Rizqiyah, Firzah (2012) Dampak Perubahan Iklim Global Pada Produksi Tanaman Kedelai (Glicine Max L Merrill) Di Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Air merupakan salah satu sumber daya esensial dalam sistem produksi tanaman pangan. Secara kumulatif sumberdaya air nasional cukup, namun kenyatannya sering terjadi kelangkaan air dan mendorong kerentanan produksi pangan, seperti kekeringan, salah satu produksi tanaman pangan yang itu yaitu tanaman kedelai. Penyebabnya antara lain keragaman kebutuhan air dalam sistem pengelolaan dan pemanfaatannya. Kelangkaan air ini juga dapat disebabkan oleh perubahan iklim terutama curah hujan yang tidak menentu di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh iklim global dan curah hujan efktif terhadap produksi kedelai di Kabupaten Malang dan mengetahui kebutuhan air pada kedelai. Berdasarkan analisa perubahan iklim dapat diketahui perubahan Koefisien Varians (KV) tiap unsur iklim. Perubahan nilai KV pada suhu rata-rata tahun 1997-2001 sebesar 0,095%, tahun 2002-2006 sebesar 0,030%, dan ppada tahun 2007-2011 sebesar 0,095%. Perubahan nilai KV kelembapan nisbi pada tahun 1997-2001 sebesar 0,030%, pada tahun 2002-2006 sebesar 0,029%, dan pada tahun 2007-2011 sebesar 0,029% . Perubahan nilai KV penyinaran matahari pada tahun 1997-2001 sebesar 0,038%, pada tahun 2002-2006 sebesar 0,036%, dan pada tahun 2007-2011 sebesar 0,040%. Perubahan nilai KV kecepatan angin pada tahun 1997-2001 sebesar 0,041%, pada tahun 2002-2006 sebesar 0,039%, dan pada tahun 2007-2011 sebesar 0,014. Diketahui perubahan nilai KV dari beberapa unsur iklim pada tahun 1997-2011 dengan rata-rata per 5 tahunan semakin kecil, dan ini menunjukkan bahwa data semakin seragam (homogen). Selain suhu, kelembapan nisbi, penyinaran matahari, dan kecepatan angin, Curah Hujan (CH) juga sangat berpengaruh pada besar kecilnya nilai produksi pada kedelai. Tahun 1997-2001 nilai rata-rata CH sebesar 144,05 mm, pada tahun 2002-2006 nilai rata-rata CH sebesar 131,7 mm, dan pada tahun 2007-2011 nilai rata-rata CH sebesar 157,61 mm. Produksi kedelai di Kabupaten Malang pada tahun 1997-2001 sebesar 2699 ton, pada tahun 2002-2006 sebesar 4659 ton, dan pada tahun 2007-2011 sebesar 2932 ton. Berdasarkan nilai CH dan produksi kedelai diketahui bahwa semakin tinggi nilai curah hujan maka produksi kedelai semakin tinggi, begitupula sebaliknya jika nilai CH semakin kecil maka produksi semkin kecil, dan produksi kedelai juga dapat dipengaruhi oleh penyinaran matahari, kecepatan angin, dan kelembapan. Kebutuhan air tanaman kedelai pada tahun 1997-2001 selama masa tanam yaitu pada bulan Juli defisit yaitu 2,24 mm/hari, Agustus defisit sebesar 3,16 mm/hari, September defisit sebesar 1,03 mm/hari. Tahun 2002-2006 pada Juli yaitu defisit 2,91 mm/hari, Agustus defisit sebesar 4,54 mm/hari, September defisit sebesar 1,93 mm/hari, dan tahun 2007-2011 pada bulan Juli yaitu defisit 2,58 mm/hari, Agustus defisit sebesar 3,44 mm/hari, dan September defisit sebesar 0,83 mm/hari. Kekurangan kebutuhan air pada kedelai ini dapat disebabkan oleh faktor penyinaran matahari, kecepatan angin, dan kelembapan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2012/326/051205509 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 18 Dec 2012 15:56 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149089 |
Text
JURNAL.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
LAPORAN.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |