Analisis Kemampuan Petani Dalam Membayar Iuran Pelayanan Irigasi (IPAIR) Pada Jaringan Irigasi Bureng I Kabupaten Malang

SulisHijjriyati (2008) Analisis Kemampuan Petani Dalam Membayar Iuran Pelayanan Irigasi (IPAIR) Pada Jaringan Irigasi Bureng I Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sumberdaya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, air bersih, perkotaan, dan pedesaan, perikanan, pariwisata, tenaga listrik, dan pengendalian banjir serta erosi. Menyadari peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian nasional sangat strategis dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari air, maka irigasi menjadi salah satu sektor pendukung keberhasilan sektor pertanian. Keberlanjutan pengelolaan irigasi sangat dipengaruhi oleh adanya peran serta masyarakat petani pemakai air secara aktif khususnya di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik ditingkat jaringan tersier maupun jaringan utama, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Suwarseno, 2006). Tujuan dari penelitian tentang Perhitungan dan Analisis Kemampuan Petani Dalam Membayar Iuran Pelayanan Irigasi (IPAIR) Pada Jaringan Irigasi Bureng I Kabupaten Malang adalah untuk mengetahui kondisi fisik dari jaringan irigasi, menetapkan besarnya Anggaran Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP), mengetahui besarnya Iuran Pelayanan Irigasi (IPAIR) dan Dana Pendamping serta mengetahui tingkat kemampuan petani dalam membayar IPAIR tersebut. Setelah dilakukan penelusuran jaringan irigasi dapat diketahui bahwa saluran tersier pada jaringan irigasi Bureng I sepanjang 225 km memiliki kerusakan sebesar 35,55%. Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa kerusakan-kerusakan ini disebabkan oleh kurangnya biaya pemeliharaan. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa biaya operasi dan pemeliharaan (AKNOP) pada Jaringan Irigasi Bureng I pada tahun yang sedang berjalan adalah sebesar Rp. 44.902.935 dan besarnya IPAIR sebesar Rp. 100.000,- /ha/tahun atau sebesar Rp. 66.387,- berdasarkan areal yang dimiliki. Akan tetapi pada kenyataannya dana IPAIR tidak memenuhi target sehingga perlu adanya dana pendamping dari Pemerintah sebesar Rp. 15.525.000,- Berdasarkan perhitungan sisa hasil usaha tani dapat diketahui bahwa sebesar 69,50% petani mampu membayar IPAIR dan 30,50% tidak mampu membayar IPAIR. Sedang dari analisis kemampuan dengan taraf kesalahan 5 % didapat bahwa bahwa rata-rata petani pemakai air di Jaringan Irigasi Bureng I mampu membayar IPAIR sebesar Rp. 100.000,- /ha/th atau sebesar Rp. 66.387,- berdasarkan areal yang dimiliki.

English Abstract

Water resources play very important role in supporting farming activities, clean water, urban, and rural, fishery, tourism, power plant, and flood control as well as erosion. Considering the strategic enrolment of agricultural sector in national economic and this sector is very dependent on water, irrigation is become one of the most important supporting sector against agricultural success. Irrigation management sustainability is influenced by farmers’ participation that use water resources actively, especially in the field of operational and irrigation network maintenance either in tertiary network level or main network, as it stated in Act No. 7/2004 about Water Resources (Suwarseno, 2006). The main purposes of this research concerning The Calculation and Analysis of Farmer’s Capacity to pay Irrigation Service Fee (IPAIR) on Irrigation Network of Bureng I, Malang Regency are to find out physical condition of irrigation network, to determine the magnitude of Operational and Maintenance Actual Budget Need (AKNOP), to find out the magnitude of Irrigation Service Fee (IPAIR) and Associate Fund, and to find out the level of farmer’s capacity in paying IPAIR. After we investigate the irrigation network we knew that there is a 35,55% damage from the total length (255 km) of tertiary channel in irrigation network of Bureng I. After we analyze that problem, we knew that those damages were caused by lack of maintenance cost. Based on calculation, we obtain that operational and maintenance cost (AKNOP) on Irrigation Network of Bureng I in proceeding year is Rp. 44.902.935 and IPAIR is Rp. 100.000/ha/year or Rp. 66.387 based on areal owned. However, this IPAIR fund cannot meet the target, so it need associate fund from government in the amount of Rp 15.525.000. Based on the calculation of farming net income we found out that 69,50% farmers are able to pay IPAIR and 30,50% are unable to pay IPAIR. Based on capacity analysis with standard error 5% we obtained that most of those farmers that use Irrigation Network in Bureng I is able to pay IPAIR in the amount of Rp. 100.000/ha/year or Rp. 66.387 based on areal owned.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2008/108/050801554
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 Aug 2008 10:41
Last Modified: 21 Oct 2021 05:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/147877
[thumbnail of 050801554.pdf] Text
050801554.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item