Studi Efektifitas Pemakaian Etanol Hasil Rekoveri pada Proses Pemurnian Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus)

YunitaAdyariM (2010) Studi Efektifitas Pemakaian Etanol Hasil Rekoveri pada Proses Pemurnian Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Glukomannan merupakan salah satu komponen kimia terpenting yang terdapat dalam tepung porang (Amorphophallus oncopyllus). Salah satu proses pemurnian tepung porang ialah pengendapan glukomannan yang dapat dilakukan dengan menggunakan etanol. Pada umumnya etanol sisa proses pemurnian tepung porang langsung dibuang begitu saja padahal sebenarnya etanol ini masih dapat digunakan kembali setelah melalui proses pemurnian terlebih dahulu. Salah satu cara yang paling sederhana untuk memisahkan campuran antara etanol dan air ialah dengan destilasi fraksinasi. Proses rekoveri etanol sangat penting untuk dilakukan mengingat harga etanol yang cukup mahal dan disisi lain etanol ini dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit dalam setiap proses pemurnian tepung porang. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian etanol rekoveri dalam proses pemurnian tepung porang terhadap rendemen, kadar glukomannan, kadar air dan warna tepung glukomannan yang dihasilkan serta mengetahui kadar glukomannan tertinggi yang dapat dihasilkan dari proses pemurnian tepung porang dengan menggunakan etanol rekoveri sebanyak 4 siklus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor, yaitu penggunaan etanol rekoveri AO,A1,A2,A3 dan A4. Data dianalisa dengan ANOVA menggunakan program Microsoft Excell. Apabila dari hasil uji terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan BNT dengan taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan etanol rekoveri pada proses pemurnian tepung porang sebanyak 4 siklus berpengaruh sangat nyata (α=0.01) terhadap rendemen destilat, persentase penambahan etanol baru dan derajat warna putih tepung glukomannan. Perlakuan ini memberikan pengaruh nyata (α=0.05) terhadap pH etanol rekoveri dan tidak berpengaruh terhadap kadar etanol destilat, kadar glukomannan, kadar air serta rendemen tepung glukomannan yang dihasilkan. Proses pemurnian tepung porang dengan menggunakan alkohol rekoveri pertama menghasilkan kadar glukomannan yang tertinggi sebesar 54.36% sedangkan terendah yaitu 49.49% dihasilkan dengan alkohol rekoveri keempat.

English Abstract

Glucomannan is one of the most important chemical compound contained in the porang flour (Amorphophallus oncophyllus). One of the porang flour purification process is precipitation the glucomannan compound using ethanol. In general, the remaining ethanol as byproduct from porang flour purification process directly thrown away. In fact this ethanol can still be used again after purification first. One of the most simple way to separate the mixture of ethanol and water is by distillation fractionation. Ethanol recovery process are very important to do considering the price of ethanol is expensive and on the other hand ethanol is needed in the large amount in any process of refining porang flour. Therefore, this study was done to know the influences of recovery ethanol usage in the porang flour purification process towards yield, glucomannan content, water content and the color of the resulting glucomannan flour. This research also to know the glucomannan highest levels that can be produce from porang flour purification process using recovery ethanol as much as 4 cycles. This Research used Randomized Block Design (RBD) with 1 factor, the used of recovery ethanol A0,A1,A2,A3,and A4. The data was analyzed with Analyze of Varians (ANOVA) using Microsoft excell software. If there is significant difference the analyzed continued by Least Significant Difference Method. The result showed that the used of 4 cycles recovered ethanol during purification process gave highly significant difference (α=0.01) to the yield of distillate, the amount of fresh ethanol added and the degree of whiteness flour. This treatment also gave significant difference (α=0.05) to the pH of ethanol recovered and did not affect to the ethanol distillate content, glucomannan content, water content and the yield of resulting glucomannan flour. The highest levels of glucomannan content is 54.36% that was produced using first recovered ethanol and the lowest is 49.49% produced using the last recovered ethanol.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FTP/2010/56/051000973
Subjects:	300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited:	24 Mar 2010 14:49
Last Modified:	21 Oct 2021 06:17
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148525

Text 051000973.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)

Actions (login required)

View Item