Mawarni, RizkiTika (2014) Pengaruh Lama Penggilingan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Metode Ball Mill Bersirip Dalam Dengan Pencucian Etanol Bertingkat Terhadap Kadar Kalsium Oksalat dan Derajat Putih. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Umbi Porang adalah salah satu tanaman liar yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia, karena salah satu kandungan yang bermanfaat dari umbi tersebut adalah glukomanan. Glukomanan merupakan salah satu sumber serat larut air, rendah kalori, dan mempunyai sifat hidrokoloid. Kelemahan pada umbi porang tersebut apabila dikonsumsi dapat menimbulkan iritasi dan gatal yang disebabkan oleh adanya kalsium oksalat. Apabila mengkonsumsi kalsium oksalat berlebih dapat menimbulkan endapan kristal kalsium oksalat dalam ginjal. Pengolahan umbi porang menjadi tepung merupakan metode yang tepat untuk memanfaatkan umbi porang di bidang pangan. Permasalahan dalam pengembangan tepung porang adalah belum ditemukan metode penepungan yang tepat dalam menghasilkan tepung porang ukuran granula lebih kecil yang kadar kalsium oksalat mencapai 0,4 -1,5 g. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan metode penepungan ball mill dengan kombinasi cyclone dan pencucian etanol bertingkat. Tujuan penelitian adalah mengetahui lama penggilingan dan karakteristik fisik kimia tepung porang rendah kalsium oksalat. Penelitian penepungan umbi porang menggunakan metode ball mill bersirip dalam dengan pencucian etanol bertingkat dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lama penggilingan. Faktor lama penggilingan terdiri dari 9 level yaitu L0, L1, L2, L3, L4, L5, L6, L7 dan L8. Faktor tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali sehingga didapatkan 18 satuan percobaan Data yang diperoleh dianalisa dengan Analysis of Varians (ANOVA) dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Tange Test (DMRT) dengan selang kepercayaan 1%. Perlakuan terbaik dipilih dengan metode Multiple Attribute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu penggilingan dengan metode ball mill bersirip dalam dengan pencucian etanol bertingkat memberikan pengaruh sangat nyata pada taraf (α=0,01) terhadap kadar kalsium oksalat dan derajat warna putih tepung porang. Tepung porang perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan lama penggilingan L8. Tepung porang hasil perlakuan terbaik memiliki rerata kadar kalsium oksalat 0,89%, derajat warna putih 69,65, kadar glukomanan 78,23%, viskositas 25410 cps, kadar air 10,02%, kadar abu 0,18%, kadar protein 0,61%, dan kadar lemak 0,88%. Berdasarkan pengamatan SEM rerata ukuran tepung berkisar 180-322,7 μm.
English Abstract
Porang is one of wild plants which have the potential to be developed in Indonesia, as one of useful content of the tuber is glucomannan. Glucomannan is one of source as soluble fiber, low calories, and have a hydrocolloid properties. The weakness in the porang tuber is high presence of calcium oxalate. The facts that calcium oxalate causes itching, skin irritation, crystallization in the kidney. Porang flour is a processed product from porang tuber produced. Problems in the development of the porang flour is not found yet in the proper method of flouring porang product with calcium oxalates levels reach 0,4-1,5 g. Reducing the calcium oxalate in porang flours can use modified fin ball mill with graded ethanol leaching. The aims of this research is to investigating the grinding duration and physical characteristic porang flours in 0,4-1,5 g levels of calcium oxalates. In this research using Completely Randomized Design with one variable; the amount of grinding duration. This variable consisted of nine level grinding duration namely L0, L1, L2, L3, L4, L5, L6, L7 and L8. The variable was repeated two times until retrieved 18 experiment units. Data was analyzed by using analysis of variants (ANOVA) and least significance difference with 1% rate. The best treatment was chosen with multiple attribute method. The result of the research showed that the grinding duration using modified fin ball mill with graded ethanol leaching give a significant influence in about (α=0,01) toward the levels of calcium oxalate and degree of whiteness. The best treatment flour was produced by using L8 grinding time with mean levels of calcium oxalate 0,89%, degree of whiteness 69,65, levels of glucomannan 78,23%, viscosity 25410 cps, moisture content 10,02%, ash content 0,18%, protein 0,61%, and fat 0,88%. Most grain sizes of the flour between 180-322,7 μm with SEM analysis.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2014/218/051403819 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 15 Jul 2014 09:04 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 07:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149606 |
Text
2._ISI.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
|
Text
1._cover-daftar_isi.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |