Pengaruh Metode Fermentasi Terhadap Kandungan Protein Dan Amonia Pupuk Organik Cair Yang Berasal Dari Limbah Cair Surimi

Dwijayanti, Hendaria (2016) Pengaruh Metode Fermentasi Terhadap Kandungan Protein Dan Amonia Pupuk Organik Cair Yang Berasal Dari Limbah Cair Surimi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Negara Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Sehingga Indonesia Merupakan Negara Yang Memiliki Kekayaan Laut Yang Sangat Besar. Oleh Sebab Itu Perkembangan Industri Pengolahan Ikan Berkembang Pesar Di Indonesia, Salah Satunya Adalah Industri Surimi. Surimi Merupakan Produk Intermediet Dari Ikan Yang Digunakan Untuk Berbagai Macam Produk Olahan Berbahan Baku Ikan. Selama Proses Pembuatan Surimi Tentunya Menghasilkan Limbah Cair Maupun Padat. Limbah Cair Surimi Mengandung Protein Yang Cukup Tinggi. Kandungan Protein Yang Cukup Tinggi Dapat Didegradasi Oleh Effective Microorganisme 4 (Em 4) Menjadi Ammonia. Ammonia Diperlukan Dalam Pertumbuhan Tanaman. Oleh Karena Itu Limbah Cair Surimi Berpotensi Untuk Dikonversi Menjadi Pupuk Cair Organik. Penguraian Senyawa Organik Atau Proses Dekomposisi Dapat Dilakukan Dengan Penambahan Aktivator. Proses Dekomposisi Biasanya Disebut Dengan Fermentasi. Berdasarkan Keberadaan Oksigen, Fermentasi Terbagi Menjadi 2 Macam, Yaitu Fermentasi Aerob Dan Fermentasi Anaerob. Fermentasi Aerob Merupakan Fermentasi Yang Membutuhkan Oksigen, Sedangkan Fermentasi Anaerob Tidak Membutuhkan Oksigen. Fermentasi Aerob Terbagi Menjadi 2, Yaitu Aerob Pasif Dan Aerob Aktif. Fermentasi Aerob Pasif Pada Prosesnya Dilakukan Terbuka Tanpa Bantuan Penyebaran Oksigen. Sedangkan Pada Fermentasi Aerobik Aktif Digunakan Aerator Sebagai Pembantu Sebaran Oksigen Dalam Limbah. Selama Proses Fermentasi Pada Metode Aerob Dan Minim Oksigen, Perubahan Protein Fluktuatif. Pada Metode Aerob Aerasi Penurunan Protein Drastis Pada Hari Ke 3, Hari Selanjutnya Viii Perubahan Protein Cenderung Konstan. Dapat Dilihat Bahwa Hari Ke 3 Merupakan Waktu Optimal Fermentasi Aerob Aerasi. Ammonia Yang Dihasilkan Sangat Tinggi Dibandingkan Dengan Metode Aerob Maupun Minim Oksigen. Salah Satu Faktor Yang Mempengaruhi Penguraian Protein Oleh Em4 Adalah Ph. Em4 Bekerja Optimum Pada Ph Mendekati 7. Ph Limbah Cair Awal Adalah 6, 87 Dan 7,14 Sehingga Kondisi Ini Cocok Dengan Ph Optimum Em4. Selama Proses Fermentasi Aerob Ph Mengalami Penurunan, Namun Kembali Meningkat Setelah Hari Ke 3. Kondisi Perubahan Metode Fermentasi Minim Oksigen Juga Sama Dengan Kondisi Perubahan Ph Pada Fermentasi Aerob. Berbeda Dengan Kedua Metode Tersebut, Metode Aerob Aerasi Mengalami Peningkatan Hingga Hari Ke 6, Hari Selanjutnya Kembali Turun Namun Tidak Terlalu Signifikan. Kenaikan Ph Selama Proses Fermentasi Disebabkan Adanya Ammonia Yang Bersifat Basa Sehingga Mempengaruhi Kondisi Lingkungan Limbah Cair.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2016/584/05160191
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 19 Oct 2016 09:00
Last Modified: 25 Oct 2021 01:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/151166
[thumbnail of 2.pdf]
Preview
Text
2.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Hendaria_Dwijayanti_125100601111021.pdf]
Preview
Text
Hendaria_Dwijayanti_125100601111021.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of 1.pdf]
Preview
Text
1.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item