Studi Perencanaan Pabrik Nata dan Tepung Lidah Buaya (Nata de Aloe dan Aloe Powder) Skala Menengah, di Pontianak Kalimantan Barat

Marjuniati (2007) Studi Perencanaan Pabrik Nata dan Tepung Lidah Buaya (Nata de Aloe dan Aloe Powder) Skala Menengah, di Pontianak Kalimantan Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hasil produksi lidah buaya terbesar di Indonesia adalah di Pontianak, Kalimantan Barat. Jumlah produksi lidah buaya segar pada tahun 2006 sebesar 17.040 ton dari 213 Ha luas tanaman. Daya serap pasar lokal sebesar 960 ton per tahun dan ekspor sebesar 9.000 ton per tahun. Permintaan lidah buaya segar dan produknya setiap tahun semakin meningkat, oleh karena itu selain mencari pasar yang baru, perlu dioptimalkan pemanfaatan lidah buaya menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti nata lidah buaya (Nata de Aloe) dan tepung lidah buaya (Aloe Powder). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa alternatif perencanaan pabrik nata dan tepung lidah buaya skala menengah ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek teknis, dan aspek finansial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data penelitian bersumber dari hasil wawancara, observasi dan studi literatur. Pengolahan data aspek pasar memperhitungkan konsumsi per kapita untuk hasil olahan lain dari lidah buaya dan jumlah penduduk propinsi Kalimantan Barat. Penentuan proses dan teknologi berdasarkan penelitian dan industri yang ada. Penetapan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja disesuaikan dengan tahapan proses produksi. Perhitungan analisa finansial disesuaikan dengan tingkat harga dan bunga yang berlaku. Dari hasil penelitian diketahui bahwa permintaan nata lidah buaya dan tepung lidah buaya pada tahun 2007 sebesar 10.018,125 kg dan 77,06 kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa daya serap terhadap produk tinggi. Kapasitas produksi direncanakan sebesar 2.000 kg lidah buaya segar per hari untuk setiap alternatif pabrik, yaitu pabrik A (pabrik nata lidah buaya), pabrik B (pabrik tepung lidah buaya), dan pabrik C (pabrik nata dan tepung lidah buaya). Dari perhitungan analisa finansial bahwa modal yang dikeluarkan terendah pabrik A sebesar Rp. 432.404.252,00 dan tertinggi pabrik C sebesar Rp. 763.135.896,00. Berdasarkan biaya operasional yang terendah pabrik B sebesar Rp. 1.901.457.867,00 dan tertinggi pabrik C sebesar Rp. 2.368.174.705,00. Harga jual produk yang ditawarkan produk pabrik C harganya tinggi yaitu nata lidah buaya Rp 2.205,00 sedangkan pabrik A sebesar Rp. 1.900,00; dan harga tepung lidah buaya pabrik C Rp. 661.303,00 dan pabrik B Rp. 561.700.00. Dari hasil analisa finansial yang dipilih adalah alternatif pabrik C, dikarenakan BEP unit maupun rupiah kecil dengan payback period tercepat yaitu 3 tahun 11 bulan 6 hari, nilai NPV sebesar Rp. 744.350.921,00 dan nilai IRR sebesar 18%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2007/050702556
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 28 Sep 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 04:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/147687
[thumbnail of 050702556.pdf] Text
050702556.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item