Hapsari, RavenskaNarendra (2016) Pengaruh Metode Pengeringan Bahan Dan Jenis Fiksasi Pewarna Alami Sabut Kelapa Gading (Cocos Nucifera Eburnea) Terhadap Intensitas Warna Dan Ketahanan Luntur Pada Kain Batik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Secara umum hasil pewarna alami pada kain mori batik memiliki daya tarik sensorik kuat pada konsumen. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai pewarna alami batik adalah sabut kelapa gading (Cocos nucifera eburnea) karena mengandung senyawa tannin. Proses pembuatan batik meliputi mordanting, pewarnaan dan fiksasi (penguncian warna). Fiksasi merupakan tahap penting pembuatan batik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pengeringan sabut kelapa gading dan jenis bahan fiksasi terhadap ketahanan luntur dan intensitas warna kain. Metode penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah metode pengeringan yaitu matahari dan angin-angin. Faktor kedua adalah jenis bahan fiksasi yaitu tawas, tunjung dan kapur dengan konsentrasi 15%. Hasil perlakuan terbaik menggunakan metode Multiple Attribute yaitu pengeringan matahari dengan fiksator kapur tohor (CaO) dengan konsentrasi 15% (b/v). Nilai intensitas warna yaitu tingkat kecerahan L* 46,8; nilai a* (intensitas warna merah) 24,13 dan nilai b* (intensitas warna kuning) 16,93. Uji ketahanan luntur gosokan kering dan basah menunjukkan nilai SS (staining Scale) 4 (baik) dan 4 (baik). Uji ketahanan luntur terhadap pencucian menujukkan nilai SS (staining Scale) yaitu 4-5 (baik) dan nilai GS (Gray Scale) 4 (baik). Hasil uji intensitas warna L* menunjukkan bahan fiksator tawas mampu mengikat L* (tingkat kecerahan) lebih kuat. Bahan fiksator kapur tohor mampu mengikat nilai a* warna merah dan b* warna kuning lebih kuat. Bahan fiksasi tunjung menghasilkan nilai L*, a* dan b* lebih lemah. Pengeringan matahari sabut kelapa gading lebih banyak mengikat warna merah (a*) dan warna kuning (b*). Metode pengeringan sabut kelapa gading tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kecerahan warna (L*). Semakin lama waktu pengeringan maka semakin tinggi proses oksidasi dan kadar tanin semakin tinggi hingga membuat produk semakin rusak.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2016/564/051610171 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 26 Oct 2016 14:19 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 01:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/151144 |
![]() |
Text
PERSETUJUAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
![]() |
Text
PENGESAHAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text
Cover,_Daftar_Isi_dkk_(A5).pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
![]() |
Text
Laporan_Skripsi_RNH_(A5).pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |