Amalia, RizkiDwika (2015) Optimasi Alokasi Air Berbasis Ketersediaan dan Kebutuhan Air di Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sumberdaya air merupakan salah satu komponen utama yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Komponen ini harus dijaga kelestariannya karena menunjang kesetimbangan antara ekosistem satu dengan ekosistem lainnya. Wilayah Kota Batu merupakan bagian hulu dari Daerah Aliran Sungai Brantas, memiliki ratusan sumber air yang bernilai strategis terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih Kota Batu,Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Biaya alokasi air perlu diminimumkan tergantung dengan luas area yang ada, pengolahan air bersih dan pemakaian yang optimal. Kebanyakan studi optimasi hanya mempermasalahkan alokasi air tanpa mempertimbangkan harga air. Optimasi adalah suatu rancangan dalam pemecahan model-model perencanaan dengan mendasarkan pada fungsi matematika yang membatasi. Pada penelitian ini menghitungkan ketersediaan air dan kebutuhan air yang ada di Kota Batu untuk memperoleh alokasi air yang optimal. Ketersediaan air terkait dengan masalah kuantitas, kualitas dan penggunaan air yang ada. Kebutuhan air dapat dibagi dalam dua kategori yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan irigasi dan kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan non irigasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengoptimalkan alokasi air di Kota Batu dari ketersediaan air yang ada untuk kebutuhan air yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data dan pengolahan data. Pengumpulan data berupa data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi yang terletak di wilayah Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kota Bandung. Pengolahan data dibagi menjadi dua metode, yaitu metode dengan menggunakan aplikasi GIS dan Microsoft Excel 2013 untuk menentukan ketersediaan dan kebutuhan air serta metode simplex program linier pada aplikasi QM (Quantity Method) 2.0. Hasil dari nilai ketersediaan air di Kota Batu meliputi ketersediaan air tanah, ketersediaan air hujan dan ketersediaan air permukaan. Nilai ketersediaan air tanah sebesar 116,241 juta m3, nilai ketersediaan air hujan sebesar 338,77 juta m3 dan nilai ketersediaan air permukaan sebesar 156,68 juta m3. Nilai kebutuhan air di Kota Batu meliputi kebutuhan air penduduk, kebutuhan air industri dan kebutuhan air irigasi. Nilai kebutuhan air penduduk sebesar 9,25 juta m3, nilai kebutuhan air industri sebesar 7,78 juta m3 dan nilai kebutuhan air irigasi sebesar 41,72 juta m3. Nilai ketersediaan air di Kota Batu pada saat ini masih dapat mencukupi kebutuhan air di Kota Batu, namun tetap masih perlu dilakukan optimasi alokasi air untuk menghemat sumberdaya air pada masa yang akan datang. Biaya optimasi alokasi air semakin meningkat dikarenakan kebutuhan air penduduk dan industri yang meningkat, walaupun kebutuhan air irigasi yang menurun namun biaya alokasi air irigasi tidak begitu besar sehingga biaya alokasi tiap tahunnya tetap meningkat dengan rincian pada tahun 2014 sebesar Rp. 60.122.241.895, tahun 2019 sebesar Rp. 95.509.040.752, tahun 2024 sebesar Rp. 170.617.766.618, tahun 2029 sebesar Rp. 339.134.562.815 dan tahun 2034 sebesar Rp. 780.338.635.228. Pengalokasian air penduduk hingga tahun 2032 masih menggunakan air tanah, namum pada tahun 2033 sudah menggunakan air hujan, pengalokasian air irigasi hingga tahun 2034 masih menggunakan air hujan, sedangkan pengalokasian air industri yang awalnya menggunakan air tanah sudah menggunakan air hujan pada tahun 2031.
English Abstract
Water resource is one of the main components required by all living things. This component must be preserved to bear the equilibrium between one ecosystem to other ecosystems. The area of Batu City is the upstream of the Brantas River Basin which has hundreds of valuable water resources strategically to meet the needs of clean water of Batu City, Malang City, and Malang Regency. The cost of water allocation needs to minimize depending on the area of the existing water, clean water treatment, and optimal utilization. Most of the optimization study only concern about water allocation without considering the price of water. Optimization is a draft in the solution of the planning models based on mathematical functions that limit. This study focuses on computing water supply and demand in Batu City to obtain the optimal allocation of water. Water supply is related to the quantity, the quality and the use of existing water. Water demand can be divided into two categories, namely the water demand used for irrigation and the water demand used for nonirrigation purposes. This study aims to optimize the water allocation from the existing water supply to accommodate the water demand in Batu City. The method used in this study was quantitative method. This study was conducted with several steps; data collection and data processing. The data used were secondary data obtained from several institutions located in the area of Batu City, Malang Regency, and Bandung City. The data processing was divided into two methods; the method using GIS application and Microsoft Excel 2013 to determine water supply and demand as well as the simplex method of linear programming in QM (Quantity Method) 2.0 application. The results of water supply value in Batu City include groundwater supply, rainwater supply, and surface water supply. The value of groundwater supply was 116.241 million m3, the value of rainwater supply was 338.77 million m3, and the value of surface water supply was 156.68 million m3. The value of water demands in Batu covering the water demands of the population, industrial water demands and irrigation water demands. The value of the population water demand was 9.25 million m3, the value of industrial water demand was 7.78 million m3, and the value of irrigation water demands was 41.72 million m3. The value of water demand today still meets the water demand in Batu City; however it is still needed to do the optimization of water allocation to conserve water resources in the future. The cost of the optimization of water allocation is increasing due to the increase of population and the industrial water demand. On the other hand, the decreased water demand for irrigation needs lower cost; however the amount of the whole allocation cost remains increasing every year. As it can be seen in 2014, the allocation cost was Rp. 60.122.241.895. In 2019, the allocation cost is predicted to increase by Rp. 95.509.040.752, in 2024 would be Rp. 170.617.766.618, in 2029 would be Rp. 339.134.562.815 and in 2034 would be Rp. 780.338.635.228. The water allocation for population by the year 2032 is still predicted to use ground water. Nevertheless, by the year 2033, the population is predicted to use rainwater. By the year 2034, the water allocation for irrigation is predicted to use rainwater. Meanwhile, the industrial water allocation which previously used groundwater is predicted to use rainwater by the year 2031.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2015/113/051503371 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 May 2015 07:33 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149995 |
Text
Campur_Fix.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |