Septyana, Shita Yusan (2014) Efektivitas Dan Uji Stabilitas Sistem Wastewater Double Treatment Dengan Kombinasi Biofilter Anaerobik – Aerobik Pada Proses Pengolahan Limbah Cair Tahu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tahu merupakan salah satu sumber makanan yang berasal dari kedelai yang mengandung protein tinggi dan diperoleh melalui penggumpalan (pengendapan) protein susukedelai. Untuk memproduksi 1 ton tahu dihasilkan limbah sebanyak 3.000 - 5.000 Liter. Akibatnya limbah yang dihasilkan industri tahu cukup tinggi dan perlu penanganan yang memadai. Limbah cair tahu yang umumnya hanya dibuang secara langsung pada perairan setempat diketahui masih mengandung banyak bahan organik berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung COD, BOD, TSS dan pH yang sangat tinggi. Beberapa metode telah digunakan dalam upaya pengolahan limbah cair tahu, salah satunya ialah dengan menggunakan sistem double treatment anaerob-aerob. Pada aplikasi system wastewater double treatment anaerob–aerob terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu Hydroulic Retention Time (HRT), inokulum dan aerasi. Pada sistem anaerob HRT yang digunakan adalah 12 jam serta penambahan inokulum sebesar 5% ( ⁄). Adapaun pada sistem aerob HRT yang digunakan adalah 9 jam dengan penambahan inokulum sebesar 15% ( ⁄)serta aerasi sebesar 0,45 vvm. Kemudian sistem akan diulang sebanyak 30 kali perulangan untuk mengetahui kestabilanya. Dari 30 sampel yang diujikan, dalam masing-masing faktor yaitu COD, BOD dan TSS, efektivitas yang dihasilkan terhadap reduksi COD mencapai 90,64%, BOD 90,21% serta TSS 56,52%. Sistem ini lebih efektiv dibandingkan dengan perlakuan menggunakan single treatment. Berdasarkan uji stabilitas baik COD, BOD maupun TSS didapatkan 3 kondisi stabil, dimana pada kondisi stabil pertama dan kedua presentasi degradasi limbah yang dihasilkan masih menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan yang tidak konstan (belumstabil). Sedangkan kondisi stabil didapatkan pada kondisi ketiga. Dari ketiga parameter, baik COD, BOD serta TSS, stabilitas sistem yang dihasilkan berada pada batch ke 24-30, dengan fluktuasi antar batch ±5%. Pada perubahan pH menunjukkan pH yang dihasilkan berada pada keadaan netral yaitu mencapai 5,6.. Adanya identifikasi terlebih dahulu pada mikroorganisme yang akan digunakan sebagai inokulum dan adaptasi sistem selama 18 hari serta penambahan penyaring dalam sistem aerob sangat diperlukan untuk mendapat kan hasil yang lebihefektif.
English Abstract
Tofu is one of food that derived from soybeans and containing high protein with gotten by clotting (precipitation) of soy milk protein. For produce 1 ton of tofu are caused wastewater as much 3000 – 5000 Liter. Wastewater of tofu that usually thrown out directly to local waters, still contain of organics matter such as carbohydrates, proteins, and faty.That’s organics matter cause wastewater of tofu industrial contain high COD, BOD, TSS and pH. Some method have been used in wastewater tofu treatment, one of that method is using double treatment anaerob-aerob. On the application of system wastewater double treatment anaerobic-aerobic there are several factors that influence, such as Hydroulic Retention Time (HRT), precentation of inoculum and aeration. In anaerobic system used HRT 12 hours and precentation of inoculums is 5% ( ⁄). The aerobis system use HRT 9 hours with precentation of inoculums is 15% ( ⁄) and aeration 0,45 vvm. Then the system will be repeated 30 times iteration to determine that stabilitation.jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj From 30 sample that were tested, In each of these factors, COD, BOD and TSS, the result of effectiveness reduction in COD reached 56,52%, BOD 90,21% and TSS 56,22%. This system more effective than using single treatment. Based on stabilization COD, BOD and TSS there are 3 stabil condition, where the first and second condition percentation of waste degradation still showed an increase and decrease that unstabil (not constant). While the steady state obtained in the third condition. For three parameter of COD, BOD and TSS the stability of the resulting system is in batch 24-30, with a fluctuation between batches IS ± 5%. pH showed a changes produced in a state that is neutral, reached 5.6.. The identification of the microorganisms that will be used as the inoculum and the adaptation of the system for 18 days also the addition of a filter in the aerobic system is needed to obtain more effective results.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FTP/2014/343/05140405062 |
| Uncontrolled Keywords: | Aeration, anaerobic-aerobic, double treatment, HRT, Inoculum, Wastewater. |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 10 Oct 2014 14:18 |
| Last Modified: | 02 Dec 2021 07:39 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149745 |
Preview |
Text
1._Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
3._Laporan_Skripsi.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
2._Lembar_Persetujuan_dll.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |