MohammadDanial (2007) Akuntansi Pengelolaan Lingkungan (Enviromental Management Accounting), Implementasinya dalam Peningkatan Eko-effisiensi Usaha di Pabrik Gula Kebon Agung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dewasa ini perusahaan mulai disibukkan oleh tekanan dari stakeholders (pemerintah, masyarakat, pemegang saham) yang meminta tiap perusahaan untuk melakukan suatu upaya lingkungan. Hal ini tidak lepas dari adanya isu-isu terkait lingkungan seperti pencemaran, pemanasan global, dan lain-lain. Otomatis orientasi perusahaan masa kini tidak hanya terpaku pada bisnis saja, tetapi juga bagimana melakukan upaya proteksi lingkungan yang baik, untuk menjaga imej perusahaan pada stakeholders. Pengupayaan atau pengelolaan lingkungan yang baik membutuhkan sistem manajemen yang baik pula. Namun kebanyakan upaya ini tidak didukung oleh sistem akuntansi yang baik. Seringkali dampak finansial yang dialami oleh perusahaan sehubungan dengan upaya pengelolaan lingkungan sering kali salah dalam perhitungannya. Guna menanggulangi hal tersebut kini telah dikembangkan Akuntansi Pengelolaan Lingkungan (EMA) sebagai perangkat untuk membantu para manajer usaha dalam meningkatkan performa finansial sekaligus kinerja lingkungannya. Secara sistematis, EMA mengintegrasikan aspek lingkungan dari perusahaan ke dalam akuntansi manajemen dan proses pengambilan keputusan. Selanjutnya EMA membantu pelaku bisnis atau manajer untuk mengumpulkan, menganalisa dan menghubungkan antara aspek lingkungan dengan informasi moneter maupun fisik. Keuntungan yang dapat dicapai oleh usaha yang menerapkan EMA yaitu penghematan pengeluaran usaha, indentifikasi dan analisa biaya tersembunyi, dan yang terpenting adalah peningkatan performa ekonomi dan lingkungan usaha. Beberapa bagian kerja EMA yaitu Akuntansi Alur Bahan dan Energi (MEFA), Akuntansi Biaya Lingkungan (ECA), Akuntansi Investasi Lingkungan (EIA), dan lain-lain. Penerapan EMA juga sangat mudah baik pada usaha menengah keatas maupun kecil. EMA juga membantu salah satu pengambilan keputusan penting seperti investasi dalam fungsi pengelolaan asaha seperti akuntansi biaya. Hal ini sangat memungkinkan diaplikasikan pada semua jenis sektor industri dan kegiatan. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilaksanakan di PG. Kebon Agung selama bulan September sampai Desember tahun 2006, khusus membahas musim giling PG. Kebon Agung. Data yang dikumpulkan meliputi data produksi perusahaan (bahan-bahan masukan, pemakaian air, konsumsi energi, besaran limbah, kandungan limbah, nilai produk dan non-produk) disertai dengan data biaya terkait produksi, biaya terkait pengelolaan limbah, biaya pegawai/buruh yang bekerja dibagian produksi dan limbah. Sebagai data pelengkap yaitu data dokumentasi, diagram alir proses, dan lain-lain. Hasil olah data MEFA menunjukkan bahwa selama musim giling 2006 effisiensi produksi sebesar 86,07% dengan jumlah bahan tercecer sebesar 13,93%. Konsumsi energi sebesar 450.545 MWh. Dampak lingkungan yang tertinggi adalah dampak keracunan manusia (41.229 kg1,4-DBCeq) dihitung dengan metode CML, berikutnya yaitu dampak hujan asam (19.222 kgSO2eq), dampak eutrofikasi (9.622 kgPO4), dampak pemanasan global (8.966kgCO2eq), dan oksidasi fotokimia (582kgEthylene eq) menurut standart yang ditetapkan CML nilai diatas masih dalam taraf normal. ii Hasil olah data ECA menunjukkan bahwa nilai biaya yang sebenarnya lebih tinggi dari nilai biaya yang dilaporkan karena adanya biaya yang tersembunyi. Pada stasiun pemurnian biaya tersembunyi 65,808% dan biaya yang transparan 34,192%. Biaya ini adalah biaya ekstra yang dikeluarkan perusahaan diluar biaya yang dirinci di laporan keuangan. Kerugian perusahaan akibat ceceran bahan dapat dihitung dari besarnya biaya produksi dan nilai massa yang hilang (11,3%) yaitu sebesar Rp.29.927.243.550,00. Data yang diolah di MEFA digunakan untuk membuat Indikator Kinerja Lingkungan (Effisiensi produsi) dan data ECA digunakan untuk membuat Indikator Kinerja Finansial (Gross Margin/pendapatan). Dari gambaran portofolio eko-effisiensi (gambar 14) kondisi PG kebon Agung dapat dikatakan belum eko-effisien sebab nilai Indikator Kinerja Finansialnya masih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena alokasi biaya yang besar (biaya tersembunyi + kerugian produksi + biaya akibat limbah) dan ineffisiensi produksi. Biaya limbah salah satunya adalah biaya penganan abu ketel, jumlah abu ketel dapat direduksi dengan memanfaatkan kembali abu ketel sebagi paving blok. Menurut perhitungan EIA alternatif ini dinilai layak untuk dilaksanakan. Selain pemanfaatan limbah usulan yang diberikan pada PG. Kebon Agung yaitu optimalisasi pemakaian bahan produksi, perbaikan proses, effisiensi energi, minimalisir pemakaian bahan yang beresiko lingkungan tinggi dan memantau unit produksi yang selama ini mengeluarkan banyak limbah. Implementasi EMA ke depan memerlukan soaialisasi internal perusahaan tentang manfaat dan keuntungan EMA pada perusahaan disertai sinkronisasi pemahaman akan pentingnya upaya mencapai keuntungan maksimal tanpa mengabaikan faktor perlindungan lingkungan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2007/050702564 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 27 Sep 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 04:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/147695 |
![]() |
Text
050702564.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |