Haris, Syaefuddin (2013) Kedudukan Taklik Talak dalam Perkawinan Islam Ditinjau dari Hukum Perjanjian. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tujuan dari penulisan Tesis ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis apakah taklik talak dalam suatu perkawinan Islam dapat dikategorikan sebagai perjanjian , dan Untuk mengetahui dan menganalisis implikasi hukum terhadap pelanggaran taklik talak bagi suatu perkawinan. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif, dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Jenis dan sumber bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara studi kepustakaan ( Library Research ) . Dan analisis bahan hukum dilakukan secara induktif dan dianalisis secara deskrptif . Dari hasil penelitian di dapat bahwa Perjanjian perkawinan diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, walau dengan teks yang berbeda mempunyai unsur-unsur yang sama dengan perjanjian dalam KUHPerdata. Namun demikian, dalam perjanjian taklik talak mempunyai perbedaan dengan perjanjian pada umumnya dalam hal tertutupnya kemungkinan kedua belah pihak untuk membubarkan kesepakatan tersebut sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 ayat (3) KHI yang menyatakan bahwa perjanjian ta`lik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap perkawinan. Akan tetapi sekali ta`lik talak sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali. Selain itu taklik talak merupakan sebuah perjanjian yang telah memenuhi unsur-unsur tentang syarat sahnya perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Implikasi hukum yang dapat ditimbulkan adalah apabila suami melanggar ikrar taklik talak tersebut, maka dapat dijadikan alasan oleh istri untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada pengadilan agama. Apabila memperhatikan bentuk taklik talak di atas dapat dipahami bahwa maksud yang dikandungnya amat baik dan positif kepastian hukumnya, yaitu melindungi istri dari kesewenang-wenangan suami dalam memenuhi kewajibannya yang merupakan hak-hak istri yang harus diterimanya. Jatuhnya talak suami kepada isteri apabila yang ditaklikkan itu adalah sesuatu yang belum ada ketika taklik diucapkan, pada saat taklik talak diucapkan obyek taklik (isteri) sudah menjadi isteri sah bagi pengucap taklik (suami) dan pada saat taklik talak diucapkan suami isteri berada dalam majelis tersebut.
English Abstract
The purpose of this thesis is to investigate and analyze whether the addendum divorce in an Islamic marriage can be categorized as an agreement, and to identify and analyze the legal implications of the breach addendum divorce for a marriage. This research is a normative study, using the approach of legislation and conceptual approaches.Types and sources of legal materials consist of primary legal materials, legal materials and secondary and tertiary legal materials.Collection of legal materials engineering done by library research (Research Library).And analysis of legal materials performed and analyzed inductively deskrptif. From the results of research in to that agreement arranged marriage in the Compilation of Islamic Law, though with different text has elements similar to the agreement in the Civil Code.However, in agreement with the addendum divorce has different agreements in general in terms of closing the possibility of both parties to dissolve the agreement referred to in Article 46 paragraph (3) which states that KHI talik divorce agreement is not an agreement that must be held in eachmarriage.But once they fall talik divorce irrevocably.Additionally addendum divorce is an agreement that has met the requisite elements of his legal agreements contained in Article 1320 Civil Code. Legal implications that can arise when a husband is violating the pledge addendum divorce, it can be used as an excuse by the wife filed a complaint for divorce to the court religion.If the shape of the above addendum divorce can be understood that the intention is carrying very good and positive legal certainty, which is to protect the wife from the husband arbitrariness in fulfilling its obligations which are the rights of the wife who should receive.The fall of divorce to the wife if the husband ditaklikkan it was something that did not exist when the addendum is pronounced, talaq pronounced when the object addendum addendum (the wife) has a legal wife for reciter addendum (the husband) and the addendum at talaq pronounced husband and wife were in the house .
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/346.016 6/HAR/k/041308027 |
Subjects: | 300 Social sciences > 346 Private law > 346.01 Persons and domestic relations |
Divisions: | S2/S3 > Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 10 Mar 2014 10:00 |
Last Modified: | 10 Mar 2014 10:00 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/156360 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |