Wijaya, Indra Adi (2007) Peranan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam mensukseskan Program Wajib Belajar 9 Tahun” : studi kasus pada Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini dilakukan atas dasar banyaknya permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Pemerintah dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas SDM khusus di dunia pendidikan membuat program Wajib Belajar 9 Tahun untuk anak usia sekolah. Program Wajib Belajar 9 Tahun ini dibuat agar anak yang berusia sekolah dapat bersekolah untuk dapat memperoleh pendidikan minimal pendidikan dasar 9 tahun. Kabupaten Gresik sebagai salah satu daerah yang ada di wilayah jawa timur berusaha untuk dapat melaksanakan program wajib belajar 9 tahun untuk anak usia sekolah 7-12 tahun dengan baik. Kabupaten Gresik yang salah satu kecamatannya, yaitu Kecamatan Manyar memiliki penduduk yang berusia antara 7-12 tahun atau yang berada dalam usia pendidikan dasar pada tahun 2007 belum semuanya memperoleh pendidikan dasar 9 tahun, dari 16562 anak usia sekolah yang ada di Kecamtan Manyar baru sebanyak 3577 yang bersekolah sehingga masih terdapat sekitar 12985 anak usia sekolah yang belum bersekolah pada usia tersebut. Untuk itu perlu adanya peranan dinas pendidikan dan kebudayaan dalam mensukseskan program wajib belajar 9 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kalitatif. Penelitian ini difokuskan pada 2 (dua) hal yaitu (1) Peranan dinas pendidikan dan kebudayaan dalam mensukseskan program wajib belajar 9 tahun dan (2) Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder, yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan hasil wawancara atau diuraikan dalam bentuk kalimat yang sesuai dengan klasifikasinya. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan disimpulkan. Dari hasil penelitian dilapangan, dapat dikatakan bahwa dengan adanya program wajib belajar 9 tahun ini akan membawa dampak yang baik pada peningkatan kualitas sumber daya manusia pada bidang pendidikan. Dimana program tersebut akan memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah untuk dapat bersekolah minimal pendidikan dasar 9 tahun. Karena banyak anak usia sekolah yang belum memperoleh pendidikan dasar 9 tahun, oleh karena itu dengan adanya program wajib belajar 9 tahun ini anak usia sekolah diupayakan untuk dapat bersekolah minimal pendidikan dasar 9 tahun. Berdasarkan dari analisis data bahwa pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Manyar belum terlaksana dengan baik, dikarenakan adanya hambatan dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun baik berasal dari masyarakat maupun dari dinas sendiri. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penyelesaian dari hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, diantaranya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pembenahan aturan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun.
English Abstract
This research was conducted on a basis that there are still many problems in the field of education related with some efforts to improve the quality of human resources in Indonesia. To improve the quality of human resource, government conducts 9-Year-Mandatory Schooling Program for school age children. Kabupaten Gresik, one of districts in East Java, tries to conduct 9-Year- Mandatory Schooling Program for children 7-12 years old. In 2007, 7-12-year-old children in Kecamatan Manyar, one of subdistricts in Kabupaten Gresik, have not all had 9-year basic education. Out of 16.562 school age children in Kecamatan Manyar, there are only 3.577 children are going to school, and the rest 12.985 are not going to school in that age. Therefore, the role of Department of Education and Culture is significant to make 9-Year-Mandatory Schooling Program successful. The method used in this research was qualitative method. The research focused on two things; (1) the role of Department of Education and Culture to make the program successful, and (2) obstacles faced in implementation of the program. The technique of data collection used was interview, observation, and documentation. Collected data are primary data and secondary data which will be presented in a table and interview results will be explained in sentences based on their classifications. Collected data will eventually be analyzed and concluded. From the research result, we can conclude that 9-Year-Mandatory Schooling Program brings good effect on improving quality of human resources in education field. The program will give school age children chances to have education at least in 9-year basic education. There are still many school age children have not gone to school yet, thus, the objective of the program is to make them have at least in 9-year basic education. Based on the data analysis, the implementation of 9-Year-Mandatory Schooling Program in Kecamatan Manyar has not been implemented well because there are still many obstacles in the implementation either from the society or from the department itself. To overcome the problems, there should be socialization to the society and a betterment of regulations in the implementation of 9-Year-Mandatory Schooling Program.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/MIPA/2007/050703161 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 03 Dec 2007 00:00 |
Last Modified: | 07 Mar 2022 01:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/151709 |
Preview |
Text
050703161.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |