AriesMiftakhulHakim (2010) Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah pada Pembuatan Konsentrat Vitamin E tinggi Tokotrienol dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS) merupakan hasil samping proses pengolahan minyak sawit yang dihasilkan pada proses deodorisasi. Hasil samping tersebut masih mengandung vitamin E alami dengan kadar 1%. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang terdiri dari tokoferol dan tokotrienol. Tokoferol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih efektif daripada tokoferol karena adanya tambahan ikatan rangkap pada rantaisamping tokotrienol. Pemisahan tokoferol maupun tokotrienol dari DALMS dapat dilakukan dengan metode saponifikasi (penyabunan) menggunakan KOH 50% (w/v). Kemudian dimurnikan lagi dengan menggunakan teknik evaporasi vakum dan kristalisasi suhu rendah. Teknik ini memiliki keuntungan yaitu dapat memisahkan isomer vitamin E dari fraksi tidak tersabunkan lainnya berdasarkan titik bekunya dan tidak menyebabkan reaksi oksidasi pada senyawa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis pelarut, suhu, dan perbandingan pelarut : fraksi tidak tersabunkan DALMS pada kristalisasi yang tepat untuk pembuatan konsentrat vitamin E dan mempelajari pengaruh pelarut dan suhu terhadap karakteristik konsentrat vitamin E dari DALMS. Penelitian ini meliputi 2 tahap. tahap pertama yaitu penentuan jenis pelarut terbaik dengan faktor jenis pelarut (heksana, etanol, aseton isopropanol) yang dikristaliassi pada suhu -10°C dengan rasio pelarut : Fraksi tak tersabunkan (FTT) adalah 6:1.dan diulang seanyak 3 kali. Sedangkan tahap 2 yaitu penentuan suhu dan rasio pelarut : FTT terbaik dengan menggunakan pelarut terbaik pada percobaan tahap 1dengan faktor 1 adalah suhu (-20, -10, 0 C) dan faktor ke 2 yaitu rasio pelarut : FTT (5:1, 6:1, 7:1) dan diulang 2 kali. apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada α=0,05. Kombinasi perlakuan terbaik dipilih dengan menggunakan metode perlakuan terbaik Hasil Penelitian menunjukkan bahwa interksi suhu kristalisasi dan rsio pelarut: FTT tidak berpengaruh nyata (α=0,05) pada semua parameter. Perlakuan terbaik menggunakan metode De Garmo diperoleh pada kombinasi perlakuan terbaik pada perlakuan suhu kristalisasi -10°C dengan rasio pelarut : fraksi tak tersabukan (7:1) dan menggunakan pelarut heksana. Perlakuan tersebut memiliki total tokotrienol 146,68 mg/mg, α tokoferol 192,77 mg/g, asam lemak bebas 7,89%, aktivitas antioksidan 93,133%, bilangan peroksida 0,48 meq/kg dan rendemen konsentrat vitamin E terhadap FTT 50,7%.
English Abstract
Palm Fatty Acid Distilate (PFAD) is a by-product of palm oil processing which is produced in deodorisationi process. This by product process still contains natural vitamin E levels of 1%. Vitamin E is a natural antioxidant and consists of tocopherol and tocotrienol. The activity of antioxidants tocotrienol more effective than tokoferol Separation of tocopherol and tocotrienol from PFAD can be done by saponifikasi method using 50% KOH (w /v). It refined used to purify the solvent extraction and low temperature crystallization. This technique has the advantage that it can separate isomers of vitamin E than any other faction based tersabunkan not frozen point and do not cause oxidation reactions in these compounds. The objective of this research is to know the effect of solvent, temperature, and the ratio of solvent: unsaponification fraction of PFAD on vitamin E concentrates and preparation studied the influence of solvent and temperature characteristics of vitamin E concentrations PFAD. The study included 2 phases. The first step is determining the best type of solvent by a factor of solvent (heksan, ethanol, acetone isopropanol) which is crystallized at -10 ° C with a ratio of solvent: unsaponification fraction is 6:1. seanyak and repeated 3 times. While phase 2 is the determination of temperature and the ratio of solvent: unsaponification fraction best by using the best solvent in the experimental stage 1dengan temperature factor is 1 (-20, -10, 0 C) and factor into the ratio of solvent 2: FTT (5:1,6:1,7:1) and repeated 2 times. if there is a real effect, then continued with BNT test on α = 0.05.The best treatment combinations selected by using the best treatment method Research results show that there is an interaction between crystallization temperature and solvent ratio: unsaponification fraction does not has significant effect (α = 0.05) in all parameters. The best treatment was choosen byDe Garmo Index Effectivity Methods. The best result based on chemical attributes could be produce by crystallization temperature of -10 ° C with a ratio of solvent: unsaponification fraction (7:1) and using the solvent hexane. Quality component data are 146.68 mg / mg total tokorienol, 192.77 mg /g α tocopherol, 7.89% free fatty acids, 93.133% antioxidant activity, 0.48 meq / kg peroxide value and a yield of 50.7% based on unsaponification fraction.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FTP/2010/051000151 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
| Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
| Date Deposited: | 11 Feb 2010 10:15 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 06:04 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148369 |
Preview |
Text
051000151.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |