Museum Layang – Pola Ruang Bangunan Rumo Aceh di Kawasan Mukim Aceh Lhee Sagoe

Sabila, Farisa (2014) Museum Layang – Pola Ruang Bangunan Rumo Aceh di Kawasan Mukim Aceh Lhee Sagoe. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Aceh Lhee Sagoe merupakan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Aceh, karena di daerah inilah terletak ibukota kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Aceh Lhee Sagoe merupakan area mukim sebagai tempat tinggal masyarakat dan wakil dari Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Terdapat peninggalan bersejarah dengan konsep segitiga. Salah satu yang sangat menonjol adalah adanya peninggalan rumah tradisional Aceh yang disebut dengan rumah tiga ruang, atau lebih dikenal dengan sebutan Rumoh Aceh. Konsep pola tiga ruang pada Rumoh Aceh merupakan perwujudan dari pola segitiga keseimbangan hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Oleh karena itulah pola ruang merupakan salah satu elemen arsitektural yang sangat sakral dan penting penerapannya pada Rumoh Aceh. Permasalahan yang dialami saaat ini adalah runtutan kejadian di Aceh menyebabkan keberadaan Rumoh Aceh berkurang, sehingga dikhawatirkan warisan budaya akan memudar. Hal ini juga disebabkan karena minimnya penelitian mengenai pola ruang Rumoh Aceh. Tujuan dari penelitian untuk menemukan pola ruang bangunan Rumoh Aceh yang mewakili karakter Rumoh Aceh secara keseluruhan dan keterkaitannya faktor non fisik yang mendasari terbentuknya pola ruang tersebut. sehingga minimnya informasi menyebabkan masyarakat tidak dapat engambil manfaat dari penerapan pola ruang pada Rumoh Aceh. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pola ruang bangunan yang terbentuk, serta kmengkaitkannya dengan faktor non fisik yang terdapat di lapangan yang melandasi terbentuknya pola ruang tersebut. Adapun kampung tradisional yang diteliti merupakan gampong-gampong yang masih memiliki peninggalan Rumoh Aceh yang masuk ke dalam daerah tiga sagi tersebut. Pencaharian Rumoh Aceh berada di kawasan tiga artefak bersejarah yang mewakili seluruh kawasan Aceh Lhee Sagoe, yaitu di sekitar Indrapurwa, Indrapatra, dan Indrapuri, Peristiwa tsunami menyebabkan sagi di daerah Indrapurwa dan Indrapatra kehilangan gampong tradisional, sehingga kampung yang dijadikan objek penelitian merupakan Rumoh Aceh yang berada di kawasan Kabupaten Aceh Besar (Aceh Lhee Sagoe) yang masih memiliki peninggalan Rumoh Aceh bekas mukim Kerajaan dan mampu mewakili kawasan tersebut. Adapun gampong yang dipilih adalah Gampong Lamlhom, Blangtingkeum, Lambada, Lambari Bakme, Pasie Lamgarot, dan Indrapuri. Kampung tradisional tersebut dipilih sebagai kampung yang akan diteliti karena memiliki cukup banyak peninggalan Rumoh Aceh yang masih dipertahankan dan ditinggali oleh masyarakatnya serta mampu mewakili Rumoh Aceh di masing-masing sagi dengan lokasi objek berada pada titik yang berbeda-beda. Hal ini juga disebabkan karena wilayah Aceh Lhee Sagoe yang memiliki luas wilayah 2969 km2 menjadikan banyaknya Rumoh Aceh yang akan diteliti agar mampu mewakili karakter keseluruhan pola ruang bangunan dari Rumoh Aceh. Ketiga sagi tersebut merupakan Kabupaten Aceh besar dengan arsitektur Rumoh Aceh yang masih asli dengan usia bangunan yang sudah tua, sehingga daerah terpilih sangat kuat untuk dijadikan objek penelitian untuk menemukan pola ruang pada Rumoh Aceh dan merupakan titik kawasan bersejarah yang tersebar di Kabupaten Aceh Besar. Studi ini akan melihat pola ruang bangunan yang terbentuk di mukim peninggalan kerajaan pada kawasan Aceh Lhee Sagoe, serta menemukan faktor-faktor yang mendasari terbentuknya pola ruang bangunan tersebut. Tidak menutup kemungkinan akan adanya peredaan-perbedaan pola ruang bangunan yang terbentuk di tiap gampong yang diteliti. Gampong ini diharapkan juga mampu mewakili karakter di tiap daerah persebarnnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan masyarakat tentang nilai-nilai kearifan lokal yang juga sesungguhnya diterapkan pada pola ruang bangunan Rumoh Aceh. Selama ini informasi yang berkembang di masyarakat mengenai pola ruang bangunan Rumoh Aceh masih bersifat umum dan belum dianalisis secara mendetail. Penggalian mengenai pola ruang bangunan Rumoh Aceh ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan bagi masyarakat luas dan pihak-pihak

English Abstract

Aceh Lhee Sagoe or Aceh Triangle Land is one of the authority from Aceh Empire, because in this area was located the capital city of Bandar Aceh Darussalam Empire. Aceh Lhee Sagoe is one of the residence area and also as the settlement of the society and representatives from Bandar Aceh Darussalam Empire. There is history legacy of Triangle Concept. One of example is the legacy of Aceh Traditional House which known as The House of Three spatial pattern, or known as Rumoh Aceh. The 1esign concept of three spatial pattern in Rumoh Aceh as representation from the balance triangle scheme related to the God, human being and nature. Therefore, the spatial pattern represent the architecture element which is so sacred and important in terms of the implementation in Rumoh Aceh. The problem which is faced right now is the consecutive event in Aceh caused the existence Rumoh Aceh was decreasing, therefore it will give an impact to the loss of Aceh’s heritage. In addition, its because the lack of research which go through about the spatial pattern of Rumoh Aceh. The purpose of this study is to find the building spatial pattern of Rumoh Aceh which represents the whole character of Rumor Aceh and in relation with non-physical factors which covered the form of spatial pattern concept. Therefore, the lack of information make the society could not take the advantages from the implementation of Rumoh Aceh spatial pattern concept. The method used is descriptive qualitative which conduct the observation directly in terms of spatial pattern building, and also associated with nonphysics factor which exist in the field that form based with the design concept of spatial pattern building. A1other aspect which is observed is traditional village, traditional village includes gampong-gampong which still has a legacy of Rumoh Aceh that also belongs to the sector of triangle area. The living of Rumoh Aceh lies on those three historical artefact which represent a whole area of Aceh Lhee Sagoe around Indrapurwa, Indrapatra, and Indrapuri.Tsunami caused sector in Indrapurwa, Indrapatra, and Indrapuri lost traditional gampong, therefore the village which become the object research belongs to Rumoh Aceh which located in the area of Aceh Besar ( Aceh Lhee Sagoe) Regency which still has the Rumoh Aceh Legacy and also as the remains of Aceh Empire. Another point of the reason in choosing Rumoh Aceh as the research object is that it can represent the area around Aceh also. While gampong that is chosen is Gampong Lamlo, Blangtingkeum, Lambada, Lambari Bakme, Pasie Lamarot, and Indrapuri. Those three traditional village are choosen because they are having a lot of Rumoh Aceh heritage which maintained and settled by their society as well as can represent each of sector in Rumoh Aceh with object location existed on the different points. This is also because the Aceh Lhee Sagoe has a wide area that is 2969 km2, hence it makes Rumoh Aceh deserved to be researched, therefore it can represent the whole character of the building from Rumoh Aceh. These sectors also belongs to Aceh Besar Regency with architecture building in that place still remains original, and with the age of the building has already aged.Hence, the choosen area were extremely strong to become the research object in order to find the building spatial pattern of Rumoh Aceh and also include the historical area which spread over Aceh Besar Regency. This study will also have a look on the building spatial pattern concept that formed in the Empire area legacy of Aceh Lhee Sagoe, and also find the factors which underlying the form of the building design concept. It does not close the possibility of the differences toward the design concept of spatial pattern which formed in every gampong which want to be researched. This gampong is also expected to represent the character in every region.The other aim also to enhance the society knowledge about the value of local wisdom that actually implemented toward the building spatial pattern of Rumoh Aceh. During this time, the information which developed in the society about the building spatial pattern of Rumoh Aceh are

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2014/292/051403836
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Jul 2014 11:28
Last Modified: 21 Oct 2021 14:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/142578
[thumbnail of Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-3.pdf]
Preview
Text
Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-3.pdf

Download (8MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-4.pdf]
Preview
Text
Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-4.pdf

Download (9MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-5.pdf]
Preview
Text
Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-5.pdf

Download (7MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-1.pdf]
Preview
Text
Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-1.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-2.pdf]
Preview
Text
Pages_from_SKRIPSI_FARISA_SABILA_105060500111014-2.pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item