Analisis Tegangan, Regangan, dan Deformasi pada Perkerasan Lentur Porus dan Konvensional Dengan Skala Semi Lapangan,

Natalia, Vrischa (2017) Analisis Tegangan, Regangan, dan Deformasi pada Perkerasan Lentur Porus dan Konvensional Dengan Skala Semi Lapangan,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jenis perkerasan lentur yang digunakan di Indonesia umumnya menggunakan perkerasan konvensional dengan standar Bina Marga. Tipikal utama dari perkerasan lentur konvensional ini adalah kemampuannya dalam meloloskan air kurang baik sehingga rentan terhadap kerusakan dan dapat mengakibatkan terjadinya genangan atau banjir. Salah satu upaya pencegahan atas permasalahan tersebut adalah menggunakan aspal porus. Aspal porus adalah campuran aspal yang memperbolehkan air mengalir kedalam lapisan atas secara vertikal dan horizontal sehingga dapat mengurangi genangan air dan limpasan air akibat air hujan yang jatuh di permukaan perkerasan jalan. Aspal porus memiliki struktur lapisan pori yang lebih besar atau angka permeabilitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan perkerasan konvensional. Memang adanya permeabilitas yang lebih tinggi ini memungkinkan air lebih cepat mengalir ke lapisan bawah, namun hal ini menyebabkan kekuatan dari perkerasan tersebut akan terpengaruh. Mengingat pentingnya mengetahui pengaruh tegangan, regangan, dan deformasi terhadap perkerasan porus dan konvensional, maka perlu dilakukan penelitian terhadap dua jenis perkerasan tersebut dengan metode skala semi lapangan dan fokus pada peningkatan kinerja jumlah lintasan. Pada penelitian ini, digunakan kriteria perkerasan yang menyerupai kondisi sesungguhnya baik pada beban, material, maupun ketebalannya. Beban yang digunakan merupakan beban satu roda sebesar 20 kg/cm2. Material subbase berupa batu pecah dengan gradasi kelas B, base berupa batu pecah gradasi kelas A, dan surface berupa aspal porus dengan tambahan 8% additive gilsonite serta aspal kovensional sesuai dengan ketetapan Bina Marga. Tegangan dan regangan yang diukur hanya pada bagian bawah aspal porus dan lapisan pondasi. Mula-mula, perkerasan porus dan konvensional diberikan beban dinamis lalu nilai tegangan dan regangan dibaca setiap 100 kali lintasan hingga 1500 lintasan. Selanjutnya perkerasan diberikan beban statis. Dari hasil pengukuran, diperoleh bahwa nilai tegangan dan regangan cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya jumlah lintasan. Tegangan dan regangan yang terjadi pada perkerasan lentur porus pada awalnya cenderung lebih besar dibandingkan pada perkerasan lentur konvensional. Tegangan yang terjadi pada lapis pondasi merupakan tegangan tekan dimana nilai maksimum berada tepat di bawah roda dan akan semakin berkurang seiring dengan jaraknya terhadap beban roda. Tegangan dengan skala semi lapangan akibat beban dinamis cenderung lebih besar daripada tegangan akibat beban statis. Sedangkan, regangan dengan skala semi lapangan akibat beban statis cenderung lebih besar daripada regangan akibat beban dinamis. Deformasi yang terjadi pada permukaan aspal akibat beban roda yang melintas semakin bertambah besar seiring dengan bertambahnya jumlah lintasan. Deformasi yang terjadi pada perkerasan lentur porus cenderung lebih besar daripada yang terjadi pada perkerasan lentur konvensional.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2017/9/051700460
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 25 Jan 2017 10:30
Last Modified: 25 Jan 2017 10:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/145642
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item