Diartho, HermanCahyo (2013) Analisis Biaya Manfaat Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) (Studi Pada Ruas Jalan di Kabupaten Malang Selatan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Salah satu bentuk investasi yang dibutuhkan untuk mendorong pembangunan adalah infrastruktur jalan. Infrastruktur jalan merupakan pemicu pertumbuhan ekonomi lokal, regional dan nasional. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pembangunan infrastruktur jalan di daerah diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan umum, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga ketersediannya yang memadai dapat meningkatkan mobilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Penelitian ini menjelaskan biaya dan manfaat dari pembangunan Jalan Lintas Selatan di Kabupaten Malang Selatan. Penelitian ini menggunakan alat analisis Benefit Cost ratio, Valuasi Ekonomi (Contingen Valuation Methode/CVM), Deskriptif Kuantitatif dan Maximum Sustainable Yield/MSY. Penelitian ini menjelaskan bahwa (1). Alih fungsi hutan lindung menjadi JLS di Wilayah Malang Selatan telah menyebabkan penurunan manfaat ekonomis dan ekologis dari hutan lindung sebesar 88,8%. Penurunan manfaat ini menjelaskan bahwa pembangunan JLS pada kondisi sekarang (sampai 40 kemudian) dapat dikatakan belum feasible karena menyebabkan penurunan manfaat ekonomis dan ekologis dari hutan lindung di Wilayah Malang Selatan, (2). Pada zona hutan terjadinya deplesi dari Sumberdaya Alam hutan lindung dari hasil hutan dan lahan hutan sebesar 59,34%. Artinya hampir separuh dari nilai ekonomi hutan lindung telah menurun sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan baik di kawasan hulu maupun hilir, (3). Zona pesisir-laut masih dalam kondisi under exploitasi. Artinya sebelum dan sesudah dibangunnya JLS di Malang Selatan proses pemanfaatanya masih dalam kategori lestari. Dalam jangka panjang tidak menutup kemungkinan akan terjadinya fenomena over fishing di zona pesisir-laut di Wilayah Malang Selatan. Indikator yang mengarah pada pemanfaatan over fishing dapat dilihat dari meningkatnya aktifitas ekonomi sektor perikanan baik dari sisi input maupun output, (4). Zona pertanian menggambarkan adanya pergeseran dalam tata kelola lahan pertanian yang selanjutnya diikuti dengan perubahan kualitas lingkungan yang jika dibiarkan mengarah pada degradasi lingkungan. Pergeseran tata kelola lahan dapat dilihat dari indikator sosio ekonomis sedangkan degradasi lingkungan dapat dilihat dari indikator sosiologis. Pembangunan JLS di wilayah Malang Selatan menyebabkan terjadinya distribusi manfaat ekonomi (economics benefit) dan biaya sosial (social cost) yang tidak seimbang. Manfaat ekonomi pada umumnya diterima oleh golongan yang kuat secara modal dan kelompok ini dapat dikelompokan sebagai penerima manfaat JLS yang semestinya bertindak sebagai pihak pembayar nilai manfaat (WTP). Nilai dari WTP ini mencerminkan keinginan membayar dari kelompok masyarakat sebagai konsekuensi dari mereka yang telah menerima manfaat dari alih fungsi hutan lindung menjadi jalan. Alih fungsi hutan menjadi JLS juga menyebabkan terjadinya biaya sosial yang sebagian besar ditanggung oleh golongan masyarakat lemah secara ekonomi, teknologi maupun akses pasar yang sebagian besar dari mereka adalah kelompok miskin. Kelompok masyarakat ini sebagai masyarakat yang semestinya menanggung biaya dari alih fungsi hutan lindung menjadi jalan (WTA). Nilai dari WTA ini mencerminkan kesediaan untuk menerima dari kelompok masyarakat untuk menanggung biaya dari deplesi dan degradasi lingkungan yang disebabkan dari alih fungsi hutan lindung menjadi JLS.
English Abstract
Road infrastructure is an important investment to support development and local or regional economic growth. As an integrated part of national development, road infrastructure development is provided to fulfill the need of public service with adequate quantity and quality. In this way it increases the mobility and supports the regional economic growth. This study conducts costs and benefits analysis of the construction of the Southern Cross Road in the South Malang. It uses Benefit Cost ratio, Economic Valuation (Contingen Valuation Method/CVM), and Descriptive Quantitative and Maximum Sustainable Yield/MSY. It concludes some important results: (1). Conversion of protected forest into Cross Street South in South Malang region has decreased 88.8% of its economic and ecological benefits. It explains that the development has not been feasible for South Malang. (2). On the forest zone, 59.34% of protected forest and forest production has been depleted, leading to environmental degradation in both upstream and downstream areas, (3). Coastal-marine zone is still under exploited. So far, the road construction has not influenced its sustainability. But, in the long run, the increased economic activity in fisheries, indicates that there will be overexpoitation of the marine coastal zone in South Malang region. It (4). Agricultural zone illustrates a shift in the governance of agricultural land, followed by changes in environmental quality that lead to environmental degradation. A shift in the governance of land can be seen from socio economic indicators and environmental degradation. The construction of the Southern Cross Road in the South Malang led to the Poor distribution of economic benefits and costs (social cost). Economic benefits are generally accepted by the capital and strong in this group can be grouped as beneficiaries Cross Street South (WTP). The value of this reflects the desire of the WTP paid from community groups as a consequence of those who have received benefits from the protected forest over the function into the street.Conversion of forest lands into South Cross Road also leads to social costs largely borne by the economically weaker segments of society, technology and market access that most of them are poor. These communities as people who must accept or bear the cost of conversion of protected forest being a bitch (WTA). WTA reflects the value of willingness to receive from the community to bear the costs of depletion and environmental degradation resulting from the conversion of protected forest into Southern Cross Road.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/388.114/DIA/a/041401663 |
Subjects: | 300 Social sciences > 388 Transportation > 388.1 Roads |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 04 Apr 2014 07:43 |
Last Modified: | 04 Apr 2014 07:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157379 |
Actions (login required)
View Item |