Produksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba dari Mikroalga Tetraselmis chuii dengan Metode Ekstraksi Maserasi (Kajian Jenis Pelarut dan Waktu Ekstraksi)

Widayanti, VindhyaTri (2012) Produksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba dari Mikroalga Tetraselmis chuii dengan Metode Ekstraksi Maserasi (Kajian Jenis Pelarut dan Waktu Ekstraksi). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tetraselmis chuii merupakan mikroorganisme fotoautotrof dan berpotensi sebagai penghasil metabolit sekunder yang bersifat allelophatic (mampu menghambat pertumbuhan kompetitor baik mikrooganisme maupun predator lainnya). Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah tidak menimbulkan resistensi terhadap mikroorganisme yang dihambat dan tidak bersifat toksik apabila diaplikasikan dalam bahan pangan. Berdasarkan hal ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengekstrak dan mengidentifikasi senyawa antimikroba dari T.chuii. Metode yang digunakan dalam penelitian dari adalah Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis pelarut dan kedua adalah waktu ekstraksi. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Jenis pelarut yang digunakan antara lain adalah methanol (L1), klorofom (L2), dan aseton (L3) dengan waktu ekstraksi 24 (T1), 48 (T2), dan 72 (T3) jam. Data yang diperoleh adalah rendemen, diameter zona bening dan identifikasi senyawa antimikroba. Selanjutnya data dianalisis menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap rendemen ekstrak dari T.chuii, sedangkan diameter zona bening dan identifikasi senyawa antimikroba dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis pelarut dan waktu ekstraksi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) erhadap rendemen ekstrak antimikroba. Perlakuan L3T3 menghasilkan nilai rendemen ekstrak antimikroba tertinggi (29,92%), sedangkan nilai ekstrak antimikroba terendah (2,01%) diperoleh pada perlakuan L2T1. Berdasarkan hasil penelitian, diameter zona bening terbesar dihasilkan pada perlakuan L2T3 dengan diameter penghambatan berturut-turut sebesar 14,30; 16,30; 13,33 dan 14,33 mm yang masing-masing untuk E. coli, S. aureus, C. albicans dan A. flavus. Selanjutnya, analisis menggunakan GC-MS, komponen senyawa antimikroba yang teridentifikasi antara lain adalah golongan asam lemak (9-Hexadecanoic acid, Hexadecanoic acid (Palmitic acid) 9-Octadecenoic acid), golongan alkana (Docosane, Tricosane, Eicosane, Nonadecena), golongan cycloalkena (Cyclohexene), senyawa golongan ester (Hexadecanoic acid (ethyl ester), 1,2- benzenedicarboxylic acid), senyawa golongan alkohol (Benzyl alcohol) dan senyawa golongan diterpenoid (Phytol dan 2,6,10-trimethyl). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstraksi antimikroba dari T.chuii dengan metode maserasi menggunakan pelarut klorofom selama 72 jam (L2T3) merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari diameter zona bening yang dihasilkan (16,30 mm).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2012/26/051200152
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 26 Sep 2012 09:07
Last Modified: 21 Oct 2021 03:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149014
[thumbnail of HAL_ADSMINITRATIF.pdf]
Preview
Text
HAL_ADSMINITRATIF.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of I-V.pdf]
Preview
Text
I-V.pdf

Download (9MB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item