Pengembangan Sensor Kesegaran Untuk Mendeteksi Umur Simpan Kerang Darah Segar Dan Aplikasinya Pada Kemasan Pintar

SitiChoiriah (2009) Pengembangan Sensor Kesegaran Untuk Mendeteksi Umur Simpan Kerang Darah Segar Dan Aplikasinya Pada Kemasan Pintar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kasus keracunan makanan dari tahun ketahun terus meningkat, di pasaran masih ditemukan produk pangan segar dan olahan dalam kemasan yang telah kadaluarsa, tidak hanya di pasar tradisional tapi juga di supermarket. Penentuan umur simpan produk pangan selama ini menggunakan metode Date Stamp, yang membutuhkan waktu lama, kurang tepat, dan kurang akurat. Penelitian mengenai kemasan pintar merupakan metode cepat untuk mengetahui umur simpan produk pangan dengan cepat, aman, dan mudah hanya dengan melihat kemasan, dengan prinsip adanya perubahan warna pada sensor. Kerang darah digunakan sebagai sampel yang diamati tingkat kesegarannya dan dikemas dengan kemasan pintar. Adanya kerusakan pada kerang darah menyebabakan pH naik dan sensor berubah warna. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat sensitifitas berbagai indikator warna pH pada sensor, dan mengetahui hubungan antara perubahan warna pada sensor dengan pengujian secara kimia, mikrobiologi dan organoleptik pada kerang darah. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode, yang pertama Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu waktu penyimpanan (1-5 hari), kedua deskriptif untuk analisa kimia, mikrobiologi dan organoleptik kerang darah. Kerang darah disimpan pada suhu 10°C, dengan 3 kali ulangan. tiap 24 jam dilakukan pengujian fisik, kimia, mikrobiologi dan organoleptik. Penelitian yang dilakukan pada sensor dan kerang darah, dapat diperoleh hasil sebagai berikut: indikator pH yang sensitif terhadap perubahan kimia, mikrobiologi kerang darah adalah Methyl orange, ditunjukkan dengan besarnya respon warna sensor (-E) = 30,48 Perubahan warna dari pink menjadi kuning terjadi pada hari ke-3, dengan kualitas mikrobiologi kerang darah sudah mencapai batas maksimal konsumsi sebesar 1.6 x 106 CFU/g, dan kadar TVBN dan TMA mencapai batas maksimal pada hari ke-4 53,49 dan 21, 39 mg/100 g bahan. Perubahan total bakteri, TVBN dan TMA mempengaruhi tingkat penerimaan secara organoleptik dan terjadi penolakan konsumen pada hari ke-3. Indikator thymol blue berubah warna pada hari ke-4 dan indikator bromocresol green pada hari ke-5.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2009/210/050902981
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 30 Oct 2009 09:06
Last Modified: 21 Oct 2021 08:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148212
[thumbnail of 050902981.pdf]
Preview
Text
050902981.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item