Pola Ruang Pura Kahyangan Berdasarkan Susunan Kosmos Tri Angga dan Tri Hita Karana. (Studi Kasus: Pura Poten-Suku Tengger, Pura Giri Arjuno-Dusun Junggo, Pura Lempuyang Luhur-Bali)”.

Firmansyah, Maulana Reddy (2016) Pola Ruang Pura Kahyangan Berdasarkan Susunan Kosmos Tri Angga dan Tri Hita Karana. (Studi Kasus: Pura Poten-Suku Tengger, Pura Giri Arjuno-Dusun Junggo, Pura Lempuyang Luhur-Bali)”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Agama Hindu merupakan salah satu agama tertua di Nusantara yang dibawa oleh para pendeta dari India. Agama Hindu berkembang dan memberikan dampak besar di Nusantara khususnya di bidang sastra dan budaya. Pusat perkembangan agama Hindu pada masa itu terletak di Jawa Timur dimana pernah berdiri kerjaan bercorak Hindu terbesar di Nusantara bernama Majapahit. Namun pada awal kedatangan pengaruh agama Islam ke Nusantara menjadi awal keruntuhan kerajaan Majapahit. Pusat kerajaan Hindu pun berpindah ke Bali, dimana para pemuka agama telah membangun satu konsep rumah ibadah yang kita kenal sekarang sebagai pura. Pura di Bali berkembang besama dengan kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat Bali, kemudian meluas hingga kembali ke tanah Jawa dan berkembang di Jawa dengan kebudayaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola ruang pada pura Jawa Timur dan Bali berdasarkan susunan kosmos Tri Angga dan Tri Hita Karana serta untuk menganalisis penyandingan pola ruang pura di kedua wilayah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pertimbangan objek penelitian dan topik penelitian yang berkaitan erat dengan kondisi sosial dan budaya setempat yang didalamnya tekandung makna-makna dan filosofi tertentu. Kriteria dipilihnya pura sebagai objek studi adalah lokasi pura harus berada di wilayah Jawa Timur dan Bali, pura merupakan jenis Pura Kahyangan, memiliki pengusung pura yang adalah masyarakat asli setempat, dan berada di lokasi yang disakralkan (gunung). Variabel yang digunakan diambil dari penelitian sebelumnya oleh Ngoerah, (1975) yaitu Pola Ruang dengan sub variabel orientasi, zonasi makro, zonasi mikro, dan prosesi, serta Konsep kosmologi dengan sub variabel Tri Hita Karana dan Tri Angga. Pada akhir penelitian didapatkan kesimpulan bahwa konsep pola ruang pada Pura bersifat fleksibel terhadap kondisi geografis setempat yang dipengaruhi oleh kepercayaan dan kebudayaan pengusung pura pada masing-masing wilayah. Penyesuaian pola ruang paling banyak terlihat pada orientasinya yang berdampak pada segi-segi pembentuk pola ruang lainnya.

English Abstract

Hinduism in one of the oldest religions in Nusantara that was brought by the priests from India. Hinduism flourishes and gives a huge impact for Nusantara especially in literature and culture fields. The centre of the growth of Hinduism on that period of time was located in East Java, where Majapahit-the last and biggest Hinduism empire- had ever established. But apparently the beginning of the advent of Islam religion influence to Nusantara became the fall of the Majapahit empire. As Majapahit empire was falling apart, the centre of Hinduism empire was moved to Bali island, where the priests had built a concept of house of worship which nowadays is known as Pura. Pura in Bali flourishes along with the culture and the social life of Balinese, then spreaded back to Java and adapted with Javanese’s culture and beliefs.The aim of this study is to analyze the spatial patterns of Pura in East Java and Bali based on Tri Angga and Tri Hita Karana as Hinduism cosmic composition, and also to analyze the spatial patterns pairing in both regions. The method of the study is a qualitative descriptive considering the case and the topic of the study are closely related with social and cultural condition around which contain certain meanings and phylosophy. Criteria for selection of pura as a study case is the location of the building which should be located in East Java and Bali, pura should be classified as Pura Kahyangan, has ‘pengusung Pura’ who are the local natives, and is located in a sacred area (ex. mount). The variables of the study are taken from the previous research by Ngoerah (1975) which are spatial patterns including the sub-variables (orientation, macro zonning, micro zonning, and spatial procession), along with cosmic compotition including Tri Hita Karana and Tri Angga as the sub-variables. At the end of the study, the conclussion shows that spatial patterns of Pura is flexible and adaptive to geographical condition around which is affected by ‘Pengusung Pura’s belief and culture in each regions. The spatial patterns’ conformation mostly appears on the orientation which affects to another spatial patterns’ constructor aspects

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2016/955/051611986
Uncontrolled Keywords: Pura Kahyangan, East Java, Bali, spatial patterns, Tri Hita Karana and Tri Angga,-Pura Kahyangan, Jawa Timur, Bali, pola ruang, Tri Hita Karana dan Tri Angga.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 24 Nov 2016 08:29
Last Modified: 26 Nov 2021 06:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/145244
[thumbnail of BAB3.pdf]
Preview
Text
BAB3.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB5.pdf]
Preview
Text
BAB5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB4000000000.pdf]
Preview
Text
BAB4000000000.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of cover.pdf]
Preview
Text
cover.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB1.pdf]
Preview
Text
BAB1.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB2.pdf]
Preview
Text
BAB2.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item