Fendy, Nikita (2016) Deteksi Cemaran Daging Babi Pada Bakso Sapi di Kota Malang dengan Metode PCR-RFLP. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bakso merupakan makanan dari olahan daging yang cukup populer dan digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Salah satu ikon tempat kuliner bakso yang telah dikenal masyarakat yaitu kota Malang, yang dapat dilihat dari banyaknya kedai dan pedagang bakso keliling yang selalu ramai dengan pengunjung. Bakso banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang enak, harga yang cukup terjangkau, dan kaya akan nilai gizi seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Kandungan gizi pada bakso sendiri sangat ditentukan oleh daging dan komposisi bahan tambahan yang digunakan. Umumnya, bakso yang dijual di pasaran terbuat dari daging sapi, dan beberapa lainnya ada yang terbuat dari daging ayam, seafood, dan jamur. Keanekaragaman bahan baku ini, memunculkan ketakutan adanya kontaminasi produk bakso sapi dengan daging lain, khususnya daging babi. Adanya kemungkinan kontaminasi ini tidak hanya disebabkan oleh pencampuran langsung dari daging babi, namun dapat juga disebabkan oleh penggunaan mesin gilingan yang sama, sehingga dicurigai dapat ikut tercampur meskipun dalam jumlah kecil. Seperti yang telah diketahui, beberapa agama seperti Islam dan Yahudi melarang para penganutnya untuk mengkonsumsi daging babi, sehingga hal ini dapat menjadi kasus yang cukup sensitif dan penting untuk diverifikasi kebenarannya terkait kehalalan dari produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran daging babi pada bakso sapi di berbagai kedai bakso di kota Malang, serta membandingkan sensitivitas metode PCR konvensional dengan metode kombinasi PCR-RFLP yang memanfaatkan primer sitokrom B untuk mengamplifikasi fragmen DNA pada 359 bp serta enzim restriksi BseDI untuk memotong DNA hasil amplifikasi tersebut menjadi dua fragmen pada panjang 228 bp dan 131 bp. Pada penelitian ini , sampel yang diambil sebanyak 10% dari jumlah populasi, yang terdiri dari 12 sampel, serta 1 kontrol positif, dan 2 kontrol negatif. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu seluruh sampel dinyatakan negatif atau bebas dari cemaran daging babi. Serta, metode kombinasi PCR-RFLP memiliki sensitivitas yang lebih tinggi serta lebih spesifik dalam melakukan pendeteksian identifikasi daging dengan berbasis DNA.
English Abstract
Meatball is one of most favorite meat processed food. Commonly, Indonesian people like prefer to consume beef-based meatballs. One of the famous culinary beef meatballs places that have been widely known by Indonesian people is Malang, it can be seen from the excitement and how crowded the meatballs’ stall is in here. Many people like meatballs because of its delicious taste, its low price, but highly nutritious which contained protein, fat, and carbohydrate. The nutrition content in meatballs depends on the meat and the additional ingredient. Commonly, the meats that can be used are beef, chicken, seafood, mushroom, and pork. At some point, these various main ingredients could make people worried about pork contamination, especially in beef meatballs. The probability of pork contamination not only by direct mixing with the pork meat, but also by using the same grinding machine, and it could be assumed that the pork meat unconsciously mixed on a small scale. A few religions have banned its adherent to consume pork meat. Therefore, this could be a quite sensitive and important case to be verified which is related to halal authentication of food products, and it needs an effective methods with high sensitivity to detects and identifies food component that have a probability of pork contamination. The aim of this research is to detect the pork contamination in beef meatballs at various beef meatballs’ stall in Malang, and to compare the sensitivity of conventional PCR methods with combination PCR-RFLP methods. The PCR methods using cytochrome b as primer to produce DNA fragment at 359 bp, and will be combined with the RFLP methods using restriction enzyme BseDI to cut amplified DNA fragment into two fragments at 228 bp and 131 bp. The samples picked up from 10% of population which is consists 12 samples, 1 positive control, and 2 negative controls. The results of this research are all of the samples showed a negative result which means there is no pork contamination in all sample, and the combination PCR-RFLP methods had better sensitivity than PCR conventional methods for identification of DNA-based samples.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2016/721/051700167 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 07 Feb 2017 14:27 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 02:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/151271 |
![]() |
Text
SKRIPSI_FULL_NIKITA_F.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |