Peningkatan efisiensi dan efektivitas ampas tebu sebagai bahan bakar ketel melalui konsep produksi bersih : studi kasus di PG Asembagus Situbondo - JawaTimur

AnnisaNurFirdausi (2008) Peningkatan efisiensi dan efektivitas ampas tebu sebagai bahan bakar ketel melalui konsep produksi bersih : studi kasus di PG Asembagus Situbondo - JawaTimur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pabrik gula Asembagus dalam menjalankan proses produksi gula menggunakan uap sebagai sumber energi. Bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan uap adalah ampas tebu. Jika pembakaran ampas tidak maksimal dan belum mencapai kapasitas uap yang ditargetkan, maka ditambahkan residu. Pemakaian residu ini merugikan perusahaan karena harus mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar, selain itu dapat menyebabkan polusi udara. Salah satu faktor penyebab pembakaran ampas tidak maksimal adalah kadar air dalam ampas yang tinggi. Dan kadar air pada pabrik gula Asembagus masih terhitung tinggi yaitu 52,29%. Berdasarkan permasalahan ini, maka salah satu alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan ”Konsep Produksi Bersih”.. Konsep produksi bersih yaitu usaha meminimumkan penggunaan bahan baku yang berbahaya dalam proses sehingga dapat meminimumkan limbah, biaya produksi dan dampak negatif yang timbul. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai bakar ampas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi ampas tebu sebagai bahan bakar ketel, dan menghasilkan rekomendasi penerapan konsep produksi bersih pada stasiun ketel di PG Asembagus. Penelitian dilaksanakan di Pabrik Gula Asembagus PTPN XI yang terletak di Jalan Raya Banyuwangi Asembagus Situbondo, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-31 Desember 2007. Metode penelitian produksi bersih yang digunakan berdasarkan pada International Dairy Journal yaitu Assessment produksi bersih.Penurunan kadar air pada ampas dari 52,29% menjadi 35% dapat meningkatkan nilai bakar ampas dari 1702,54 kkal/kg ampas menjadi 2541,1 kkal/kg ampas. Efektivitas energi pada ampas meningkat 65% yaitu dari 95% menjadi 160%. Dan efisiensi ketel juga meningkat 18% dari 80% menjadi 98%. Adanya perubahan ini dapat menghemat residu sebesar 80.900 kg/tahun atau Rp. 288.246.700,-/tahun. Hal ini juga dapat menghemat penggunaan ampas sebesar 47.223.643,3 kg ampas atau Rp 1.770.886.620,-/tahun. Artinya terjadi peningkatan efisiensi biaya pemakaian bahan bakar. Kesimpulannya, konsep produksi bersih di PG Asembagus dapat dijadikan sebagai suatu rekomendasi, karena penurunan kadar air ampas dengan memanfaatkan panas terbuang dari cerobong dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas masing-masing sebesar 18% dan 65%. Jumlah investasi alat pemanfaatan panas keseluruhan Rp. 162.600.000,-, didapatkan waktu Pay Back Periode 6,77 bulan. Kata kunci: Efektivitas, Efisiensi, Ampas tebu, Ketel, Konsep Produksi Bersih

English Abstract

In demanding production process, the Asembagus sugar factory use steam as their main source of energy. The fuel uses to produce the steams are bagasse. Residue will be adder amount of bagasse burned is not yet maximal to gain steam capacity which is targeted. Thus, this will disadvantages the company since they should provide huge cost inspite of its air pollution affect. One of the main causes why bagasse can not be burned maximally because of its high moisturizer. And Asembagus sugar factory’s bagasse moisture is 52,29% high. Regarding to this fact, then the solution can concept is by minimalize the production of waste, production cost, and the negative effect. The purpose of this was to improve bagasse burn value and to improve the effectivity and efficiency of bagasse as boiler fuel. And to gain recommendation of the cleaner production practice on the boiler station of Asembagus sugar factory. The research was conducted at Asembagus factory PTPN XI which is located on Banyuwangi street Asembagus, Situbondo, and East Java on 1-31 Desember 2007. The methode used on the research was based on “International Dairy Journal “ on cleaner production Assessment. This moisturizer degradation on the bagasse from 52,29% to 35% can improve bagasse burn valve from 1702,54 kkal/kg to 2541,1 kkal/kg bagasse. The bagasse energy effectivity 65% improved from 95% to 160% and the boiler effeciency 18% improved from 80% to 98%. This change can save residue 80.900 kg/year or Rp 288. 246.700,-/year. Thus, this can save the use of bagasse to 47.223.643,3 kg or Rp 1.770.886.620,-/year. Which mean, there are efficiencies improvement on the fuel cost.Conclussion are, the cleaner production concept at Asembagus sugar factory can be recommended to be used, because the moisturizer degradation of bagasse by using un used heat from smokestack could improve the efficiency and effectivity by 18% and 65% the total amount of investation of the heater tools is Rp 162.600.000,- is achieved on Pay Back Periode as long as 6,77 months. Key words: Effectivity, Efficiency, Bagasse, Boiler, Cleaner Production Concept

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2008/48/050800800
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 04 Apr 2008 09:33
Last Modified: 21 Oct 2021 07:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148039
[thumbnail of 050800800.pdf] Text
050800800.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item