Rosyidin, Khulafaur (2015) Efek Pretreatment Microwave-NaOH pada Pohon (Gedebog) Pisang Kepok terhadap Yield Selulosa dalam Produksi Bioetanol. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Energi dari bahan bakar minyak atau BBM merupakan suatu kebutuhan yang saat ini tidak dapat dihindari.Kelemahan BBM fosil ini merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, artinya pengadaan sumberdaya alam ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun keadaan yang seperti ini tidak seimbang dengan konsumsi BBM yang terus meningkat. Sebenarnya keberadaan BBM dapat disubstitusidengan bioenergi seperti jenis bensin yang dapat disubstitusi ataupun dicampur dengan bahan baku lain yang lebih ramah lingkungan dan pengadaannya membutuhkan waktu relatif cepat yaitu bioetanol.Sumber karbon dalam gula untuk dikonversi menjadi bioetanol banyak mengalami perkembangan, mulai dari sumber bioetanol generasi satu, generasi dua dan generasi tiga. Sumber bioetanol dari generasi I dan III masih banyak menimbulkan pertentangan khususnya yang berkaitan dengan sumber bahan pangan akan saling bersaing, dibandingkan dengan sumber bioetanol dari generasi II yang tergolong limbah lignoselulosa termasuk pohon (gedebog) pisang yang dapat dimanfaatkan selulosanya menjadi gula sederhana sebagai sumber karbon bakteri fermentasi.Keberadaan selulosa banyak sekali di bumi termasuk di Indonesia, namun selulosa ini masih terikat kuat dengan polimer lain yaitu hemiselulosa dan lignin. Untuk mendapatkan gula-gula sederhana ini harus melalui beberapa proses agar didapatkan selulosa dari dalam lignin dan hemiselulosa yaitu melalui proses pretreatmentdan kemudian bisa dilakukan proses hidrolisis dan fermentasi.Gedebog pisang merupakan salah satu limbah berlignoselulosa yang potensial di Indonesia dan memiliki kandungan selulosa mencapai 61,74%. Penelitian ini untuk mengetahui dari efek gelombang microwavedan pelarut ix NaOH terhadap selulosa pohon (gedebog) pisang kepok yang didapat dari kebun warga RT 04, RW 02 Desa Sumberjo Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Percobaan Rancang Acak Lengkap (RAL) antara lama waktu dan perbandingan massa bahan : volume pelarut yaitu 20, 30, 40 menit dan 20 : 150, 20 : 200, 20 : 250 (gram : mililiter) dan ukuran bubuk gedebog 60 mesh. Hasil menunjukkan selulosa mengalami penurunan dan didapat perlakuan terbaik yaitu 350,2 mg/g selulosa dengan rendemen 93,1% dan untreated sebagai bahan tanpa perlakuan pretreatment dengan kandungan selulosa awal yaitu 472,48 mg/g. Pada penelitian ini yang memiliki perbedaan nyata hanya pada fakor waktu setelah dianalisis dengan analisis ragam Anova dan dilanjutkan uji DMRT (Duncant Multiple Range Test) dengan taraf 5%.
English Abstract
Energy from fuel oil or BBM is a necessity that can not currently be avoided. The weakness of this fossil fuel is a natural resource that can not be renewed, meaning that the procurement of natural resources requires a very long time. However, such circumstances are not balanced by the increasing fuel consumption. The actual existence of the fuel can be substituted for bioenergy such as the type of gasoline that can be substituted or mixed with other raw materials are more environmentally friendly and relatively fast procurement takes namely bioethanol. Source of carbon in the sugars to be converted into bioethanol undergone many developments, ranging from first generation bioethanol sources, second generation and third generations. Source bioethanol from first and third generations are still plenty of cause conflicts, especially with regard to food sources will be competing, compared with a source of bioethanol from second generation classified as waste lignocellulosic including bananas stem (gedebog) that can be used cellulose into simple sugars as a carbon source of bacteria fermentation. The existence of cellulose aplenty on earth, including in Indonesia, but cellulose is still strongly bound to other polymers which hemicellulose and lignin. To get these simple sugars have to go through several processes in order to obtain cellulose from the lignin and hemicellulose, namely through the pretreatment process and then be done hydrolysis and fermentation. Banana stem is a waste lignocellulosic potential in Indonesia and has a cellulose content reached 61.74%. This study was to determine the effects of microwave waves and NaOH solvent for cellulose of kepok banana stem (gedebog) obtained from the garden resident of RT 04 RW 02 Sumberjo village ofJombang. This xi study uses a Experiments Randomized Design (RAL) between the length of time and the ratio of the mass of material : solvent volume that is 20, 30, 40 minutes and 20 : 150, 20 : 200, 20 : 250 (g: mL) and size of bananas stem powder is 60 mesh. Results showed decreased cellulose and obtain the best treatment that is 350.2 mg / g cellulose with a yield of 93.1% and untreated as the untreated material containing cellulose pretreatment early ie 472.48 mg / g. In this study, which has the only real difference in time factor when analyzed by analysis of variance Anova and continued DMRT (Duncant Multiple Range Test) with a level of 5%
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2015/575/051601000 |
Uncontrolled Keywords: | Gedebog Pisang, NaOH, Pretreatment, Selulosa,,,,,-Banana stem (Gedebog), Cellulose, NaOH, Pretreatment |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 12 Feb 2016 10:52 |
Last Modified: | 30 Nov 2021 04:56 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/150510 |
Text
Skripsi_Khulafaur_Rosyidin_(TEP_2011).pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |