Vitarianti, AdistyaEkky (2015) Perencanaan Penjadwalan Proyek Menggunakan Critical Chain Project Management,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam melakukan perencanaan penjadwalan proyek, PT XYZ mengatur aktivitas sesuai urutan logika keterkaitan, dan setelah itu mengatur sumber dayanya. Dengan penjadwalan seperti ini, banyak proyek perusahaan yang mengalami keterlambatan. Salah satu proyek yang pengerjaannya terlambat adalah proyek pembangunan jaringan pipa transimisi minyak bumi. Dalam dua bulan pengerjaan, proyek ini mengalami keterlambatan sebanyak dua minggu dari waktu yang telah dijadwalkan. Keterlambatan ini dimungkinkan karena adanya safety time pada durasi aktivitas sehingga muncul kecenderungan manusia untuk menunda pengerjaan proyek. Sehingga, dalam penelitian ini akan dilakukan perencanaan penjadwalan proyek menggunakan metode Critical Chain Project Management (CCPM) yang kemudian dibandingkan dengan perencanaan penjadwalan yang dilakukan PT. XYZ. CCPM adalah sebuah metode yang berlandaskan Theory Of Constraint (TOC) yang diperkenalkan oleh Eliyahu Goldratt pada tahun 1997. Metode ini mengubah konsep jaringan kritis pada proyek menjadi rantai kritis, menghilangkan safety time yang ada pada proyek, dan memasukkan buffer pada proyek untuk menjaga waktu penyelesaian proyek. Perencanaan penjadwalan menggunakan CCPM dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu melakukan analisis durasi tanpa safety time, membuat jaringan aktivitas sesuai nilai LF (Late Finish), menyelesaikan konflik sumber daya yang ada pada jaringan, mengidentifikasi rantai kritis, memasukkan buffer proyek, resource buffer, dan feeding buffer. Hasil penjadwalan CCPM adalah bahwa proyek dapat selesai dalam waktu 111 hari dengan buffer proyek sebesar 36 hari. Proyek memiliki 6 resource buffer pada rantai kritis, dan 6 feeding buffer pada rantai non kritis. Biaya proyek yang dihasilkan dari metode ini adalah $807.245 bila buffer tidak terpakai, dan $955.133 bila buffer habis terpakai. Perbandingan hasil penjadwalan CCPM dengan perusahaan adalah selisih 38 hari jika buffer tidak terpakai, dan 2 hari jika buffer terpakai. Untuk biaya proyek, selisih yang didapatkan adalah sebesar $305.779 jika buffer tidak terpakai, dan $157.891 jika buffer terpakai. Sehingga perusahaan akan lebih memakai CCPM dalam perencanaan penjadwalan proyek karena dapat mengantisipasi safety time, lebih cepat penyelesaiannya, dan lebih rendah biayanya dibandingkan dengan perencanaan penjadwalan yang dilakukan perusahaan saat ini.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2015/587/051506087 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 670 Manufacturing |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 11 Sep 2015 08:48 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:55 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/143702 |
Preview |
Text
Skripsi_Adistya_Ekky_Vitarianti_(115060707111059).pdf Download (8MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |