MBasudewi, Fiindah (2016) Pemanfaatan Kitosan Untuk Menurunkan Turbiditas Pada Koloid Asam Humat Melalui Proses Koagulasi Flokulasi,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ketersediaan air bersih yang semakin berkurang merupakan salah satu tantangan bagi industri pengolahan air bersih untuk melakukan pengolahan sumber air permukaan, khususnya di wilayah Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Timur. Potensi sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan sebagai air bersih adalah air gambut. Secara umum air gambut memiliki ciri-ciri yakni adanya kandungan koloid asam humat yang tinggi, pH yang bersifat asam yakni 4 hingga 6, serta turbiditas yang tinggi, sehingga memerlukan adanya pengolahan agar memenuhi standar mutu air bersih. Proses koagulasi merupakan salah satu proses penjernihan air yang membutuhkan adanya penambahan bahan kimia yang disebut dengan koagulan. Pada penelitian ini digunakan koagulan alami, yakni koagulan kitosan yang memiliki sifat tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi, bersifat polielektrolit, dan mudah berinteraksi dengan koloid asam humat. Maksimalisasi dari penggunaan koagulan kitosan ditentukan dengan melakukan pengujian FTIR untuk mengetahui persentase derajat deasetilasi kitosan serta melakukan variasi terhadap dosis koagulan kitosan dan pH koagulasi. Pada penelitian ini dilakukan proses koagulasi dengan menggunakan peralatan jar test dan empat buah beaker glass sebagai wadah sampel sintetis yang telah ditambahkan koagulan kitosan dan kondisinya telah diatur, seperti variasi dosis serta pH. Sampel sintetis yang digunakan adalah koloid asam humat sebanyak 500 mL dengan turbiditas 25 NTU yang berada pada rentang turbiditas air gambut. Kitosan 1% dengan dosis 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm digunakan untuk menentukan dosis maksimum koagulasi flokulasi, sedangkan untuk mengetahui pH maksimum koagulasi flokulasi, maka koloid asam humat yang telah bercampur koagulan kitosan dikondisikan pada pH 4, 5, 6, 7, dan 8. Alat jar test dioperasikan dengan pengadukan cepat pada kecepatan putaran 120 rpm selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan pengadukan lambat pada kecepatan 20 rpm selama 20 menit, serta sedimentasi selama 120 menit. Selanjutnya masing-masing dari beaker glass diambil 10 ml pada bagian atas, yakni air yang telah jernih untuk dilakukan pengujian terhadap parameter turbiditas dan pH akhir setelah proses sedimentasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VIII/2002, turbiditas yang diperbolehkan sebesar 5 NTU. Proses koagulasi dan flokulasi didapatkan dosis optimal penggunaan koagulan kitosan sebesar 200 ppm dengan pH 6, dimana kondisi ini sesuai dengan rentang turbiditas maksimum yang diperbolehkan oleh PERMENKES, yaitu sebesar 1,45 NTU. Hal ini disebabkan oleh banyaknya ion negatif (-COOH) pada koloid asam humat, yang teradosrpsi pada permukaan koagulan kitosan dan selanjutnya terjadi destabilisasi dan penetralan muatan ion. Dengan adanya polimer pada kitosan, partikel yang telah terdestabilisasi akan bergabung membentuk jembatan antar partikel, sehingga dapat membentuk flok-flok yang mudah untuk disedimentasikan. Pada dosis 500 ppm terjadi peningkatan nilai turbiditas, hal ini dikarenakan dosis yang ditambahkan berlebih, sehingga tidak ada ion negatif yang mampu diikat lagi oleh gugus amina (NH3+) pada koagulan kitosan, sehingga gugus amina kembali stabil dan membentuk kekeruhan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2016/864/051609678 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering and related technologies |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Kimia |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 27 Oct 2016 09:34 |
Last Modified: | 27 Oct 2016 09:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/145140 |
Actions (login required)
View Item |