Studi Konstruksi Makna Hubungan Antarumat Beragama Dengan Pendekatan Model (Coordinated Management Of Meaning-Cmm)

Yuwita, Nurma (2015) Studi Konstruksi Makna Hubungan Antarumat Beragama Dengan Pendekatan Model (Coordinated Management Of Meaning-Cmm). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini berangkat dari studi Coordinated Management of Meaning (CMM) dalam konstruksi makna hubungan antarumat beragama perspektif Kiai Sholeh. Beberapa riset CMM menunjukkan bahwa teori komunikasi CMM berkembang dari waktu ke waktu sebagai teori praktis. Riset ini menggunakan sudut pandang Kiai Sholeh pengasuh pondok pesantran Ngalah Pasuruan dalam menerapkan hubungan antarumat beragama. Landasan teori yang dipakai adalah Coordinated Management of Meaning (CMM). Teori CMM digunakan untuk menganalisis konstruksi makna hubungan antarumat beragama perspektif Kiai Sholeh melalui hierarki makna. Hierarki makna adalah susunan yang terdiri dari: isi, tindak tutur, episode, hubungan, naskah kehidupan, dan pola budaya. Isi adalah langkah awal di mana data mentah dikonversikan menjadi makna (Pearce & Cronen dalam West & Turner, 2014, h.119). Langkah awal Kiai Sholeh adalah menginterpretasikan makna hubungan antarumat beragama. Tindak Tutur adalah tindakan-tindakan yang kita lakukan dengan cara berbicara seperti: memuji, menghina, berjanji, mengancam, menyatakan, dan bertanya. Pearce juga mengatakan bahwa tindak tutur bukanlah benda, tindak tutur adalah konfigurasi dari logika makna dan tindakan dari percakapan, dan konfigurasi ini dibangun bersama (Pearce dalam West & Turner, 2014, h.119). Proses selanjutnya setelah menginterpretasikan makna, Kiai Sholeh melakukan tindakan. Episode adalah mendiskripsikan konteks dimana orang bertindak. Pada level ini kita mulai melihat pengaruh dari konteks terhadap makna (Pearce dan Cronen dalam West & Turner, 2014, h.120). Menurut Pearce dan Cronen untuk membahas episode dengan menginterpretasikan tindak tutur. Dalam proses episode ini Kiai Sholeh menginterpretasikan hasil dari tindak tutur. Hubungan (Kontrak) adalah level hubungan (relationship), dimana dua orang menyadari potensi dan batasan mereka sebagai mitra dalam sebuah hubungan. Hubungan dapat dikatakan sebagai kontrak, dimana terdapat tuntunan dalam berperilaku (Pearce dan Cronen dalam West & Turner, 2014, h.120). Level hubungan menyatakan bahwa batasan-batasan hubungan dalam parameter tersebut diciptakan untuk tindakan dan perilaku, seperti ada batasan pada pembicaraan yang dianggap tabu. Menurut Pearce dan Cronen menyatakan bahwa batasan membedakan “kita dan mereka”. Naskah Kehidupan (Autobiografi) adalah naskah kehidupan adalah Kelompok-kelompok episode masa lalu dan masa kini (Pearce & Cronen dalam West & Turner, 2014, h.121). Pola Budaya (cultural pattern) adalah gambaran yang sangat luas dari susunan dunia dan hubungan (seseorang) dengan susunan tersebut” (Cronen & Pearce dalam West & Turner, 2014, h.122). Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretatif-konstruktivis. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Metode dalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa makna hubungan antarumat beragama perspektif Kiai Sholeh adalah Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda agar mereka bisa saling belajar, bergaul, dan membantu antara satu dan lainnya dan mengakui perbedaan-perbedaan itu sebagai sebuah realitas. Kiai Sholeh mewujudkan konsep hubungan antarumat beragama dengan formasi dialog yang sudah diselenggarakannya dengan mengadakan seminar nasional kerukunan antarumat beragama. Interpretasi dari seminar nasional adalah interaksi Kiai Sholeh dengan non muslim seperti doa bersama, silaturrahmi keagamaan, pentas seni, live in, kerja sama bidang pendidikan, peleburan budaya antarumat beragama, dan aksi sosial pemuda bangsa. Hubungan yang sudah dijalankan oleh Kiai Sholeh dengan non muslim sebatas hubungan dhohir dan duniawi bukan hubungan ukhrowi. Kiai Sholeh menerapkan konsep hubungan antarumat beragama dipengaruhi oleh ayahnya sendiri Kiai Bahruddin dan gurunya Kiai Munawir serta pemahaman Kiai Sholeh terhadap piagam madinah. Pola budaya yang telah diterapkan oleh Kiai Sholeh dalam hubungan antarumat beragama adalah konsep tasawuf dan thoriqoh yang sudah diamalkan oleh beliau melalui jalan sufi dan 3 thoriqoh yaitu naqsyabandiyah, qodiriyah, dan syadiliyah.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/201.5/YUW/s/2015/041601588
Subjects: 200 Religion > 201 Religious mythology, general classes of religion, interreligious relations and attitudes, social theology > 201.5 Interreligious relations
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 26 Jul 2016 14:02
Last Modified: 26 Jul 2016 14:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155473
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item