Pengaruh Ekstrak Peptida Bioaktif Bakasang sebagai Antihipertensi Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) dan Gambaran Histopatologi Otak Tikus (Rattus norvegicus) Model Hipertensi Hasil Induksi Deoxycor

Filandi, Denis (2016) Pengaruh Ekstrak Peptida Bioaktif Bakasang sebagai Antihipertensi Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) dan Gambaran Histopatologi Otak Tikus (Rattus norvegicus) Model Hipertensi Hasil Induksi Deoxycor. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistol >140 mmHg dan tekanan darah diastol >80 mmHg secara menetap. Hipertensi dapat menimbulkan Reactive Oxigen Species (ROS) sehingga mengakibatkan stress oksidatif di dalam tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. MDA merupakan parameter terjadinya peroksidasi lipid yang dapat diketahui dengan pereaksi TBA. Hewan model hipertensi (Rattus norvegicus) diinduksi dengan menggunakan Deoxicorticosterone acetat (DOCASalt). Terapi nonfarmakologi terhadap hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan bakasang. Bakasang merupakan produk fermentasi dari jeroan ikan cakalang. Pada penelitian ini digunakan tikus putih (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok normal, kelompok hipertensi, kelompok hipertensi terapi captopril 5 mg/kgBB, kelompok hipertensi terapi bakasang 200 mg/kgBB dan kelompok hipertensi terapi 300 mg/kgBB. Kemudian dilakukan pengamatan histopatologi otak tikus yang dilakukan pewarnaan dengan metode Hematoksilen Eosin (HE). Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh rata-rata kadar MDA setiap kelompok berturut-turut (1,360 ± 0,191 μg/mL), (3,719 ± 0,158 μg/mL), (2,766 ± 0,104 μg/mL), (2,173 ± 0,238 μg/mL), (1.884 ± 0.111 μg/mL). Gambaran histopatologi otak tikus memperlihatkan bahwa terapi captopril dan bakasang telah memberikan perbaikan gambaran pembuluh darah pada organ otak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi peptida bioaktif bakasang dosis 300 mg/kgBB paling baik dalam menurunkan kadar MDA dan memberikan perbaikan gambaran histopatologi pembuluh darah dalam otak.

English Abstract

Hypertension is a condition of an increase in systolic blood pressure >140 mmHg and diastolic blood pressure >80 mmHg permanently. Hypertension can cause Reactive Oxigen Species (ROS), which causes oxidative stress in the body which can cause lipid peroxidation. MDA is lipid peroxidation parameters which can be determined by measuring the levels. Animal models of hypertension (Rattus norvegicus) induced by using Deoxicorticosterone acetate (DOCA-Salt). Nonpharmacological therapy against hypertension can be done using bakasang. Bakasang is a fermentation product of offal tuna. In this study used rats (Rattus norvegicus) were divided into five groups there is normal group, hypertension group, hypertension therapy captopril 5 mg/kgBW group, hypertension therapy bakasang 200 mg/kgBW group and hypertension therapy 300 mg/kgBW group. Then do the mouse brain histopathology observations made by the method Hematoksilen eosin staining (HE). From research conducted gained an average of MDA each successive group (1.360 ± 0.191 μg/mL), (3.719 ± 0.158 μg/mL), (2.766 ± 0.104 μg/mL), (2.173 ± 0.238 μg/mL) , (1884 ± 0.111 μg/mL). Histopathologic features mouse brain showed that captopril therapy and bakasang has given an overview repair of blood vessels in the brain organ. The conclusion of this study is a therapeutic bioactive peptides bakasang dose of 300 mg/kgBW of the most good in lowering levels of MDA and provide an overview repair of blood vessels in the brain histopathology.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/MIPA/2016/420/051610357
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 540 Chemistry and allied sciences
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 07 Nov 2016 15:01
Last Modified: 07 Nov 2016 15:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/154954
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item