Optimasi Waktu dan Biaya Proyek Pembangunan Kolam Renang Internasional Dengan Critical Path Method (CPM)”

Prayoga, Hengky (2016) Optimasi Waktu dan Biaya Proyek Pembangunan Kolam Renang Internasional Dengan Critical Path Method (CPM)”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

PT. Anggaza Widya Ridha Mulia adalah kontraktor pelaksana pada proyek pembangunan kolam renang internasional Kabupaten Malang. Suatu proyek bersifat terbatas dan dibatasi oleh waktu dan biaya, maka dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pada proyek ini harus dilakukan dengan tepat. Realisasi proyek perlu dievaluasi dan dikontrol agar target pekerjaan yang ditetapkan oleh perusahaan dapat terpenuhi dan tidak mengalami keterlambatan. Namun yang terjadi pada realisasi proyek ini mulai dari minggu ketiga hingga minggu kedelapan muncul indikasi keterlambatan proyek, maka perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat agar proyek tidak mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Optimasi waktu dan biaya adalah usaha pemanfaatan waktu yang relatif singkat dengan biaya yang minimum untuk mencapai suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan yang baik dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas suatu proyek. Dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) pada penjadwalan, diperoleh jalur kritis pada suatu proyek untuk menentukan suatu kegiatan yang dapat dipersingkat waktu pelaksanaannya. Ada beberapa alternatif untuk melakukan percepatan proyek diantaranya adalah dengan penambahan jam kerja, penambahan jumlah pekerja dan sub kontrak atau borongan kerja. Dengan analisa crashing project menggunakan penambahan jam kerja, dimaksudkan mengurangi waktu pekerjaan namun tetap mempertahankan jumlah produktivitas. Biaya langsung proyek akan meningkat dengan adanya penambahan jam kerja. Crashing project merupakan salah satu metode untuk mempersingkat waktu penyelesaian suatu proyek. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada pada kondisi riil proyek maka dari tiga alternatif tersebut ditetapkan penambahan jam kerja lembur selama 2 jam per hari pada pekerjaan kritis adalah solusi paling optimal dan tepat dalam upaya mencegah keterlambatan penyelesaian proyek. Hasil dari penelitian ini diketahui lintasan kritis terdapat pada aktivitas A1-A2-B1-B2-B3-B4-B5-F1-F2-G1-G2-G3-G4-G5-K1-K2-K3-L1-L2-L3, tetapi upaya percepatan atau crashing project hanya dilakukan pada aktivitas K2-K3-L1-L2-L3. Pada aktivitas kritis lainnya pada proyek ini yaitu aktivitas A1-A2-B1-B2-B3-B4-B5-F1-F2-G1-G2-G3-G4-G5-K1 sudah tidak mungkin untuk dilakukan percepatan karena pada minggu ke-8 aktivitas-aktivitas tersebut sudah terlewati. Percepatan selama 4,5 hari kerja pada aktivitas K2 membutuhkan penambahan biaya Rp. 43.640.493,75. Percepatan selama 6 hari kerja pada aktivitas K3 membutuhkan penambahan biaya Rp. 34.037.981,25. Percepatan selama 1,5 hari kerja pada aktivitas L1 membutuhkan penambahan biaya Rp. 15.135.750,00. Percepatan selama 1,5 hari kerja pada aktivitas L2 membutuhkan penambahan biaya Rp. 42.758.550,63. Percepatan selama 3,5 hari kerja pada aktivitas L3 membutuhkan penambahan biaya Rp. 11.443.512,50. Perbandingan waktu atau durasi penyelesaian proyek dalam keadaan normal yaitu selama 104 hari kerja menjadi 87 hari kerja sehingga selisih waktu pengerjaan proyek adalah 17 hari kerja. Penambahan biaya atau cost slope yaitu sebesar Rp. 147.016.288,13 didapatkan dari selisih antara total biaya normal proyek sebesar Rp. 4.273.831.326,84 dan biaya total dipercepat sebesar Rp. 4.420.847.614,96.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2016/50/051601756
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 670 Manufacturing
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 14 Mar 2016 14:42
Last Modified: 22 Oct 2021 05:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/144718
[thumbnail of HENGKY_PRAYOGA_105060702111010.PDF]
Preview
Other
HENGKY_PRAYOGA_105060702111010.PDF

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item