Studi Kelayakan Unit Pengembangan Agroindustri Bubuk Cincau Hitam (Mesona palustris) Terpadu di Provinsi Jawa Timur.

Cholilie, IrvanAdhin (2015) Studi Kelayakan Unit Pengembangan Agroindustri Bubuk Cincau Hitam (Mesona palustris) Terpadu di Provinsi Jawa Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Potensi tanaman cincau hitam atau janggelan di Indonesia sangat prospektif. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Jawa Timur seperti Malang, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan. Pada tahun 2010 hasil produksi cincau hitam kering (janggelan) sebesar 568 ton dengan produktivitas total sebesar 8,6 ton/tahun. (Dinas Perkebunan Jawa Timur, 2010). Targeting yang dilakukan untuk perusahaan bubuk cincau hitam ini adalah 30% dengan perhitungan penjumlahan data dari kebutuhan pasar daun cincau hitam dalam negeri 134,365 ton/tahun (50% dari kebutuhan maksimal) menjadi 11,2 ton/bulan dengan kebutuhan ekspor luar negeri sebesar 40 ton/bulan sehingga diperoleh nilai 51,2 ton/bulan. Jumlah data tersebut dikalikan dengan 30% sebab perusahaan yang akan dibangun diposisikan sebagai challenger rasionalisasinya adalah untuk menguasai sebagian pasar bubuk cincau hitam dan lebih terfokus pada eksistensi perusahaan. Dari hasil tersebut maka diperoleh data sebesar 15,36 ton/bulan. Estimasi kebutuhan daun cincau kering oleh perusahaan pesaing (leader) sebesar 40% sehingga dari total kebutuhan bahan baku cincau kering tersisa sebanyak 227,2 ton/tahun. Jumlah daun cincau kering sebanyak 227,2 ton/tahun tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku cincau kering perusahaan sebesar 1.132,18 ton/tahun sehingga untuk menutupi kekurangan bahan baku cincau kering sebesar 904,98 ton/tahun. Untuk menutupi kekurangan bahan baku tersebut perusahaan mendatangkan bahan baku daun cincau hitam kering dari daerah Wonogiri (Jawa Tengah) dengan potensi sebesar 5.329 ton/tahun. Pemilihan lokasi pabrik dengan metode bobot skor menghasilkan nilai tertinggi sebesar 4,16 untuk kota Surabaya sehingga pendirian pabrik akan dilaksanakan di Surabaya. Model pengeringan konvensional dengan pengeringan sinar matahari yang diterapkan para petani mengakibatkan kualitas daun cincau hitam iv menurun dan menyebabkan keterlambatan persediaan bahan baku bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan penerapan model pengeringan yang cocok untuk perusahaan ini yakni tunnel dryer dengan berdasarkan hasil penelitian dan pembobotan dengan nilai tertinggi yakni 4,281. Untuk menjamin ketersediaan daun cincau hitam kering sebagai bahan baku bubuk cincau hitam maka perlu dibentuk kemitraan antara petani dengan perusahaan. Pola kemitraan yang paling sesuai untuk perusahaan bubuk cincau hitam adalah pola kemitraan inti plasma. Hal ini berdasarkan penelitian dengan hasil penilaian dan pembobotan dengan menggunakan metode pairwise comparison dan rating scale, diperoleh nilai bobot tertinggi pada pola kemitraan inti plasma dengan nilai sebesar 4,893. Dengan menerapkan pola kemitraan ini akan memudahkan perusahaan untuk memperoleh bahan baku dengan mudah dan lebih ekonomis serta dapat selalu tersedia sepanjang tahun karena bermitra dengan para petani. Dari hasil perhitungan analisis finansial diperoleh bahwa pendirian pabrik bubuk cincau hitam dengan beberapa kriteria kelayakan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan daun cincau hitam kering dapat menghasilkan nilai B/C ratio sebesar 2,01. Dengan umur proyek selama 20 tahun, dibutuhkan total modal investasi sebesar Rp 72.641.348.806,03 dan biaya produksi pada tahun pertama sebesar Rp 25.644.493.112,79. Dari hasil perhitungan didapatkan harga pokok produksi sebesar Rp 1.043,48/sachet kemudian produk dijual dengan harga senilai Rp 2.000,- termasuk PPN 10%. Besarnya modal investasi pendirian pabrik dapat ditutupi dalam masa pengembalian selama 3 tahun 5 bulan. Total pendapatan yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 49.152.000.000,- dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 124.948.645.377,15; Internal Rate of Return(IRR) sebesar 44%; dan Profitability Index sebesar 3,54. BEP dicapai pada tingkat produksi bubuk cincau hitam sebesar 849.831 sachet atau senilai Rp 1.699.661.968,36. Berdasarkan keseluruhan kriteria-kriteria kelayakan tersebut, maka unit agroindustri bubuk cincau hitam ini dapat dikatakan layak untuk direalisasikan. Kata kunci: Analisis Kelayakan Finansial, Bubuk Cincau Hitam, Metode Pengeringan, Pola Kemitraan

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/338.1/CHO/s/2015/041505905
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 15 Jan 2016 15:30
Last Modified: 15 Jan 2016 15:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155950
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item