Nurnaningsih (2014) Sebaran Komoditas Padi dan Tataniaga Beras di Kabupaten Sigi Biromaru Provinsi Sulawesi Tengah. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran komoditas padi pada masing-masing kecamatan, dan mengidentifikasi kecamatan sentra produksi padi dan beras serta menganalisis pola saluran distribusi dan tingkat efisiensi pemasaran beras di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara bertingkat yaitu tingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan tingkat desa. Pendekatan analisis adalah kuantitatif deskriptif. Penentuan responden dengan menggunakan purpossive sampling yaitu memilih sampel petani sebanyak 91 orang. Dipilih petani berdasarkan pertimbangan luas sawah garapannya dan pendidikannya (kemampuannya memberikan informasi yang dibutuhkan). Penentuan responden pedagang berdasarkan pertimbangan jenis pedagang dan kemampuannya memberikan informasi (pendidikan). Dipilih responden yang mewakili pedagang lokal (penggilingan padi) sebanyak 4 orang, pedagang besar sebanyak 5 orang dan pengecer sebanyak 5 orang. Penelusuran dari pelaku (aktor) dari tiap saluran/rantai lembaga pemasaran (tataniaga) dilakukan dengan snowball sampling. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan : pertama , identifikasi sebaran komoditas padi dan beras adalah Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Kulawi Selatan, Kecamatan Kulawi, Kecamatan Lindu, Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Palolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Dolo, dan Kecamatan Sigi Biromaru. Kedua, Identifikasi sentra produksi padi di wilayah Kabupaten Sigi dengan menggunakan pendekatan analisis LQ adalah Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Palolo, Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Lindu, dan kecamatan Nokilalaki. Sedangkan sentra produksi beras terdapat dua kecamatan yang memiliki sentra produksi penggilingan beras dengan kapasitas produksi tertinggi adalah kecamatan Sigi Biromaru dan Kecamatan Palolo. Ketiga, analisis pola saluran distribusi dan tingkat efisiensi pemasaran komoditas beras di lokasi penelitian adalah terdapat enam saluran distribusi pemasaran di Desa Sidondo I, empat saluran distribusi pemasaran di Desa Sidera dan empat saluran distribusi pemasaran di Kalukubula. Lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran beras adalah Unit Penggilingan Padi, pedagang besar, pedagang pengecer lokal dan pengecer Kota Palu. Pangsa pasar terbesar terdapat pada saluran I di Desa Sidondo I, Desa Sidera dan Desa Kalukubula. Pada pangsa ini terdiri dari tiga lembaga pemasaran yaitu penggilingan, pedagang besar dan Pengecer. Analisis struktur dan perilaku pasar baik mengenai praktek pembelian dan penjualan, sistem penentuan harga dalam transaksi dan kerjasama antarlembaga tataniaga memberikan informasi bahwa tataniaga beras di tingkat petani di lakosi penelitian didominasi oleh penggilingan. Jumlah penggilingan yang relatif sedikit menunjukkan bahwa struktur pasar yang terbentuk diantara lembaga tataniaga mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna, sistem penentuan harga dalam transaksi dengan memanfaatkan sistem pinjaman modal dari lembaga tingkat penggilingan dengan sistem pembelian penggilingan yang menggunakan sistem ijon, penguasaan informasi yang lebih unggul sehingga posisi petani tidak memiliki kekuatan tawar (bargaining power) dan cenderung sebagai penerima harga (price taker). Tingkat efisiensi pemasaran berdasarkan pendekatan margin tataniaga, farmers share dan rasio keuntungan dan biaya ditemukan saluran tataniaga yang paling efisien adalah saluran VI di Desa Sidondo I. Namun saluran tersebut memiliki pangsa pasar terendah dari seluruh saluran pemasaran yang ada di ketiga lokasi penelitian.
English Abstract
The objectives of research are to identify the distribution of rice commodity of each subdistrict, to understand the subdistrict of rice production center, and to analyze the pattern of distribution channel and the efficiency of rice marketing at Sigi District, Central Sulawesi Province. The location is selected based on stratified sampling which includes district level, subdistrict level and village level. Analysis approach is descriptive quantitative. Respondents are determined using purposive sampling which results in 91 respondents. Farmers are chosen based on the width of the cultivated land and their education background (their capacity in giving information needed). Trader respondents are determined based on the type of trader and their capacity in giving information (their education). The representative traders are also selected involving 4 local traders (rice miller), 5 big traders, and 5 retailers. The unraveling of actors in each channel/chain of marketing agency (trade order) is conducted by snowball sampling. Based on the result of research, it is concluded that first, the identification of the distribution of rice commodity is pointed toward Pipikoro Subdistrict, South Kulawi Subdistrict, Kulawi Subdistrict, Lindu Subdistrict, Nokilalaki Subdistrict, Palolo Subdistrict, Gumbasa Subdistrict, South Dolo Subdistrict, West Dolo Subdistrict, Tanambulava Subdistrict, Dolo Subdistrict, and Sigi Biromaru Subdistrict. Second, the identification of rice production center at Sigi Subdistrict regions with LQ analysis approach is emphasizing on Sigi Biromaru Subdistrict, Palolo Subdistrict, Kulawi Subdistrict, South Kulawi Subdistrict, Gumbasa Subdistrict, Tanambulava Subdistrict, Lindu Subdistrict, and Nokilalaki Subdistrict. Rice production center remains at two subdistricts where rice milling production center with highest production capacity is located, which are Sigi Biromaru Subdistrict and Palolo Subdistrict. Third , the analysis of distribution channel pattern and marketing efficiency rate of rice commodity in research location has found six marketing distribution channels at Sidondo I Village, four marketing distribution channels at Sidera Village, and four marketing distribution channels at Kalukubula. Trade order agencies involved within rice ma rketing involve rice milling unit, big trader, local retailing trader and retailer of Palu City. The biggest market share is expressed in Channel I at Sidondo Village I, Sidera Village and Kalukubula Village. This share comprises to three marketing agencie s which are milling, big trader and retailer. The analysis of market structure and market behavior, buy and sale practices, pricing system in the transaction, and cooperation between trade order agencies, has informed that rice trade order in farmer level at research location is dominated by the milling. Relatively few millings mean that market structure established between trade order agencies will produce imperfect competition of markets. Pricing system uses milling buy system and ijon system. Information is less acquired and therefore, farmers are positioned without bargaining power and tend to be price taker. Marketing efficiency rate is understood based on trade order margin approach, farmers share and ratio of benefit to cost. It is then observed that the most efficient trade order channel is Channel VI at Sidondo I Village. This channel has the lowest market share from whole marketing channels in three research locations.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/338.173.18/NUR/s/041402150 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | S2/S3 > Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 16 Apr 2014 08:43 |
Last Modified: | 16 Apr 2014 08:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155980 |
Actions (login required)
View Item |