Pembuatan Pektin Berwarna dari Ampas Apel Manalagi dengan Penambahan Filtrat Mawar Merah (Kajian Rasio Bahan:Pelarut dan Tingkat Penambahan Filtrat)

Christianita, Ambrosia Adela Merry (2014) Pembuatan Pektin Berwarna dari Ampas Apel Manalagi dengan Penambahan Filtrat Mawar Merah (Kajian Rasio Bahan:Pelarut dan Tingkat Penambahan Filtrat). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengolahan apel dalam industri pangan menghasilkan sejumlah besar ampas yang belum termanfaatkan secara optimal sehingga memiliki potensi untuk diolah menjadi pektin. Dalam 100 g ampas apel terkandung pektin sebesar 15-20% (De Man, 1997). Tahun 2009 Indonesia mengimpor pektin mencapai lebih dari 100 ton (BPS, 2010 dalam Agustina, 2010). Industri pangan di Indonesia akan semakin berkembang dan kebutuhan pektin juga semakin meningkat. Pemanfaatan ampas apel sebagai bahan baku pektin tentu berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi tersendiri jika dikelola dan dikembangkan dengan baik. Seiring meningkatnya kesadaran konsumen akan pangan yang sehat, maka penggunaan bahan sintetis menjadi dibatasi sehingga menunjang tumbuhnya produk alami pada industri pangan. Antosianin adalah pigmen yang menyebabkan warna merah, violet dan biru. Pigmen tersebut dapat diperoleh dari bunga mawar merah. Penggunaan pigmen antosianin mawar merah ini memiliki potensi yang tinggi untuk diaplikasikan sebagai pewarna makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan hasil samping olahan apel dan bunga mawar potong sortiran sebagai bahan tambahan pangan alami, mencari kajian rasio bahan banding pelarut dan tingkat penambahan filtrat mawar merah, serta mengetahui karakteristik pektin berwarna yang dihasilkan dari perlakuan terbaik. Penelitian ini menggunakan metode dakian tercuram (Steepest Ascent Method) dengan 2 faktor yaitu rasio bahan banding pelarut dan tingkat penambahan filtrat mawar merah. Respon yang diamati adalah rendemen pektin berwarna dan kemerahan (a*). Hasil penelitian menunjukkan nilai regresi untuk respon rendemen pektin berwarna sebesar Y=34,6600+2,5475β1+5,8225β2 dan untuk nilai regresi respon kemerahan adalah Y=18,2222+0,6000β1+2,3000β2. Berdasarkan hasil percobaan dakian tercuram, tidak diperoleh titik maksimum pada respon rendemen pektn, sedangkan untuk respon kemerahan (a*) diperoleh titik maksimum pada rasio bahan banding pelarut 1:105 (b/v) dengan penambahan filtrat mawar merah sebesar 160%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa variabel bebas berpengaruh nyata terhadap respon kemerahan (a*) sedangkan pada respon rendemen pektin berwarna tidak berpengaruh nyata.

English Abstract

Apple processing in food industries has produced a lot of by product which not been utilized optimally. It was known that 100 g of apples contain 15- 20% pectin (De Man, 1997), thus apple pomace are potentially used as raw materials for pectin production. Within 2009 only, Indonesia had imported more than 100 ton pectin (BPS, 2010 in Agustina, 2010), meaning that Indonesia are highly demanding toward pectin. This demand will be increasing therefore, management of apple pomace as raw materials for pectin production could be beneficial for Indonesia. On the other hand, Indonesians are more aware for consuming healthy food. Synthetic materials are less used and preferred while natural materials are more preferred as raw materials in food industry. The main attention of synthetic materials in food is colorant, thus natural colorants are explored more nowadays. Anthocyanin is natural reddish pigment or may result in purplish and bluish color. This pigment could be obtained from flowers such as rose which potentially used as natural colorant in food. Combination of pectin from apple pomace and red rose filtrate will generate a new product which not only economic (reduce the import) but also healthy (natural oriented). This study aims to increase the utilization of apple pomace and roses for producing naturally colored pectin. Furthermore, it is expected that the best material:solvent ratio and red rose filtrate addition could be obtained, as well as characterizing the colored pectin based on the best treatment. Steepest ascent method with 2 factors (material:solvent ratio and red rose filtrate addition) was used as this study’s experimental design. The observed responses were colored pectin yield and redness value (a*). Results showed that linier regression equation for colored pectin yield response was Y=34,6600+2,5475β1+5,8225β2 while equation for redness value response was Y=18,2222+0,6000β1+2,3000β2. Based on the steepest ascent trial, it was known that the maximum point of pectin yield response was not obtained. As redness value (*a) response was obtained by using 1:105 (w/v) of materials:solvent ratio and 160% of filtrate addition. Based on the steepest ascent, it was also known that the independent variable gave significant difference towards redness value (a*) response while gave insignificant difference towards colored pectin yield.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2014/46/051401399
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 25 Feb 2014 11:26
Last Modified: 11 Nov 2021 06:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149873
[thumbnail of SKRIPSI.pdf] Text
SKRIPSI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item