Damayanti, Fifi (2017) “Ruang Budaya Barikan di Desa Polaman, Lawang, Jawa Timur”. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Desa Polaman merupakan salah satu desa di kecamatan Lawang yang memiliki ruang budaya dalam permukimannya. Terbentuknya sebuah ruang budaya dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan fungsi ruang yang digunakan. Sedangkan fungsi sebuah ruang dipengaruhi oleh pelaku dan aktivitas yang dilakukannya. Hal ini terlihat pada ruang budaya yang terbentuk karena ritual barikan yang dilakukan oleh warga desa Polaman, terutama warga RT 03 dan RT 04, RW 10, Kelurahan Kalirejo. Penelitan ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan ruang budaya barikan di desa Polaman. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti ingin meneliti mengenai ruang budaya masyarakat dengan data yang tidak bersifat numerik. Sedangkan paradigma yang digunakan adalah paradigma naturalistik dimana peneliti akan mengamati tanpa mempengaruhi objek penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Pada penelitian ini jenis fenomenologi yang digunakan adalah fenomenologi transedental. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan menentukan 14 sampel dari 30 sampel pelaku barikan. Selain itu untuk mendukung analisis pada ruang budaya barikan, observasi juga dilakukan terhadap ruang budaya wiwit dan pernikahan. Dari hasil analisis menggunakan deskriptif kualitatif, diketahui indikator karakteristik sosial masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat desa Polaman merupakan masyarakat suku Jawa yang guyub. Salah satu faktor penyebabnya adalah ikatan kekerabatan yang erat antar warga. Selain itu ikatan kekerabatan tersebut membuat masyarakat memilih makam Karang Suwung sebagai ruang untuk melakukan barikan. Masyarakat menganggap bahwa makam tersebut adalah sebuah punden, asal muasal desa Polaman itu sendiri.
English Abstract
Polaman Village is one of villages in Lawang subdistrict that has cultural space in it’s settlement. The formation of a cultural space can be shown by changes in the function of space used. While the function of a space is influenced by the space’s users and the activities. This can be seen in the cultural space that formed by barikan rite which performed by the villagers of Polaman, especially the residents of RT 03 and RT 04, RW 10, Kalirejo Village. This research was conducted to analyze the establishment of a barikan cultural space in Polaman village. In this research used descriptive qualitative research method. Researchers want to examine the cultural space of society using non-numerical data. While the paradigm used is a naturalistic paradigm where researchers will observe without affecting the object of research. The approach used is phenomenology approach. In this study the type of phenomenology used is transcendental phenomenology. Sampling was done by purposive sampling method, by determining 14 samples from 30 sample of barikan actors. From the results of the analysis using qualitative descriptive, it is known indicator of social characteristics of society shows that the people of Polaman village is a harmonious society of Javanese. One of the contributing factors is the close bonds of kinship between citizens. In addition, these kinship ties make people choose the grave of Karang Suwung as a space to perform barikan. The community considers that the tomb is a punden, the origin of the Polaman village itself.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/306/DAM/r/2017/041707134 |
Uncontrolled Keywords: | PUBLIC ARCHITECTURE, PUBLIC SPACES, CULTURE - SOCIAL ASPECTS |
Subjects: | 300 Social sciences > 306 Culture and institutions |
Divisions: | S2/S3 > Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 22 Aug 2017 03:48 |
Last Modified: | 22 Oct 2020 15:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1497 |
Text
FIFI DAMAYANTI.pdf Download (19MB) |
Actions (login required)
View Item |