Nurhalimah, Hanny (2014) Efek Antidiare Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus) yang Diinduksi Bakteri Salmonella typhimurium. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Diare merupakan penyakit infeksi usus yang menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan diare perlu diperhatikan terjadinya dehidrasi pada penderita, sehingga diperlukan pengganti cairan. Pengobatan menggunakan obat kimia dapat menimbulkan efek samping, sehingga masyarakat biasanya menggunakan tanaman obat secara empiris sebagai obat diare. Daun beluntas adalah salah satu tanaman obat yang di manfaatkan sebagai obat diare, senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun beluntas yaitu fenol, tanin, alkaloid, steroid dan minyak atsiri, serta memiliki sifat antibakteri penyebab diare. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas antidiare ekstrak daun beluntas secara in vivo. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan ekstrak daun beluntas dengan menggunakan Rancangan Tersarang 2 faktor. Faktor I adalah metode ekstraksi yang terdiri dari 2 level yaitu maserasi dan infusa. Faktor II adalah rasio bahan dengan pelarut yang terdiri dari 3 level yaitu 1:5 (b/v), 1:7,5 (b/v), dan 1:10 (b/v). Tahap kedua pengujian antidiare secara in vivo menggunakan RAL. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, kelompok 1 (K-) diberi aquades, kelompok 2 (K+) diberi Salmonella typhimurium, kelompok 3 (kontrol obat) diberi Salmonella dan loperamid HCl 0,0102 mg/kg bb, kelompok 4, 5 dan 6 masing masing diberi Salmonella typhimurium dan diberi perlakuan dosis 1, 2, 3, yaitu 150, 300, dan 600 mg/kg bb. Semua perlakuan diberikan secara oral sebanyak 0,4 ml. Analisa data penelitian tahap pertama menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT 5%. Pemilihan perlakuan terbaik dengan metode multiple attribute Zeleny. Data hasil pengamatan penelitian tahap kedua dianalisa secara statistik dengan SPSS 17.0 dengan selang kepercayaan 95%. Data hasil pengamatan menggunakan analisa ragam menunjukkan perlakuan metode ekstraksi dan rasio bahan dengan pelarut menunjukkan perbedaan yang nyata (α=0,05) terhadap kadar tanin, total fenol dan rendemen. Perlakuan terbaik metode multiple attribute yaitu didapatkan kadar tanin kadar tanin, total fenol dan rendemen masing-masing sebesar 80329,581 ppm, 5104,081 ppm GAE, dan 12,89% menggunakan rasio bahan pelarut 1:10 (b/v). Berdasarkan hasil pengamatan Ekstrak daun beluntas memberikan efek antidiare pada dosis 150 dan 300 mg/kgbb, dan pada dosis 600 mg/kg bb memberikan efek yang sebanding dengan loperamid HCl. Hal ini dapat dilihat dari rentang waktu diare yang paling cepat dibandingkan dengan kontrol positif (diare tanpa perlakuan).
English Abstract
Diarrhea is an infectious intestinal disease, a public health problem in developing countries, including Indonesia. Treatment of diarrhea should be consideredin patients with dehydration, so fluid replacement is needed. Treatment using chemical drug scan cause side effects, so people usually use medicinal plants as diarrhea empirically. Beluntas leaf is one of medicinal plants in use as a medicine for diarrhea, the active compounds identified in the leaf beluntas namely phenols, tannins, alkaloids, steroids and essential oils, as well as having antibacterial properties that cause diarrhea. The objective ofthis research was to know about antidiarrheal effectiveness beluntas leaf extractin vivo. This research was divided into 2 step. The first step was the making beluntas leaf extracts using a nested design 2 factors. The first factor was the extraction method consists of two levels, namely maceration and infusion. The second factor was the ratio of material to solvent consisting of three levels, namely 1:5 (w/v), 1:7.5 (w/v), and 1:10 (w/v). The second step of testing in vivo antidiarrheal using completely randomized design. Mice was divided into 6 groups, group 1 (K-) was given distilled water, group 2 (K+) was given Salmonella typhimurium, group 3 (control drug) was given Salmonella and loperamide HCl 0,0102 mg/kg bw, group 4, 5 and 6 respectively each given Salmonella typhimurium and treated with doses of 1, 2, 3, namely 150, 300, and 600 mg/kg bw. All treatments was given orally 0.4 ml. The first level of the research data analysis using ANOVA and LSD test 5%. The selection of the best treatment with multiple attribute Zeleny method. The result data from the second level research analyzed by statistically withSPSS17.0 and 95% confidence interval. Observed data using analysis of variance showed treatment methods of extraction and ratio of material to solvent showed significant differences (α = 0.05) on levels of tannins, total phenols and yield. The best treatment method is obtained Zeleny multiple attribute levels of tannin content of tannins, total phenols and yield respectively 80329,581 ppm, 5104,081 ppm GAE, and 12,89% using a solvent ratio of 1:10 (w/v). Based on observations of leaf extract beluntas antidiarrheal effects at doses of 150 and 300 mg/kg, and the dose of 600 mg/kg bw effect comparable to loperamide HCl. It can be seen from the span of the fastest diarrhea compared with positive controls (diarrhea without treatment)
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FTP/2014/432/051406606 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 17 Oct 2014 09:35 |
| Last Modified: | 10 Nov 2021 03:37 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149843 |
Preview |
Text
LAMPIRAN.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER_DAN_DAFTAR_ISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
SKRIPSI.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |