Anastasia (2015) Evaluasi Kinerja Pelayan Angkutan Kota Di Kota Palu (Studi Kasus: Trayek Mamboro-Manonda Line B2). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan perbaikan ekonomi, menuntut ketersediaan moda angkutan dalam jumlah cukup dan memadai.Di Kota Palu sendiri jumlah armada angkot mengalami penurunan seiringndengan menurunnya minat pengguna angkutan kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota berdasarkan tingkat kepuasan pengguna sehingga angkutan kota kembali menjadi moda trasportasi utama bagi masyarakat Kota Palu. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota(Line B2) dari sisi supply di Kota Palu, mengukur tingkat kepuasan pengguna angkutan kota (Line B2), serta merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkot sehingga menjadikan angkot sebagai moda transportasi pilihan utama bagi masyarakat di Kota Palu Dalam mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota (line B2)dari sisi supply di Kota Palu, menggunakan dua parameter penilaian yaitu PM Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan minimal angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek dan Petunjuk Teknis penyelenggaraan Angkutan Penumpang Perkotaan Dirjen Perhubungan Darat RI , 2002. Untuk menilai persepsi masyarakat terhadap kondisi dan tingkat pelayanan angkutan kota menggunakan Severity Index, sementara dalam merumuskan strategi menggunakan metode SWOT. Pada hasil analisis pelayanan moda angkutan kota angkutan kota(line B2) termasuk kategori kurang sementara tingkat pelayanan trayek angkot line B2 termasuk kriteria ”baik”. Secara umum penilaian persepsi masyarakat berdasarkan tingkat kepuasan terhadap angkutan kota line B2 trayek Mamboro-Manonda di Kota Palu, dari lima dimensi SERVQUAL, tiga dimensi yaitu Tangibles (bukti langsung)dan, Reliability (kehandalan), nilai severity indeksnya berada diantara 12,5% sampai 37,5% termasuk skala penilaian persepsi ”Rendah”, sedangkan pada kategori Responsiveness(daya tanggap), Assurance (jaminan/adanya kepastian), serta dimensi Empathy(empati), nilai severity indeksnya berada di antara 37,5% sampai 62,5% yaitu dalam kategori “sedang”. Indeks kepuasan terhadap kinerja pelayanan berdasarkan persepsi masyarakat yang memiliki nilai terendah adalah lama menunggu angkot yaitu sebesar 33,5 % sementara indeks nilai tertinggi terkait perilaku pengemudi yaitu penggunaan bahasa dalam memberikan informasi yaitu sebesar 55,5%. Strategi perbaikan yang menitikberatkan pada upaya mengurangi kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada diantaranya adalah perbaikan keamanan, keselamatan, kenyamanan dan keteraturan pada pelayanan moda serta kinerja pelayanan trayek angkot di Kota Palu,dalam mendukung penerapan aturan penetapan trayek angkot, meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkot yang merupakan usaha dalam persaingan dengan angkutan lainnya, dimana dapat berupa program perbaikan jaminan penggunaan angkot, perbaikan internal moda, perbaikan jaringan serta perbaikan regulasi yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan angkutan kota sehingga menjadikan angkot sebagai pilihan utama moda transportasi di Kota Palu. Rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pemerintah pemerintah Kota Palu agar segera melakukan upaya nyata dalam memperbaiki kinerja pelayanan angkutan di Kota Palu, serta penindakan tegas dalam menegakkan regulasi angkutan kota di Kota Palu
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/388.4/ANA/e/2015/041507916 |
Subjects: | 300 Social sciences > 388 Transportation > 388.4 Local transportation |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 17 Nov 2015 10:08 |
Last Modified: | 17 Nov 2015 10:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157396 |
Actions (login required)
View Item |