Mustivia (2016) Aktivitas Ritual Pembentuk Teritori Ruang pada Pura Lingsar Lombok”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pura Lingsar merupakan pura tertua dan terbesar yang ada di Pulau Lombok. Pura ini merupakan bangunan peribadatan yang dikeramatkan atau digunakan oleh dua suku adat terbesar di Lombok, yaitu Suku Bali (mayoritas beragama Hindu) dan Suku Sasak (penganut Islam Watu Telu). Kelompok pengguna yang berbeda menimbulkan beragamnya jenis aktivitas ritual yang dilaksanakan. Jenis aktivitas ritual yang dilaksanakan adalah ritual keagamaan dan ritual kebudayaan. Terdapat pula ruang di dalam bangunan ini yang digunakan oleh kedua suku adat untuk melaksanakan ritualnya masing-masing secara berdampingan dan pada waktu yang dapat bersamaan ataupun tidak. Seperti yang diketahui, setiap individu ataupun sekelompok orang cenderung memiliki suatu ruang yang diklaim sebagai wilayah yang dimilikinya dan memiliki tingkat privasi yang tinggi sehingga tidak dapat diganggu atau dimasuki oleh kelompok lain kecuali dengan adanya izin khusus. Bangunan Pura Lingsar yang digunakan oleh dua kelompok masyarakat menyebabkan reaksi pengguna ruang dan teritori ruang yang muncul akan berbeda dengan bangunan pura pada umumnya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pola aktivitas ritual dan teritori ruang yang terbentuk dari aktivitas tersebut. Metode studi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dengan lebih jelas proses pelaksanaannya aktivitas ritual dengan pelaku dan waktu pelaksanaannya di Pura Lingsar Ulon dan Pura Lingsar Gaduh, kemudian dilihat bagaimana teritori ruang yang terbentuk pada kedua bangunan tersebut. Teritori ruang dipengaruhi oleh aktivitas ritual, pelaku, serta waktu pelaksanaan aktivitas ritual. Hasil studi lapangan menemukan bahwa ruang ritual pada setiap ritual memiliki pola yang berbeda. Pada ritual keagamaan, ruang ritual terbentuk pada seluruh area persembahyangan dan aktivitasnya cenderung bergerak dari suatu ruang menuju ruang lainnya. Sedangkan pada ritual kebudayaan, ruang ritual hanya terbentuk atau berpusat pada area Kemaliq yang ada para Pura Lingsar Gaduh saja. Teritori yang terbentuk pada Pura Lingsar Ulon adalah teritori primer dan tersier, sedangkan pada Pura Lingsar Gaduh adalah teritori primer, sekunder, dan tersier. Hal ini disebabkan oleh faktor jenis pelaku yang terlibat di dalam ritual yang dilaksanakan pada bangunan tersebut.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2016/298/051604429 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 14 Jun 2016 14:27 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 02:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/144484 |
Preview |
Text
BAB_3.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_5.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER_-_DAFTAR_TABEL.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
SCAN_LEMBAR_PENGESAHAN_DRAFT_SKRIPSI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_2.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |