Astari, TrieshaRetno (2015) Efek Paparan Sinar-X Terhadap Frekuensi Mikronukleus Sel Limfosit Untuk Pengembangan Dosimeter Biologi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemanfaatan teknologi nuklir pada berbagai bidang memerlukan dikembangkannya suatu metode yang mudah dan cepat untuk mengetahui risiko akibat terpapar radiasi. Mikronuklei (MN) adalah salah satu indikasi kerusakan struktur pada kromosom akibat paparan radiasi yang dapat diamati pada sel dengan dua inti (binukleat, BNC), dengan cara memblok proses pembelahan menggunakan sitokalasin B. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi MN yang terbentuk setelah paparan radiasi berbasis gender dan umur responden (donor). Sampel darah dari 6 laki-laki dan perempuan sehat dengan kisaran umur 25-51 tahun diiradiasi sinar-X pada dosis 0 dan 2 Gy, kemudian dilakukan pengkulturan dan uji MN dengan prosedur baku. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi MN pada perbedaan umur dan gender responden (donor) yang diiradiasi pada dosis 0 Gy (kontrol) dan 2 Gy berdasarkan α=5%, didapati bahwa dosis radiasi sinar X pada 2 Gy nyata berbeda lebih tinggi daripada 0 Gy. Akan tetapi pada masing-masing kelompok umur yaitu 28-30 tahun, 42-43 tahun dan 50-51 tahun tidak signifikan nyata.. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi laboratorium dan faktor lain seperti banyaknya dan kondisi sampel yang digunakan dengan variasi umur >60 th. Metode uji MN akibat radiasi menggunakan limfosit darah perifer memungkinkan untuk mempelajari efek iradiasi secara in vitro pada kromosom dan dapat digunakan sebagai dosimeter biologi.
English Abstract
Use of nuclear technology in various fields requires a development of a simple and quick method to determine the risks of radiation exposure. Mikronuklei (MN) is one of the indication of structure defect on chromosome as a result of radiation exposure which can be observed in a cell with two nuclei (binukleat, BNC), by way of blocking the cleavage process using cythochalacine B. The purpose of this study was to determine the variation of MN that formed after radiation exposure based on gender and age of respondens (donor). Blood samples from six samples (consist of 3 healthy men and 3 healthy women) with a range of age is about 25-51 years old were irradiated by X-ray at dose 0 and 2 Gy, then do culturing and MN testing with standard procedures. The results show that MN frequency on differences in age and gender of the respondents ( donors ) were irradiated at doses of 0 Gy ( control ) and 2 Gy based α = 5 % , it was found that the X-ray radiation dose in 2 Gy differ significantly higher than 0 Gy . However, in each age group is 28-30 years , 42-43 years and 50-51 years are not real significant. It is caused by the difference of laboratory condition and other factors such as the amount and sample condition that used with variety of ages > 60 years old. The MN test methods due to radiation using peripheral blood lymphocytes enable to learn the irradiation effect in in vitro on the chromosome and can be used as a biological dosimeter.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/MIPA/2015/146/051503399 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 570 Biology |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 May 2015 11:34 |
Last Modified: | 20 May 2015 11:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/154169 |
Actions (login required)
View Item |