Kategori Potensi Kecamatan Berdasarkan Subsistem Ketahanan Pangan di Kabupaten Trenggalek

FibrianingtyasAlia (2013) Kategori Potensi Kecamatan Berdasarkan Subsistem Ketahanan Pangan di Kabupaten Trenggalek. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangunan pangan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan nasional. Hal tersebut dituangkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 hingga 2025, yang menegaskan bahwa “pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang serta terjamin keamanannya”. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut dapat dilihat bahwa pangan merupakan dasar utama untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yang sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Apabila dicermati maka hal ini selaras dengan konsep ketahanan pangan nasional, yaitu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan nasional menitikberatkan masyarakat sebagai pelaku utama, dimana pemerintah lebih berperan sebagai inisiator dan fasilitator agar tujuan utama pembangunan nasional tetap konsisten sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Instruksi presiden tersebut berisi tentang perlunya disusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi (RAPG) tingkat nasional dan tingkat propinsi yang dalam proses penyusunannya melibatkan kabupaten dan kota. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan melalui program–program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu sasaran pengembangan wilayah di bagian selatan Jawa Timur, karena selain memiliki keunggulan dalam sektor pertanian, Kabupaten Trenggalek memiliki potensi-potensi sumber daya alam yang cukup besar. Sebab hampir 2/3 dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek merupakan pegunungan (BPS, 2009). Hal tersebut didukung dengan data yang disajikan dalam Neraca Bahan Makanan Kabupaten Trenggalek tahun 2010 yang menunjukkan bahwa nilai total ketersediaan pangannya tinggi. Namun dalam kenyataannya masih terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Trenggalek yang belum mampu menyerap pangan secara baik dan merata, sehingga status gizi masyarakat di beberapa kecamatan masih buruk. Maka dari itu para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai skor Pola Pangan Harapan (PPH), kondisi ketahanan pangan dan potensi masing-masing kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi secara tepat tentang wilayah setempat agar dapat diketahui penganekaragaman ketersediaan pangan, kondisi ketahanan pangan dan potensi masing-masing kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Dengan harapan agar antisipasi pengambil keputusan melalui kebijakan–kebijakan ketahanan pangan dapat diterapkan secara tepat dan merata. Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1) bagaimana potensi kecamatan berdasarkan analisis subsistem ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek ?, 2) bagaimana pengklasteran (pengelompokan) potensi kecamatan berdasarkan analisis subsistem ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek ? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) menganalisis potensi kecamatan berdasarkan subsistem ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek, 2) mengaklasterkan (mengelompokkan) potensi kecamatan berdasarkan analisis subsistem ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive di Kabupaten Trenggalek dengan penentuan sampel adalah seluruh kecamatan yang terdapat di Kabupaten Trenggalek, yaitu sebanyak 14 kecamatan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai instansi terkait di Kabupaten Trenggalek. Analisis potensi kecamatan berdasarkan subsistem ketahanan pangan menggunakan analisis deskriptif dan untuk mengelompokkan potensi kecamatan berdasarkan subsistem ketahanan pangan tersebut menggunakan analisis klaster. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi setiap kecamatan seperti subsistem ketersediaan pangan, akses pangan, penyerapan pangan dan status gizi memiliki nilai yang bervariasi. Berdasarkan potensi setiap kecamatan tersebut dapat dibentuk sebanyak empat klaster, seperti berikut : Klaster I (Dominan Penyerapan Pangan), Klaster II (Dominan Akses Pangan), Klaster III (Dominan Status Gizi) dan Klaster IV (Dominan Ketersediaan Pangan). Sehingga saran dari penelitian ini adalah penerapan kebijakan pemerintah daerah setempat hendaknya lebih difokuskan pada empat klaster yang terbentuk tersebut guna pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 hingga 2025 mengenai ketahanan pangan.

English Abstract

Food development is an inseparable part of the national development. It was stated in Law No. 17 Year 2007 on National Long Term Development Plan of 2005 to 2025, which asserts that "the development and improvement of nutrition carried out a cross-sector includes the production, processing, distribution to consumption of food with adequate nutrients, balanced and guaranteed security". Based on these regulations can be seen that the food is the main basis for realizing high-quality human resources are largely determined by a good nutritional status. If we look closely it is consistent with the concept of national food security, the fulfillment of the conditions of food for the household, as reflected in the availability of sufficient food, both in quantity and quality, safe, equitable and affordable. National food security as key actors to focus communities, where the government acts as an initiator and facilitator of the main objectives of national development in order to remain consistent with Presidential Instruction No. 5 of 2010. It contains instructions on the need for the president arranged Food and Nutrition Action Plan (RAPG) national and provincial levels in the drafting process involving county and city. Therefore Trenggalek government continues to spur development through food security programs are really able to strengthen food security and improve the welfare of the community. Trenggalek district is one of the objectives of regional development in the southern part of East Java, because in addition to having an advantage in the agricultural sector, Trenggalek has the potential of natural resources is quite large. Because nearly two thirds of the area is a mountainous Trenggalek Regency (BPS, 2009) . This is supported by the data presented in the Food Balance Sheet in 2010 which showed that the total value of its food availability high. But in reality there are few districts in Trenggalek Regency who has been unable to absorb food properly and evenly, so that the nutritional status of people in some districts are still bad . Therefore decision makers need information on the Dietary Pattern score (PPH), food security conditions and the potential of each sub-district in Trenggalek Regency. It is used to identify precisely about the local area in order to know the diversification of food availability, food security conditions and the potential of each sub-district in Trenggalek Regency. With the hope that decision makers anticipate through food security policies can be applied accurately and evenly. From the description above problems can be formulated in this study are : 1) how the potential district is based on the analysis of food security subsystem in Trenggalek Regency ?, 2) how clustering (grouping) of potential districts based on the analysis of food security subsystem in Trenggalek Regency ? The objectives of this study were : 1) to analyze the potential for sub- based food security subsystem in Trenggalek, 2) clustering (grouping) of potential districts based on analysis of food security subsystem in Trenggalek Regency. Location determination is purposive in Trenggalek by sampling the entire district is located in the Trenggalek Regency, as many as 14 districts . Necessary data in this study is secondary data from various agencies in the Trenggalek Regency. Analysis of the potential sub-based food security subsystem using descriptive analysis and to classify potential districts based on the food security subsystem using cluster analysis. The results of this study indicate that the potential of each district as food availability subsystems, food access , food absorption and nutritional status has a varians value. Based on the potential of each district can be formed four clusters, as follows : Cluster I (Dominant of Food Absorption), Cluster II (Dominant of Food Access), Cluster III (Dominant of Nutritional Status) and Cluster IV (Dominant of Food Availability). So the suggestion from this study is the implementation of local government policies should be focused on the four clusters are formed in order to achieve the National Long Term Development Plan (RPJPN) of 2005 to 2025 on food security.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/363.8/FIB/k/041405804
Subjects: 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.8 Food supply
Divisions: S2/S3 > Magister Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 02 Oct 2014 15:45
Last Modified: 02 Oct 2014 15:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157234
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item