MuhammadNugransyah (2010) Rancang Bangun Desain Mikrokontrol ATMEGA 8535. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Madu adalah cairan terbentuk dari nektar tanaman yang dikumpulkan oleh lebah pekerja sebagai bahan makanan, bahan tersebut masih mengandung kadar air tinggi (±85%) dan sukrosa tinggi. Lebah mengubah nektar menjadi madu dan dimatangkan secara alami dalam sarang, maka kandungan air menjadi rendah (kadar air 17-28%). Madu menjadi salah satu komoditi ekspor bagi Indonesia, sesuai dengan Ketetapan SNI (Standar Nasional Indonesia), Madu yang diekspor adalah madu dengan kandungan air kurang dari 22%. kendala produk madu Indonesia untuk tujuan ekspor adalah kadar air dalam madu yang terlalu tinggi, kebanyakan lebih dari 22% , sedangkan permintaan konsumsi adalah dengan kadar air antara 17– 22 %. Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen (%). Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu dengan metode pengeringan, destilasi, dan kimiawi. Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 %, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 % Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi enam, yaitu: kalibrasi sensor kadar air, kalibrasi sensor suhu, pemrograman mikrokontroler ATMEGA 8535, pengujian sensor kadar air, pengujian sensor suhu, dan pengujian alat keseluruhan. Pada hasil pengujian alat, peralatan yang digunakan antara lain wadah Madu,Termometer,HTM (Digital Sensor kadar air), dan Heater (Pemanas). Sedangkan bahan yang digunakan adalah madu dan air murni (air accu). Proses pemantauannya dilakukan melalui "LCD" . Untuk mengetahui unjuk kerja alat, maka dilakukan pengujian dengan pembanding Sensor kadar air digital tipe HTM. Dari hasil pengujian didapatkan Untuk hasil Pengujian Kapengujian = 21%, Sedangkan Pengujian menggunakan HTM adalah 20.78%.%, dari hasil tersebut menunjukan selisih yang tidak terlalu siknifikan. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dirancang dapat mengukur dan menurunkan kadar air yang nilainya mendekati dengan HTM (digital sensor kadara air) dan dapat mengontrol kadar air serta suhu pemanasan sesuai dengan yang diinginkan, Hasil unjuk kerja alat penurun kadar air pada suhu maksimal 500C, dapat menurunkan kadar air hingga dibawah 22%, dengan waktu lebih kurang 15 menit, dengan rata – rata penurunan kadar air 0.5% per menit untuk 100 ml bahan.
English Abstract
Honey is a liquid formed from the nectar of plants collected by worker bees as food, these materials still contain high water content (± 85%) and high sucrose. Bees convert nectar into honey and aged naturally in the nest, hence the low water content (moisture content 17-28%). Honey became one export commodity for Indonesia, according to the assessment of SNI (Indonesian National Standard), Honey is exported honey with water content less than 22%. Indonesia constraints honey products for export purposes is the water content in honey is too high, mostly more than 22%, while consumption demand is the moisture content between 17-22%. Water content is the amount of water contained in the material expressed in percent (%). Water content in foodstuffs can be determined by a variety of ways, namely by the method of drying, distillation, and chemical. Water content is the percentage of water content of a material which can be expressed based wet basis or based on dry basis. Wet weight moisture content has a theoretical maximum of 100%, while the water content based on dry weight can be more than 100%. The experiment was divided into six, namely: moisture sensor calibration, the calibration temperature sensor, microcontroller programming ATMEGA 8535, testing of water content sensor, temperature sensor testing, and testing of the overall tool. Tool on the test results, equipment used, among others, honey containers, thermometers, HTM (Digital Sensor moisture content), and Heater (Heaters). While the materials used are pure honey and water (water accu). Process monitoring is done through LCD, to determine the performance of the appliance, then conducted a comparison test with a digital moisture sensor type HTM. From the test results obtained for test results Water content = 21 %, while tests using the HTM is 20.78%.%, From these results show the difference that is not too significant. From this research we can conclude that the system is designed to measure and reduce the water content value is close to the HTM (digital sensors kadara water) and can control the water content and heating temperature as expected, results of performance tools on the water content lowering the temperature maximum 500C, can reduce water content to below 22%, with a time more than 15 minutes, with - average water level decrease of 0.5% per minute to 100 ml of material.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2010/249/051003739 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 27 Dec 2010 08:36 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 04:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148473 |
Preview |
Text
051003739.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |