Istiqomah, Syarifatul (2015) Perilaku Ekonomi Kakao Indonesia. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia dari sub sektor perkebunan. Produksi kakao di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari perkebunan rakyat, dimana dari ketiga kelompok pengusahaan perkebunan kakao Indonesia, yaitu perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Perkebunan rakyat memiliki luas areal terbesar dibandingkan kedua pengusahaan perkebunan lainnya yang mencapai 80 persen. Produksi kakao domestik untuk memenuhi permintaan domestik dan kegiatan ekspor. Permintaan domestik dilakukan oleh industri olahan kakao. Sementara itu, di pasar dunia, ekspor biji kakao Indonesia merupakan volume ekspor terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana (Food Agriculture Organization, 2013). Sebagai pengekspor kakao terbesar ketiga dunia, Indonesia diharapkan mampu mempengaruhi penawaran kakao dunia. Di sisi lain, keseimbangan pasar kakao dunia juga dibentuk oleh permintaan kakao dunia melalui kegiatan impor. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kakao Indonesia, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas permintaan kakao Indonesia, (3) menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kuantitas ekspor kakao Indonesia, (4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga kakao Indonesia, serta (5) menganalisis dampak kebijakan domestik dan goncangan eksternal terhadap perilaku ekonomi kakao Indonesia. Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, kuantitas permintaan, kuantitas ekspor, dan harga kakao Indonesia dengan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2SLS (Two Stage Least Square). Untuk menganalisis dampak kebijakan domestik dan goncangan eksternal dilakukan dengan validasi dan simulasi persamaan simultan tersebut. Hasil penelitian perilaku ekonomi kakao Indonesia selama periode tahun 1991-2013 adalah: 1. Produksi dipengaruhi secara positif oleh harga domestik kakao dan teknologi, sedangkan harga pupuk, suku bunga, dan upah tenaga kerja memiliki pengaruh negatif. 2. Permintaan kakao dipengaruhi secara positif oleh jumlah industri kakao olahan, sedangkan harga domestik kakao memiliki pengaruh negatif. 3. Ekspor kakao dipengaruhi secara positif oleh produksi kakao domestik, harga dunia, nilai tukar, dan ekspor kakao tahun sebelumnya, sedangkan permintaan kakao domestik memiliki pengaruh negatif. 4. Harga domestik kakao dipengaruhi secara positif oleh harga dunia dan harga domestik tahun sebelumnya, sedangkan penawaran kakao domestik memiliki pengaruh negatif. 5. Dampak kebijakan domestik dan goncangan eksternal adalah sebagai berikut: a. Peningkatan jumlah industri kakao sebesar 8 persen berdampak positif terhadap permintaan dan produksi kakao domestik, sedangkan terhadap harga dan ekspor kakao domestik berdampak negatif. ii b. Penerapan kuota ekspor kakao sebesar 60 persen berdampak positif terhadap permintaan kakao domestik, sedangkan terhadap produksi, harga dan ekspor kakao domestik berdampak negatif. c. Pencabutan subsidi pupuk sebesar 15 persen berdampak positif terhadap harga kakao domestik, sedangkan terhadap produksi, permintaan dan ekspor kakao domestik berdampak negatif. d. Subsidi suku bunga sebesar 7,5 persen berdampak berdampak positif terhadap produksi, permintaan, ekspor kakao domestik, sedangkan terhadap harga kakao domestik berdampak negatif. e. Peningkatan produksi kakao dari negara eksportir Pantai Gading dan Ghana sebesar 5 persen memiliki dampak positif terhadap permintaan kakao domestik, sedangkan terhadap produksi, harga dan ekspor kakao domestik berdampak negatif. f. Peningkatan permintaan kakao dari negara importir Belanda, Amerika Serikat, dan Jerman sebesar 2 persen memiliki dampak positif terhadap harga, produksi, ekspor kakao domestik, sedangkan terhadap permintaan berdampak negatif. Saran untuk penelitian ini adalah (1) perlu adanya peningkatan pengawasan terhadap kebijakan terutama yang berkaitan dengan penerapan teknologi seperti Grateks dan Gernas Kakao sehingga dapat dihasilkan kakao dengan kuantitas yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik, juga diperlukan penelitian lebih lanjut terkait perilaku perekonomian kakao dengan menambahkan variabel kualitas kakao, baik yang fermentasi maupun non fermentasi, (2) diperlukan beberapa penerapan kebijakan yang mampu menjaga ketersediaan bahan baku kakao di dalam negeri, diantaranya peningkatan jumlah industri kakao, penerapan kuota ekspor dan subsidi suku bunga.
English Abstract
Cocoa is one of Indonesias main commodities of plantation sub-sector. Cocoa production in Indonesia is largely produced from smallholders estate, which of the three groups of Indonesian cocoa plantation industry, which smallholders estates (PR), country estates (PBN) and private estates (PBS). Smallholders estates has the largest area compared with the other plantation industry which reached 80 percent. Domestic cocoa production to meet domestic demand and export activities. Domestic demand made by the cocoa processing industry. Meanwhile, on the world market, Indonesian cocoa exports is the worlds third largest export volume after Ivory Coast and Ghana (Food and Agriculture Organization, 2013). As the worlds third largest cocoa exporter, Indonesia is expected to affect the supply of world cocoa. On the other hand, the balance of the world cocoa market is also shaped by the world cocoa demand through imports. This study aims to (1) analyze the factors that affect the Indonesian cocoa production, (2) analyze the factors that affect the Indonesian cocoa demand quantity, (3) analyze the factors that affect the Indonesian cocoa export quantity, (4) analyze the factors that affect the Indonesian cocoa price, and (5) to analyze the impact of domestic policies and external shocks to the economic behavior of Indonesian cocoa. The method used to analyze the factors that affect the production, the demand quantity, export quantity and price of Indonesian cocoa using simultaneous equation model with 2SLS (Two Stage Least Square) method. To analyze the impact of domestic policies and external shocks is done with validation and simulation of the simultaneous equations. The results of the study of economics behavior of Indonesian cocoa over a period of years 1991-2013 are: 1. Production positively affected by the domestic price of cocoa and technology, while fertilizer prices, interest rates, and labor costs have a negative effect. 2. Cocoa demand quantity positively affected by the amount of processed cocoa industry, while the domestic price of cocoa has a negative effect. 3. Cocoa export quantity positively affected by domestic cocoa production, world prices, exchange rates, and cocoa exports in the previous year, while domestic demand for cocoa has a negative effect. 4. The domestic price of cocoa positively affected by world prices and domestic prices of the previous year, while domestic cocoa offers have a negative effect. 5. The impact of domestic policies and external shocks are: a. Increasing the amount of cocoa industry of 8 percent has a positive impact on domestic demand and cocoa production, while the price of domestic and export cocoa negative impact. b. Application of cocoa export quota of 60 percent has positive impact on domestic demand for cocoa, while on the production, price and export of domestic cocoa negative impact. c. Removal of subsidies on fertilizers of 15 percent has positive impact on the domestic cocoa prices, while on the production, domestic demand and exports cocoa negative impact. iv d. Interest rate subsidy of 7,5 percent has impact positive impact on production, demand, domestic cocoa exports, while on the domestic cocoa prices have a negative impact. e. Increased production of cocoa from exporter countries the Ivory Coast and Ghana of 5 percent have a positive impact on domestic demand for cocoa, while on the production, price and export of domestic cocoa negative impact. f. Increased demand for cocoa from importer countries the Netherland, United State of America, and Germany of 2 percent have a positive impact on prices, production, domestic cocoa exports, while the negative impact on demand. Suggestions for this study were (1) the need for increased surveillance of the policy, especially with regard to the technology application such Grateks and Gernas Cocoa so it can produce cocoa with a quantity of more and better quality, required further research related to the behavior of the cocoa economy by adding the variable quality of cocoa, both fermented and non-fermented, (2) required some policies that are able to keep availability of raw material cocoa in the country, including an increase in the amount of cocoa industry, the application of export quotas and subsidized interest rates.
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/338.173 74/IST/p/041502082 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Depositing User: | Samsul Arifin |
| Date Deposited: | 14 Apr 2015 14:54 |
| Last Modified: | 14 Apr 2015 14:54 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155978 |
Actions (login required)
 |
View Item |