Cahyani, Anisah (2014) Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Alkohol dan Nilai Kalor dari Bioetanol Berbahan Baku Umbi Gadung (Dioscorea hipsida Dennst.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Umbi gadung merupakan salah satu jenis umbi yang mengandung senyawa beracun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Meskipun umbi gadung beracun, tetapi masyarakat mengolahnya menjadi keripik. Jumlah yang dikonsumsi dari bentuk olahan ini masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan panen yang dihasilkan bisa mencapai 19,7 ton/ha. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah memanfaatkan pati yang terkandung dalam umbi gadung (Dioscorea hipsida) dikonversi menjadi bioetanol. Apabila dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol sangat layak dari segi ketersediaannya, artinya untuk ketersediaan sebagai bahan baku baku cukup aman dan tidak bersaing dengan bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui mengetahui pengaruh enzim terhadap proses liquifikasi dan sakarifikasi terhadap total gula reduksi yang diperoleh, 2) mengetahui kadar etanol yang dihasilkan dari destilasi sebagai alternatif bahan bakar, dan 3) menetukan besarnya nilai kalor bahan bakar alkohol yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah SSF (Simultaneous Saccarification Fermentation) atau SFS (Sakarifikasi Fermentasi Simultan) yaitu proses hidrolisis dan fermentasi dilakukan secara serentak. Penelitian ini dilakukan dengan metode menggunakan pendekatan teoritis menggunakan standar deviasi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan, pengulangan perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali. Pengujian yang dilakukan pada umbi gadung segar adalah kandungan air, pati, kadar abu, serat, dan kadar karbohidrat. Sedangkan pengujian yang dilakukan pada etanol adalah total gula reduksi, pH, kadar etanol setelah fermentasi, kadar etanol setelah destilasi, dan nilai kalor bahan bakar cair. Hasil optimum perolehan nilai total gula reduksi pada proses hidrolisis yaitu pada perlakuan C penggunaan volume enzim 0,6 % v/v sebesar 6,00%. Sedangkan nilai total gula reduksi pada perlakuan A (0,2% v/v) dan B (0,4% v/v) berturutturut sebesar 4,85% dan 5,24%. Kemampuan tertinggi konversi glukosa menjadi etanol pada perlakuan B dengan penggunaan volume enzim 0,4% v/v sebesar 9,10%. Sehingga kadar etanol tertinggi yang dihasilkan dari hasil destilasi yaitu pada perlakuan B yaitu 79,9%. Sedangkan kadar etanol untuk perlakuan A dan C adalah 66,57% dan 72%. Nilai kalor tertinggi dihasilkan pada perlakuan B yaitu sebesar 5232,23 kal/g. Sedangkan nilai kalor pada perlakuan A dan C berturut-turut 4257,57 kal/g dan 4600,85 kal/g.
English Abstract
Yam tuber is one of the tuber type which contains toxic compound, that is acid cyanide (HCN), yet underutilized by the public. Although yam tuber is poisonous, but the community already made them into chips. The number of consumption from the form of this processed is still relatively low to compare with crop produced can reach 19,7 ton/ha. One alternative that can be used is to utilize the starch contained in yam tuber (Dioscorea hipsida Dennst.) converted into bioetanol. If it’s used as raw materials for making bioetanol’s very appropriate in terms of its availability, it means for availability of raw materials for raw safe enough and not compete with food. The purpose of this research is to 1) knowing the influence of enzymes in liquification and saccarification proces to the total reduction sugar obtained, 2) know the levels of ethanol resulting from distillation as an alternative fuel, and 3) to determine the amount of heat value of fuel alcohol produced. The method used SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) is hydrolysis and fermenting conducted simultaneously. The research was conducted with methods used theoretical approach using a standard deviation which aims to know influence of the treatment, the repetition of the treatment is carried out three times. Tests carried out on yam tuber is moisture content, ash content, starches, fiber and carbohydrate levels. While tests carried out on ethanol is the total reduction, pH, glucose levels after ethanol fermentation, ethanol evels after distillation, and the heat value of the liquid heat. Optimum results acquation value total sugar reduction on hydrolysis in treatment C, the use of enzyme volume 0,6% v/v of 6,00%. While the total value of the sugar reduction treatment A (0,2 v/v) and B (0,4 v/v) in a row of 4,85% and 5,24% highest conversion ability of glucose to ethanol in the treatment volume with the use enzyme B 0,4% v/v of 9,10%. So the highest levels of ethanol produced from distillation results in treatment B 79,9%. While the levels of ethanol produced from distillation results in treatment A and C in a row 66,57% and 72%. The highest value of the heat generated at the treatment B is equal 5232,23 cal/g. While While the heat value in treatment A and C in a row 4257,57 cal/g and 4600,85 cal/g.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2014/342/05140405061 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 10 Oct 2014 14:11 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149744 |
Text
Skripsi_Anisah_Cahyani_PDF.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |