Studi Fenomenologi : Pengalaman Kesepian Pada Lansia Yang Tinggal Dirumah Seorang Diri Di Desa Tunggul Wulung Kecamatan Pandaan.

Aristawati, Evy (2015) Studi Fenomenologi : Pengalaman Kesepian Pada Lansia Yang Tinggal Dirumah Seorang Diri Di Desa Tunggul Wulung Kecamatan Pandaan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masa lanjut usia (selanjutnya ditulis “lansia”) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan kehidupan manusia Memasuki fase itu sebagian lansia dapat menjalaninya dengan bahagia namun tidak sedikit dari mereka yang mengalami hal sebaliknya, umumnya yang membuat lansia bahagia adalah bisa tinggal bersama suami, anak dan cucu mereka, harapannya dengan tinggal bersama keluarga dekat, hidup lansia akan lebih berbahagia dan jauh dari rasa kesepian. namun terjadi pergeseran nilai budaya, mereka menganggap keberadaan lansia menjadi beban keluarga. Struktur keluarga (nuclear family) tidak memberikan tempat bagi para lansia, kebanyakan dari mereka akan hidup sendiri setelah ditinggal pasangannya, serta anak-anak mereka pun memilih untuk tinggal terpisah dan membangun keluarga sendiri sehingga kerap kali timbul rasa kesepian. Kesepian yang dialami lansia memunculkan makna dan harapan yang berbeda. Lansia terkadang tidak mampu berinteraksi dan beradaptasi lebih lambat karena kondisi yang mereka alami. Metode yang digunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Fenomenologi interpretif hermeneutic untuk menemukan ontologi dari fenomena pengalaman kesepian pada lansia yang tinggal di rumah seorang diri. Rekrutmen partisipan menggunakan teknik purposive sampling . Jumlah partisipan dalam penelitian ini ada empat orang lansia yang mengalami kesepian dan tinggal dirumah seorang diri. Teknik pengambilan data melalui wawancara berkisar antara 30 – 45 menit dengan menggunakan alat perekam Analisis tematik dilakukan melalui beberapa tahap menurut Braun & Clarke yaitu: 1). Membaca hasil pengamatan dan mendengarkan kembali hasil wawancara sambil mendengarkan rekaman hasil wawancara, 2). Hasil wawancara yang direkam dibuat transkrip verbatim, 3). Mengklarifikasi hasil wawancara dengan mengembalikan kembali hasil transkrip yang telah dibuat ke semua partisipan, 4). Mencari kata kunci dengan cara memberi warna pada kata-kata yang bermakna, 5). Menganalisa kata kunci untuk menemukan katagori, 6). Menganalisa katagori untuk menentukan sub-sub tema, sub tema, dan tema. Dalam penelitian ini dihasilkan tujuh tema yang memaparkan berbagai pengalaman kesepian partisipan selama tinggal dirumah seorang diri yaitu: perasaan tinggal dirumah seorang diri, tidak berdaya, emosi yang salah, faktor situasional, kualitas hidup, pola hidup serta pandangan mengenai sakit dan kematian Kesimpulan dari ke tujuh tema yang dihasilakan tersebut mengerucut pada satu tema yaitu makna tinggal dirumah seorang diri. Salah satu hal yang mendukung tercapainya makna positif pada lansia yang tinggal dirumah seorang diri adalah adanya perubahan pada aspek spiritual, pada aspek ini terjadi peningkatan dalam agama dan kepercayaan yang terintegrasi dalam kehidupannya dimana lansia semakin matang dalam kehidupan keagamaannya. Dari segi spiritual pada umumnya lansia mengharapkan kondisi fisik yang sehat, panjang umur, semangat hidup, tetap berwibawa serta menghadapi kematian dalam ketenangan dengan bekal spiritual yang telah mereka punya. Ditambah lagi budaya jawa yang mengarah pada sikap kerelaan serta menerima situasi dan kondisi yang dialami juga sebagai salah satu faktor bisa tercapainya makna pada lansia yang tinggal dirumah seorang diri. Permasalahan yang dihadapi terkait dengan lansia yang tinggal dirumah seorang diri adalah munculnya perasaan kesepian, perasaan kesepian bukan hanya menyangkut tidak adanya orang lain disekitarnya, melainkan kesepian merupakan akibat dari tidak adanya orang lain yang tepat yang dapat membantu seseorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam interaksi sosial, didukung dengan adanya keyakinan bahwa tidak adanya seseorang akan berlangsung lama. Kegiata pelayanan kesehatan bagi lansia yang sudah berjalan hanya mengenai permalahan fisik saja. hal ini viii menunjukkan bahwa pelaksanaan program kesehatan jiwa belum dilaksanakan dengan optimal. Sehingga untuk kedepannya perlu dipertimbangkan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya lansia bukan hanya mencakup kesehatan fisik namun juga kesehatan jiwa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi tataran pelayanan di tingkat dasar / puskesmas untuk menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi lansia bukan hanya dalam bentuk pelayanan kesehatan secara fisik saja namun juga dalam permasalahan kesehatan jiwa. Dimana program kesehatan jiwa lansia tersebut dalam bentuk pelayanan khusus kelompok lansia baik pada lansianya sendiri ataupun pada keluarganya. Pemberian terapi tersebut dapat berupa pemberian Family psychoeducation therapy (FPE), terapi kelompok Reminiscence, logoterapi, kelompok swabantu yaitu kelompok Self Help Group therapy (SHG) ataupun terapi telaah pengalaman hidup (Life Review Terapy) sehingga lansia memiliki harapan di sisa hidupnya ini bisa menjalani kehidupan secara bermakna ditunjang dengan peningkatan aspek spiritual yang mereka jalani.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/362.6/ARI/s/2015/041507048
Subjects: 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.6 People in late adulthood
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 22 Oct 2015 14:01
Last Modified: 22 Oct 2015 14:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157159
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item