Trisnawati H.B, Pranciska (2014) Laju Infiltrasi pada Berbagai Lahan Bervegetasi Sebagai Acuan Dalam Pemilihan Vegetasi RehabilitasiHutan Tanaman Industri (HTI). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan laju infiltrasi adalah adanya vegetasi pada lahan. Salah satu contoh lahan yang penggunaannya didominasi oleh suatu vegetasi tertentu adalah Hutan Tanaman Industri (HTI). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tekstur, berat isi, permeabilitas dan kadar bahan organik tanah pada lahan yang akan diukur laju infiltrasinya dan mengetahui vegetasi HTI yang memiliki nilai laju infiltrasi paling baik sehingga dapat dijadikan referensi dalam pemilihan vegetasirehabilitasi HTI. Penelitian ini menggunakan 3 vegetasi yang memiliki pendekatan rehabilitasi HTI yaitu : Pinus (Pinus merkusii), Jati (Tectona grandis) dan Mahoni (Swietenia macrophylla). Setiap lahan akan diuji parameternya yaitu : tekstur, berat isi, bahan organik dan permeabilitas. Analisa ragam adalah Tipe RAK, setiap parameter akan dianalisa menggunakan ANOVA dan dilanjutkan menggunakan BNT(0,05). Uji infiltrasi setiap lahan masing-masing akan diambil 3 titik lokasi pengukuran menggunakan GPS. Data kemudian akan diolah menggunakan metode Infiltrasi Horton. Hasil pengukuran parameter : Lahan pinus termasuk dalam tajuk multistrata. Jenis tanah tergolong Incepticols dan bertekstur lempung berdebu dengan rata-rata: 31,33% pasir; 50,67% debu; 18% liat (laju infiltrasi tergolong sedang). Berat isi rata-rata tergolong paling tinggi sebesar 1,28 g.cm-3 (laju Infiltrasi tergolong lambat). Kemudian persentase bahan organik terbesar kedua setelah mahoni yaitu sebesar 2,30 % (termasuk dalam kadar organik rendah) dan permeabilitas/khj tanah termasuk paling tinggi yaitu sebesar 28,33 cm.jam-1 (laju infiltrasi tergolong sedang). Lahan jati termasuk dalam tajuk 2 strata. Jenis tanah tergolong Incepticols dan bertekstur lempung berdebu dengan rata-rata: 34,33% pasir; 58% debu; 7,67% liat (laju infiltrasi tergolong sedang). Berat isi rata-rata sebesar 0,98 g.cm-3 (laju Infiltrasi tergolong sedang). Kemudian persentase bahan organik termasuk paling kecil yaitu sebesar 1,92 % (termasuk dalam kadar organik rendah) dan permeabilitas/khj tanah termasuk paling rendah yaitu sebesar 8,20 cm.jam-1 (laju infiltrasi tergolong agak lambat). Lahan mahoni termasuk dalam tajuk 1 strata. Jenis tanah tergolong Andisols dan bertekstur lempung berliat dengan rata-rata: 27% pasir; 41% debu; 32% liat (laju infiltrasi tergolong lambat). Berat isi rata-rata sebesar 0,98 g.cm-3 (laju Infiltrasi tergolong sedang). Kemudian persentase bahan organik termasuk paling tinggi yaitu sebesar 2,40 % (termasuk dalam kadar organik rendah) dan permeabilitas/khj tanah yaitu sebesar 10,60 cm.jam-1 (laju infiltrasi tergolong agak lambat). Infiltrasi konstan pada lahan pinus 24,8 cm.jam-1, lahan jati 3,6 cm.jam-1 dan lahan mahoni 8 cm.jam-1. Kapasitas infiltrasi Horton tertinggi pada lahan pinus 24,96 cm.jam-1, lahan mahoni 8,69 cm.jam-1 dan terendah lahan jati 4,06 cm.jam-1 Hasil yang diperoleh jika dibandingkan dengan hipotesis ternyata menunjukkan bahwa lahan pinus memiliki laju infiltrasi tertinggi dibandingkan pada lahan mahoni. Hal ini disebabkan tekstur tanah pada lahan mahoni tergolong dalam lempung berliat yang termasuk dalam laju infiltrasi lambat.
English Abstract
One of the factors that can increase infiltration rate is the presence of vegetation on the land. One example of land use which dominated by a particular vegetation is Industrial Plantation Forest (HTI). The purpose of this study to determine the texture, bulk density, permeability and soil organic matter content in the soil which will measure the rate of infiltration and vegetation HTI know who has the most excellent value infiltration rate, so that it can be referenced in the of rehabilitation vegetation election. This study used three vegetation that has HTI rehabilitation approach are: pine (Pinus merkusii), teak (Tectona grandis) and mahogany (Swietenia macrophylla). Each area will be tested parameters are: texture, bulk density, organic matter and permeability/khj. Analysis of variance was Random Plan Design type, each parameter will be analyzed using ANOVA and continued using LSD (0.05). Infiltration test every land will be taken each 3 point measurement location using GPS. The data will then be processed using the method of Horton Infiltration. Results of measurement parameters : pine land included in multistrata canopy. Soil types classified Incepticols and textured dusty clay with an average: 31,33 % sand; 50,67 % of dust; 18 % clay (classified medium at infiltration rate). The average bulk density ranks highest of 1,28 g.cm-3 (infiltration rate is slow). Then the second largest percentage of organic matter after mahogany that is2,30 % (included in the low organic content) and permeability/khj including the most high at 28,33 cm.hr-1 (classified medium at infiltration rate). Land teakincluded in the two strata canopy. Soil types classified Incepticols and textured dusty clay with an average : 34,33 % sand; 58 % of dust; 7,67% clay (classified mediumat infiltration rate). The average bulk density of 0,98 g.cm-3 (classified mediumat infiltration rate). Then the percentage of organic matter including the smallest is 1,92 % (included in the low organic content) and permeability/khj among the lowest in the amount of 8,20 cm.hr-1 (infiltration rate quite a bit slower). Mahogany land included in one strata canopy. The type of soil classified as andisols and textured clay loam with an average of: 27 % sand; 41 % of dust; 32 % clay (infiltration rate is slow). The average bulk density of 0,98 g.cm-3 (classified as medium infiltration rate). Then the percentage of organic ingredients including high at 2,40 % (included in the low organic content) and permeability/khj amount to 10,60 cm.hr- 1 (infiltration rate quite a bit slower). Infiltration constant at pine land 24,8 cm.hr-1pine land, 3,6 cm.hr-1 teak plantations land and 8 cm.hr-1 for mahogany land. The highest Horton infiltration capacity at pine land 24,96 cm.hr-1, 8,69 cm.hr-1at mahogany plantation and lowest at teak plantation 4,06 cm.hr-1.Result are obtained when compared with the hypothesis turns out to show that the pine land has the highest infiltration rate compared to the mahogany land. This is causedby the texture of the soil on the land belonging to mahogany clay loam which including at slow infiltration rate.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2014/150/051402841 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 23 May 2014 09:45 |
Last Modified: | 10 Mar 2022 15:01 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149535 |
Text
SKRIPSI_PDF_Pranciska_Trisnawati_H.B._(105100200111001).pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |