Hilmawan, Rian (2012) Keterkaitan Sektor Agroindustri dan Implikasinya terhadap Perekonomian Kalimantan Timur: Analisis Input-Output Tahun 2003 dan 2009. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi sektor agroindustri mana yang memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan yang tinggi sehingga dapat diposisikan sebagai sektor kunci ( key sector ), 2) menganalisis besarnya angka pengganda output, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga kerja dari sektor agroindustri, 3) mensimulasikan dampak pengeluaran konsumsi pemerintah (stimulan anggaran) pada sektor agroindustri di hulu ( upstream ) atau hilir ( downstream ) secara parsial (model unbalanced growth ) maupun secara simultan di hulu-hilir (model balanced growth ) terhadap output, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga kerja. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Input-Output (I-O) dengan beberapa variannya yaitu analisis deskriptif; analisis keterkaitan Rasmussen Dual Index; analisis penentuan sektor kunci/prioritas; analisis angka pengganda output, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga kerja, disertai dengan simulasi dampak ( impact analysis ) . Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor agroindustri yang memiliki nilai indeks keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang yang tinggi (IDP dan IDK 1), sekaligus memiliki angka pengganda ( multiplier ) output tertinggi pada tahun 2003 dan 2009 ialah sektor agroindustri yang berada di hilir yaitu sektor industri makanan, minuman, dan tembakau (21) dan sektor industri kertas dan barang cetakan (24). Dengan demikian, sektor tersebut dapat diposisikan sebagai sektor kunci di Kalimantan Timur. Adapun sektor yang memiliki angka pengganda pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi umumnya ialah sektor yang berada di hulu. Di antaranya sektor padi (1), sektor kelapa sawit (7), sektor ketela pohon (2), sektor sayur-sayuran (3), sektor tanaman perkebunan lainnya (8), sektor peternakan lainnya (10). sektor kelapa sawit (7), sektor ketela pohon. Secara parsial, dampak dari konsumsi pemerintah di sektor hulu agroindustri ( upstream ) berimplikasi jauh lebih besar terhadap output total, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga kerja, jika dibandingkan dengan kebijakan yang sama di sektor hilir ( downstream ). Ini berarti, jika pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya pendanaan, strategi pembangunan dengan mendorong sektor hulu lebih tepat dipilih dalam rangka mempercepat pertumbuhan agroindustri dan perekonomian Kalimantan Timur. Strategi ini mendukung model unbalanced growth. Meskipun demikian, secara simultan, efek konsumsi pemerintah di sektor hulu-hilir agroindustri, berdampak lebih besar daripada efek secara parsial.
English Abstract
This study aimed to: 1) identify the agroindustries sector which is have a highly backward and forward linkages, so it can be positioning as a key sectors, 2) To analyze the magnitude of multiplier output, household income, and employment of the agroindustries sector, 3) To simulate the impact of economy and what happens if there is a shock from exogenous variable, for example, government consumption, partially in the upstream and downstream agroindustry, or simultaneously (upstream-downstream). Analysis tools used in this study is Input-Output (I-O) Analysis with several variants, such as descriptive analysis; Rasmussen Dual Index linkages analysis; determining priority sector analysis; analysis of multiplier output, household income, and employment, accompanied by impact simulation (impact analysis). The analysis showed that the agroindustry sector which has a highly index value of forward linkages and backward linkages (IDP and IDK 1), simultaneously, and also have the highest output multiplier in 2003 and 2009 is food industry, beverages, and tobacco sector (21) and paper industry and printing (24). Thus, that sectors can be positioned as a key sector in East Kalimantan. Then, the sectors that have a multiplier of household income and high labor absorption is generally located in the upstream sector. Such as rice (1), the palm oil (7), cassava (2), vegetables (3), other plantation crops (8), other livestock (10), and palm oil (7). Partially , the impact of government consumption in the upstream sector give a larger implications for total output , household income, and employment , when compared with the same policy in the downstream sector . This means , if the government has limited funding resources , the strategy of development by encouraging the upstream sector is more appropriately selected in order to accelerate the growth of agroindustries and the economy of East Kalimantan . This kind of strategy supports the model of Unbalanced Growth . However , simultaneously, the effect of government consumption in upstream - downstream agroindustries (model of balanced growth) , have greater impact than the partial effect .
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/338.1/HIL/k/041202513 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 14 Nov 2012 10:51 |
| Last Modified: | 14 Nov 2012 10:51 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155954 |
Actions (login required)
 |
View Item |