Analisa Metode Kolorimetri dan Gravimetri Kadar Glukomanan pada Porang (Amorphophallus muelleri Blume) dan Suweg (Amorphophallus campanulatus

Megawati, Johana (2014) Analisa Metode Kolorimetri dan Gravimetri Kadar Glukomanan pada Porang (Amorphophallus muelleri Blume) dan Suweg (Amorphophallus campanulatus. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemurnian glukomanan adalah indikator utama dalam mengevaluasi kualitas tepung glukomanan komersial. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menguji metode manakah yang lebih akurat dan presisi antara gravimetri dan kolorimetri. Selain itu, diujikan juga 2 jenis sampel umbi-umbian khas Indonesia, yaitu Amorphophallus muelleri dan Amorphophallus campanulatus untuk menguji apakah metode tersebut cocok diaplikasikan pada flora khas Indonesia. Porang (Amorphophallus muelleri Blume.) merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia karena mudah diperoleh dan mampu menghasilkan glukomanan yang cukup tinggi. Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tepung porang sebagai bahan pangan di Indonesia adalah adanya kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal dan iritasi saat dikonsumsi. Suweg (Amorphopallus campanulatus) merupakan salah satu spesies dari genus Amorphopallus yang umbinya bisa dimakan. Suweg memiliki kadar glukomanan yang rendah. Pencucian menggunakan etanol dilakukan untuk meningkatkan kandungan glukomanan dan menghilangkan komponen selain glukomanan. Penelitian ini menggunakan 2 jenis metode, yaitu deskriptif dan percobaan laboratorium dengan menggunakan Rancangan Tersarang. Metode deskriptif digunakan untuk membandingkan dua metode yang paling sering digunakan yaitu gravimetri dan kolorimetri, menggunakan sampel berupa Konjak Glukomanan (KGM) komersial. Rancangan Tersarang dilakukan untuk menguji apakah kedua metode tersebut bisa diaplikasikan untuk sampel selain Konjak Glukomanan. Rancangan Tersarang ini melibatkan faktor mayor berupa jenis umbi (Porang dan Suweg), faktor minor berupa tingkat kemurnian glukomanan, yang diuji dengan kedua metode. Metode kolorimetri dengan reagen 3,5-DNS menunjukkan akurasi yang lebih tinggi (93.21%) dibandingkan dengan metode gravimetri (63.49%) terhadap keterangan dalam kemasan bahan (90%). Standar deviasi relatif (RSD) kolorimetri sebesar 1.36%, lebih kecil dibandingkan RSD gravimetri sebesar 4.92%, menunjukkan bahwa kolorimetri lebih presisi dibandingkan gravimetri. Kenaikan kadar glukomanan pada tepung porang setelah dicuci dengan etanol bertingkat yaitu semula 40.29% menjadi 50.46%. Penurunan kadar glukomanan terjadi pada tepung suweg yang dicuci menggunakan etanol, semula 3.17% turun menjadi 0.77%. RSD metode kolorimetri sebesar 4.14% lebih rendah dibandingkan RSD gravimetri yang sebesar 12.32%, menunjukkan bahwa kolorimetri dapat mengukur kadar glukomanan porang dengan lebih presisi. Penggunaan metode kolorimetri untuk mengukur kadar glukomanan lebih disarankan karena akurasi dan presisinya yang lebih tinggi, namun untuk sampel yang kadar glukomanannya dibawah limit deteksi kolorimetri, sebaiknya menggunakan metode gravimetri.

English Abstract

Glucomannan purity is the main indicator in evaluating the quality of commercial glucomannan flour. However, now there is no study to evaluate which are more accurate and presition to determine levels of glucomannan between gravimetric and colorimetric yet. Two types of Indonesian tubers Amorphophallus campanulatus and Amorphophallus muelleri are also tested to determine wheater those methods are compatibly to Indonesian flora to analyze glucomannan. Porang (Amorphophallus muelleri Blume) is a potential tuber in Indonesia because it’s easily obtained and is able to produce a high glucomannans. The main problem encountered in the development of porang flour is the presence of calcium oxalate that causes intense itching and irritation when it’s consumed. Suweg (Amorphopallus campanulatus) is an edible tuber of Amorphopallus. Suweg have low levels of glucomannans. Improving the content of glucomannan and eliminating other components can be done with ethanol washing proccess. This analysis uses 2 kinds of design, descriptive and 3 factorials nested design. Descriptive is used to compare these two methods, gravimetric and colorimetric, with commercial Konjak Glucomannan (KGM) sample. Nested design is used to analyse the compatibility of those two methods with Indonesian’s comodity samples. Its major factors are type of tuber (Porang dan Suweg), and its minor factors are the purities of glucomannans flour, which are tested using gravimetric and colorimetric methods. Colorimetric method with 3,5-DNS reagent is more acurate and presition than gravimetric method. Glucomannan contect of maserated porang flour is higher than crude porang flour, but it doesn’t in suweg. Gravimetric method is compatible to measure glucomannan content of porang and suweg, although it is less accurate and presition. Colorimetric method is compatible to measure porang’s glucomannan content, but it’s not compatible to suweg. Porang’s glucomannan level is increased after wasing process, 40.29% to 50.46%. Suweg’s glucomannan level is decreased instead, from 3.17% to 0.77%. Colorimetric’s RSD is 4.14%, lower than gravimetric’s 12.32%. It shows that colorimetric method is more precicious to analyse glucomannan than gravimetric does. Colorimetric is suggested to analyse glucomannan because of its accuracy and precicious. Less glucomannan sample, below colorimetric’s limit of detection, gravimetric method is necessary.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2014/489/051408221
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 22 Dec 2014 09:38
Last Modified: 12 Nov 2021 05:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149903
[thumbnail of 1._Cover.pdf]
Preview
Text
1._Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 2._Ringkasan_+_Daftar_Isi.pdf]
Preview
Text
2._Ringkasan_+_Daftar_Isi.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 3._Bab_I-V_+_Daftar_Pustaka_+_Lampiran.pdf]
Preview
Text
3._Bab_I-V_+_Daftar_Pustaka_+_Lampiran.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item