan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan : P.4/Menhut-II/2011 dilakukan dengan cara melakukan simulasi pada masing-masing sub basin sampai didapat hasil yang diharapkan. Pemilihan metode konservasi yang diterapkan pada masing-masing sub DAS, ternyata dapat menurunkan besarnya sediment yield sehingga tingkat laju erosi dapat menurun, hal tersebut dibuktikan pada sub DAS 1 dan 5 yang tadinya sub kritis menjadi normal, sedangkan pada sub DAS 7, 9, 13, 14, 15, serta 19 yang kritis menjadi sub kritis. Meskipun secara keseluruhan tetap dalam kondisi sub kritis namun tebal tanah yang terkikis tiap tahunnya berkurang dari 2,81 mm/tahun menjadi 2,07 mm/tahun.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/551.302/WIB/a/041308024 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.3 Surface and exogenous processes and their agents |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 10 Mar 2014 12:37 |
Last Modified: | 10 Mar 2014 12:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157587 |
Actions (login required)
View Item |