Biskuit Laktogenik Perangsang Produksi ASI (Air Susu Ibu) Berbasis Kearifan Lokal Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) yang Diuji secara In-Vivo

Agustin (2013) Biskuit Laktogenik Perangsang Produksi ASI (Air Susu Ibu) Berbasis Kearifan Lokal Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) yang Diuji secara In-Vivo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu aspek penting dalam kehidupan adalah kesehatan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi banyak disebabkan karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan dengan alasan produksi ASI tidak mencukupi. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kuantitas ASI adalah dengan mengkonsumsi makanan laktogenik yang mempunyai efek laktagogum. Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) salah satu tanaman yang terbukti dapat meningkatkan produksi ASI karena adanya polifenol dan steroid yang berperan dalam refleks prolaktin untuk memproduksi ASI, serta merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran ASI. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai substitusi tepung daun katuk dalam pembuatan biskuit. Harapannya, penggunaan tepung daun katuk pada biskuit dapat digunakan sebagai pangan fungsional bagi ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi tepung terigu dengan tepung daun katuk sehingga diperoleh biskuit laktogenik dengan karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik yang terbaik, serta mengetahui efek penambahan tepung daun katuk pada biskuit yang diujikan secara in-vivo pada tikus putih strain wistar. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, tahap 1 adalah pembuatan biskuit tersubstitusi tepung daun katuk, data dianalisa menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila dari hasil uji terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan uji BNT dengan selang kepercayaan 5%. Tahap 2 yaitu pengujian efek laktagogum biskuit tersubstitusi tepung daun katuk secara in-vivo pada tikus putih (Rattus norvegicus). Data dianalisa menggunakan rancangan tersarang dengan 2 faktor dan dilanjutkan menggunakan uji DMRT apabila terdapat perbedaan nyata dengan selang kepercayaan 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perlakuan terbaik dari sifat fisik dan organoleptik pada perlakuan dengan rasio tepung terigu:tepung daun katuk (b/b) 90:10 dengan nilai masing-masing parameter fisik adalah L* 42,8; b* 23,00; a* 6,73; tekstur 10,2; pengembangan volume 7,22. Tingkat kesukaan panelis terhadap perlakuan terbaik adalah untuk warna biskuit laktogenik sebesar 5,35; aroma sebesar 5,00; rasa sebesar 5,7; dan kerenyahan sebesar 5,65. Pengujian in-vivo dengan perbedaan kelompok pakan pada induk tikus dan waktu penimbangan memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan produksi ASI. Biskuit tersubstitusi tepung daun katuk 10% memberikan peningkatan produksi ASI yang paling tinggi yang ditandai dengan meningkatnya berat badan anak tikus (rerata peningkatan berat badan selama 15 hari mencapai 475,18%).

English Abstract

One of the important aspects of people’s lives is health. Occurrence of infant nutrition insecurity largely caused by breast milk much replaced with infant formula in a manner and amount that did not meet their needs by reason of insufficient breast milk production. One way to increase the quantity of milk is consume lactogenic foods which has the lactagagum effects. Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) is one of the plants that are proven to increase milk production because it contains polyphenols and steroids that play a role in reflex prolactin to produce breast milk, as well as stimulating oxytocin hormone to stimulate spending and drainage milk. Therefore, it’s necessary to do research on substitution of katuk fluor in the manufacture of biscuits. Hopefully, the use of katuk flour in the biscuit can be used as a functional food for nursing mothers. This study aimed to determine the right proportion between wheat flour and katuk flour thus obtained lactogenic biscuits with the best physical, chemical, and organoleptic characteristics, and to know the effect of the addition of katuk flour in biscuits with in-vivo testing in rats wistar strain. This research consists of 2 stages, stage 1 is the make of biscuits with katuk flour substitution, using Randomized Completetly Design. When the outcome of the test there is a real difference then continued BNT test with α=5%. Stage 2 is testing the effects of laktagogum from biscuits with katuk flour substitution with in-vivo testing. Data were analyzed using a nested design with 2 factors and continued using DMRT if there is a real difference with α=5%. Based on the research results obtained the best treatment of the physical and organoleptic properties with ratio wheat flour : katuk flour (b/b) is 90:10 with the value of each physical parameter is L* 42,8; b* 23,00; a* 6,73; 10,2 for texture, and 7,22 for volume perfection. A level panelists of the best treatment is 5,35 for color of lactogenic biscuits; 5,00 for aroma; 5,7 for taste; and 5,65 for crispness. In-vivo testing with the group differences in mother rats feeding and weighing time giving real effect to increase breast milk production. Biscuits with 10% substitution of katuk flour provide increased milk production is the highest that is characterized by increased of rat pups body weight (the average weight gain for 15 days reached 475.18%)

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2013/86/051305946
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 31 Jul 2013 10:35
Last Modified: 22 Oct 2021 05:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149464
[thumbnail of skripsi.pdf]
Preview
Text
skripsi.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item