Hukum Pidana Adat sebagai Alternatif Penyelesaian Tindak Pidana Kesusilaan (Delik Perzinahan) yang Terjadi pada Masyarakat Adat Dayak di Palangka Raya Kalimantan Tengah

Billem, LuciaMartinaDewi (2013) Hukum Pidana Adat sebagai Alternatif Penyelesaian Tindak Pidana Kesusilaan (Delik Perzinahan) yang Terjadi pada Masyarakat Adat Dayak di Palangka Raya Kalimantan Tengah. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masyarakat adat Dayak di Palangka Raya secara turun-temurun telah mempunyai hukum pidana adat untuk penyelesaian perkara yang berpedoman pada hasil Rapat Besar Perdamaian di Tumbang Anoi 1894 yakni “96 pasal Hukum Adat Dayak” yang merupakan “hukum adat tersurat” ( beschrevenrecht ) yang menjadi dasar dari Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Di Kalimantan Tengah. Pada saat ini hukum pidana adat Dayak digunakan sebagai alternatif penyelesaian tindak pidana kesusilaan (delik perzinahan) yang terjadi pada masyarakat adat Dayak di Palangka Raya. Hukum pidana adat Dayak mempunyai mekanisme penyelesaian dalam menyelesaikan tindak pidana kesusilaan (delik perzinahan) dengan konsep belom bahadat yaitu: mikeh , mahamen dan mangalah (takut berbuat salah, malu berbuat salah dan mengalah).Yang pada intinya menyelesaikan dengan jalan damai (musyawarah-mufakat) antara kedua belah pihak.Tidak ada pihak yang menang-kalah (dirugikan).

English Abstract

Dayak Custom Communty in Palangka Raya has been through generations inherited with custom criminal law for the resolution of the crime. This resolution is in consistent to the result of Peace Great Assembly at Tumbang Anoi in 1894 which produces “96 Articles of Dayak Custom Law”, and then, is institutionalized as “explicitly custom law” ( beschrevenrecht ). It is used as the base for the prevailing of the Local Regulation of Central Kalimantan Province No.16 of 2008 on Dayak Custom Organization. Nowadays, Dayak custom criminal law is used as the alternative to the resolution against adultery criminal action (crime of adultery) committed in Dayak custom community in Palangka Raya. Dayak custom criminal law has a resolution mechanism to settle adultery criminal action (crime of adultery) with the concept of belom bahadat , which includes some substances such as mikeh , mahamen and mangalah (fear from committing wrong, shamed from committing wrong, and giving way). The essence of this resolution is to solve the problem through peaceful path (assembly for consensus) for the both sides. It avoids from putting any sides as winner (advantaged) or loser (disadvantaged).

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/340.5/BIL/h/041309636
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law > 340.5 Legal systems
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 13 Mar 2014 10:38
Last Modified: 13 Mar 2014 10:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/156114
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item