Prabawanti, Silvi (2015) Studi Perencanaan Jaringan Irigasi dan Pola Operasi Embung Kokok Koak pada Daerah Irigasi Kokok Koak, Lombok Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengelolaan sistem irigasi yang baik erat kaitannya dengan peningkatan produksi daerah irigasi, karena itu dalam pengoperasian suatu jaringan irigasi hendaknya selalu diperhatikan mengenai ketersediaan air, kebutuhan air dan bagaimana cara membagi air yang ada tersebut sejauh mungkin adil dan merata agar semua tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pembahasan dalam studi ini adalah merencanakan pola tata tanam 10 alternatif dengan menggeser awal tanam padi dimulai dari bulan November periode II sampai April periode I, yang mana penentuan alternatif tersebut berdasarkan bulan yang memiliki curah hujan diatas curah hujan rerata untuk dipilih pola tata tanam terbaik yang memiliki NFR (Net Field water Requirement) rerata paling kecil. Pola tata tanam terbaik tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besar kebutuhan air irigasi yang berguna dalam melakukan simulasi sistem pola operasi embung dengan menggunakan debit andalan 97.3 % untuk debit air musim kering, debit andalan 80 % untuk debit irigasi, debit andalan 75.3 % untuk debit air rendah, debit andalan 50.7 % untuk debit air normal dan debit andalan 26.0 % untuk debit air cukup harus mencapai kegagalan kurang dari 20 %. Serta kebutuhan maksimalnya digunakan sebagai perencanaan jaringan irigasi teknis berupa saluran, kantong lumpur dan bangunan perlengkapnya. Hasil dari pembahasan studi ini adalah alternatif VII yang merupakan alternatif terbaik karena yang memiliki NFR rerata terkecil sebesar 0.28 lt/detik/ha dan besar kebutuhan air irigasi dalam setahun sebesar 2948837707.018 liter atau 294883,707 m3. Dari alternatif VII tersebut diperoleh kebutuhan air irigasi 15 harian yang digunakan untuk melakukan simulasi pola operasi embung Kokok koak untuk mengetahui sistem pemberian air dan luas lahan yang dicapai dalam setiap debit andalan dengan kegagalan tampaungan 20 %. Untuk NFR yang paling besar untuk perencanaan irigasi dan pola operasi embung sebesar 1.07. Saluran irigasi primer, sekunder dan tersier yang digunakan berbentuk persegi dengan bsaluran= hsaluran. Untuk saluran yang mengalami aliran superkritis, maka diperlukan adanya perencanaan got miring sesuai dengan standart KP 03 dan peredam yang digunakan adalah kolam olak tipe ambang ujung. Untuk mengurangi sedimen yang masuk ke saluran sekunder dan tersier, maka diperlukan adanya kantong lumpur untuk mengendapkan sedimen dan setiap 21 hari sekali digelontorkan. Panjang kantong lumpur 124 m dengan lebar 2 m dapat mengendapkan 317 m3 sedimen. Pintu yang digunakan dalam setiap percabangan bangunan bagi sadap atau bangunan sadap adalah pintu sorong dengan bukaan pintu sebesar a dan alat ukurnya berupa ambang lebar dengan tinggi muka air sebesar H1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2015/539/051506039 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 09 Sep 2015 13:31 |
Last Modified: | 24 Nov 2021 07:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/143650 |
Preview |
Other
LEMBAR_PENGESAHANN.PDF Download (2MB) | Preview |
Preview |
Other
SKRIPSI_SILVI_PRABAWANTI.PDF Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |