Pengaruh Penggunaan Jaring pada Tiga Varietas Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L

Firdaus, MohNur (2016) Pengaruh Penggunaan Jaring pada Tiga Varietas Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang merah dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu pelengkap hidangan yang penting, dibuktikan dengan konsumsi bawang merah yang mencapai 2,9 kg kapita-1 tahun-1 (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2013). Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup beragam namun dengan produksi yang masih rendah (kurang dari 10 ton ha-1) jika dibandingkan dengan potensi hasil produksi bawang merah yang dapat mencapai 20 ton ha-1. Disisi lain, muncul ketergantungan petani khususnya di Kabupaten Probolinggo pada satu jenis varietas saja, yakni varietas unggul lokal Biru Lancor, sehingga semakin menjadikan produksi bawang merah tidak mengalami peningkatan dan dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan bawang merah dalam skala lokal pada masa yang akan datang. Rendahnya produktivitas bawang merah ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, beberapa diantaranya ialah pemilihan varietas dan penerapan teknologi budidaya tanaman yang kurang sesuai dengan kondisi lingkungan (Sumarni dan Hidayat, 2005). Varietas sangat berpengaruh terhadap produktivitas bawang merah. Sebagaimana dilaporkan Azmi (2011) bahwa varietas memberikan pengaruh sangat nyata terhadap karakter jumlah umbi, diameter umbi, bobot basah per rumpun, bobot basah dan bobot kering per plot, dan bobot kering per umbi. Selain itu, penggunaan jaring dalam budidaya bawang merah juga memberi pengaruh terhadap produktivitasnya. Bahan polyethylene cenderung membuat cahaya menjadi tersebar sehingga memberikan keuntungan bagi tanaman (Moekasan, 2012). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jaring (net) dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan untuk memperoleh kombinasi jaring dan varietas yang tepat pada tanaman bawang merah. Hipotesis yang diajukan adalah penggunaan jaring putih dan varietas Thailand menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang tertinggi pada tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2015 di Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo. Alat yang digunakan pada penelitian ialah LAM, penggaris, timbangan analitik, thermohigrometer, lux meter, kamera, bambu, parang dan cangkul. Bahan yang digunakan ialah bawang merah varietas Filipina (Super Philip), varietas Thailand, varietas unggul lokal (Biru Lancor), dan jaring dengan kerapatan 49 mesh. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split-plot) dengan tiga ulangan. Perlakuan petak utama (main plot factor) adalah jenis penggunaan jaring yang terdiri dari 3 taraf percobaan, yaitu: J0 = Tanpa Jaring; J1 = Jaring Putih; dan J2 = Jaring Biru. Sedangkan perlakuan anak petak (sub plot factor) ialah varietas bawang merah yang terdiri dari 3 taraf percobaan, yaitu: V1 = Varietas Filipina (Super Philip); V2 = Varietas Thailand; V3 = Varietas Biru Lancor. Pengamatan dilakukan secara destruktif dan non destruktif. Pengamatan destruktif dilakukan dengan cara mengambil 3 tanaman contoh pada saat tanaman berumur 25 hst, 39 hst, 53 hst, sedangkan pengamtan non-destruktif dilakukan dengan cara mengamati 3 tanaman contoh pada petak panen untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan saat tanaman berumur 18 hst, 25 hst, 32 hst, 39 hst, 46, 53 hst meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam atau uji F dengan taraf 5%. Selanjutnya bila terdapat perbedaan antar perlakuan nyata, dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa jaring dan Varietas Thailand mampu meningkatkan komponen pertumbuhan panjang tanaman dan jumlah daun, namun tidak meningkatkan komponen hasil tanaman. Penggunaan jaring putih dan jaring biru memberikan pertumbuhan vegetatif yang sama dan tidak menurunkan produktivitas bawang merah. Varietas Super Philip, Thailand, dan Biru Lancor rata-rata mampu menghasilkan produksi 11 – 12 ton per hektar.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2016/7/051602653
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 05 Apr 2016 09:09
Last Modified: 25 Oct 2021 02:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/151257
[thumbnail of BAB_2.pdf]
Preview
Text
BAB_2.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_3.pdf]
Preview
Text
BAB_3.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Daftar_Pustaka.pdf]
Preview
Text
Daftar_Pustaka.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_4.pdf]
Preview
Text
BAB_4.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_5.pdf]
Preview
Text
BAB_5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 0._Cover.pdf]
Preview
Text
0._Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 0._Halaman_Awal.pdf]
Preview
Text
0._Halaman_Awal.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_1.pdf]
Preview
Text
BAB_1.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item