Kafindo, AnggunNimaztian (2015) Analisa Kekeringan Menggunakan Metode Thornthwaite Mather pada Sub-sub DAS Keyang Kabupaten Ponorogo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kekeringan merupakan suatu bencana alam yang terjadi secara perlahan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Dampak dari bencana kekeringan sangat luas dimana merugikan berbagai sektor, baik sektor pertanian, sosial, kesehatan, industri, dan lain-lain. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah bencana kekeringan agar tidak semakin parah, maka perlu dilakukan analisa terhadap indeks kekeringan yang terjadi, agar dapat menjadi alat peringatan (warning system) sebagai dasar rujukan bagi upaya mitigasi dan adaptasi. Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam perhitungan kekeringan adalah Metode Thornthwaite Mather. Metode ini menggunakan prinsip neraca air dan menekankan faktor evapotranspirasi sebagai faktor iklim selain hujan serta memasukkan parameter lengas tanah. Nilai kekurangan air (defisit) yang dihasilkan digunakan untuk menghitung indeks kekeringan wilayah, yang kemudian disebut peta sebaran indeks kekeringan. Hubungan antara hujan dan evapotranspirasi potensial (P dan PE) menunjukkan keadaan berlangsungnya periode bulan kering maupun periode bulan basah. Periode kering terjadi bila P<PE dan menimbulkan keadaan kekurangan air, sehingga diperlukan tambahan kadar air tersimpan dalam tanah yang berupa kelengasan. Penggunaan kelengasan (storage=ST) oleh tanaman menyebabkan terjadinya perubahan kelengasan dalam tanah (ΔST), sehingga kekurangan air hujan yang terus-menerus menyebabkan kelembaban dalam tanah semakin menurun. Awal periode basah bila (P>PE), kelembaban dalam tanah akan terisi kembali dan terjernihkan hingga mencapai kapasitas lapang (Sto) jika jumlah kelebihan air hujan mencukupi. Sebaliknya jika jumlah keseluruhan kelebihan air hujan pada periode basah tersebut lebih kecil daripada kapasitas lapang, Sto tidak akan tercapai. Besarnya Sto ditentukan oleh kapasitas tanah menahan air (water holding capacity) yaitu faktor tanah dan vegetasi. Sehingga jika terdapat kelebihan lengas, hubungan antara lengas dan evapotranspirasi menghasilkan indeks kelembaban (Im). Jika terdapat kekurangan lengas, hubungan kekurangan lengas dan evapotranspirasi potensial menghasilkan indeks kekeringan (Ia). Dari hasil analisa perhitungan, kekeringan terjadi pada bulan Juni-Oktober (5 bulan), sedangkan pada bulan November-Maret (5 bulan) mengalami bulan basah dan pada bulan April-Mei cenderung mulai mengalami kekeringan. Tahun paling kering terjadi pada tahun 1996 dan 2009, sedangkan tahun paling basah terjadi pada tahun 2010. Hubungan kekeringan, debit, dan curah hujan memiliki korelasi yang erat yaitu 0,7<R<0,9. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai surplus dan defisit Thornthwaite Maher memiliki korelasi terhadap nilai debit dan curah hujan
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2015/213/051502378 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Samsul Arifin |
Date Deposited: | 23 Mar 2015 11:18 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 04:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/143269 |
Preview |
Text
BAB_III_a.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_a.pdf Download (4MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_b_(Peta).pdf Download (5MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_d_Grafik.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_c.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_III_b_(Gambar).pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Ringkasan,Pengantar,Daftar_isi-tabel-gambar-pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_II.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |