Sukarno, PipietGayatri (2014) Pelestarian Gedung Badan Koordinasi Wilayah ( Bakorwil ) Kota Madiun,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penjajahan bangsa Belanda meninggalkan jejak karya arsitektur di Indonesia. Bangunan kolonial Belanda memiliki keanekaragaman bentuk menyesuaikan dengan kondisi iklim dan budaya di daerah Indonesia. Bangunan-bangunan tua memiliki cerita mengenai awal kota tersebut berdiri dan berkembang. Kota Madiun menjadi salah satu kota yang masih memiliki peninggalan bangunan kolonial Belanda. Salah satu bangunan kolonial Belanda di Kota Madiun yang masih mempertahankan bentuk asli dan masih berfungsi dengan baik adalah Kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang dibangunan sekitar tahun 1850-an. Gedung Bakorwil terletak di pusat kota yaitu Jalan Pahlawan dan menjadi salah satu bangunan tertua peninggalan kolonial Belanda di kawasan tersebut. Pada RTRW Kota Madiun tahun 2012-2030 mencanangkan pengembangan pusat pertokoan modern di kawasan Jalan Pahlawan yang berpotensi menggusur keberadaan bangunan kolonial Belanda. Tujuan penelitian mengenai bangunan kolonial Bakorwil Kota Madiun, yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis Karakter bangunan Bakorwil Kota Madiun meliputi karakter spasial dan visual bangunan; menganalisis dan menentukan strategi atau arahan pelestarian bangunan kolonial Bakorwil Kota Madiun. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga metode, yaitu: metode deskriptif analisis, metode evaluasi dan metode development. Ketiga metode tersebut digunakan untuk menganalis dan menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Fokus pembahasan penelitian mengenai karakter arsitektur bangunan secara spasial dan visual serta strategi pelestarian yang akan digunakan. Objek penelitian terdiri dari dua bangunan kolonial, yaitu bangunan induk dan kantor kesekretariatan Bakorwil. Tahap awal penelitian dimulai dengan menentukan variabel penelitian yang akan digunakan dalam analisis. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan dalam menentukan strategi dan arahan pelestarian setelah melalui tahap penilaian makna kultural. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter spasial bangunan mengalami perubahan namun perubahan tersebut dapat diidentifikasi. Alur sirkulasi bangunan mengikuti bentuk penataan ruang dalam bangunan. Selain itu terdapat hall yang berfungsi sebagai entrance utama bangunan. Orientasi bangunan mengarah ke arah barat yang mempengaruhi tatanan bukaan pada bangunan dan jenis elemen jendela serta pintu yang digunakan pada bangunan. Karakter visual bangunan didominasi oleh elemen bangunan yang berbentuk geometri. Bentuk dan ukuran pintu kental dengan bentuk geometri dengan ukuran yang besar. Ragam hias yang terdapat pada bangunan induk Bakorwil mendapat pengaruh dari budaya Yogyakarta. Arahan pelestarian pada objek penelitian ini, diklasifikasikan ke dalam tiga kelas potensial, yaitu: potensial rendah, potensial sedang, dan potensial tinggi. Setelah mengklasifikasikan potensial elemen bangunan kemudian menentukan arahan pelestarian fisik bangunan terbagi dalam tiga strategi pelestarian, yaitu preservasi diarahkan pada elemen-elemen bangunan yang berpotensial tinggi, konservasi diarahkan pada elemen-elemen bangunan yang berpotensial sedang, dan rehabilitasi diarahkan pada elemen-elemen bangunan yang berpotensial rendah. Selain itu juga menentukan arahan pengembangan bangunan untuk ke depannya, namun pengembangan hanya secara spasial/ ruang bangunan agar gaya bangunan/ langgam asli bangunan tidak hilang.
English Abstract
Dutch colonization left a trail of works of architecture in Indonesia. Dutch colonial building has a wide diversity of shapes adjust to the climate and culture in the Indonesian region. Old buildings have a story about the beginning of the standing and growing city. City of Madiun became one of the city that still has a legacy of Dutch colonial buildings. One of the Dutch colonial building in the Madiun City that still retains the original shape and still function properly is the Regional Coordinating Office (Bakorwil) which built arround 1850s. Bakorwil building located at the center of the city exactly at Pahlawan Street city and became one of the oldest colonial Dutch buildings in that region. According to RTRW Madiun City In the years 2012-2030 launched the development of a modern shopping center in the area of Pahlawan street which potentially displacing the presence of Dutch colonial buildings. The purpose of this research on Bakorwil colonial buildings Madiun City , which is to identify and analyze the character of the Bakorwil building Madiun City include spatial and visual character of the building; analyze and determine the strategy or direction of the preservation of colonial buildings Bakorwil Madiun. The method of data analysis used in this study there are three methods, namely: descriptive analysis methods, evaluation methods and development method. These three methods are used to analyze and answer the problem formulation that has been determined. Focus of this research on the architectural character of the building as well as the spatial and visual preservation strategies that will be used. The object of this research is composed of two colonial buildings, the main building and secretarial Bakorwil office. The initial phase of the study began with determine the research variables which will be used in the analysis. The results of the analysis will be used to determining the strategy and direction of preservation after the assessment phase of cultural meaning. The analysis showed that the spatial character of the building has changes but these changes can be identified. Building follows the shape of the flow circulation in the spatial arrangement of the building. In addition there is a hall that serves as the main entrance of the building. The orientation of the building leads to the west which affects the order of openings in the building and the type of window and door elements used in building. Visual character of the building is dominated by geometric shaped building elements. The shape and size of a thick door with a geometric shape with a large size. Decorative contained in the main building Bakorwil Yogyakarta influenced culture. Landing on the preservation of the object of this study, classified into three potential classes of potential, namely: low potential, medium potential, and high potential. After classifying potential building elements and then determine the direction of the physical preservation of the building is divided into three conservation strategies, namely the preservation of elements aimed at building a high potential, conservation aimed at building elements potentially being, and rehabilitation directed at building elements potentially lower. It also determines the direction of the development of building for the future, but only in the spatial development / building space that the building style / original style of the building is not lost.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2014/207/051402599 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 30 Apr 2014 14:05 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 13:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/142486 |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
KATA_PENGANTAR.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
LEMBAR_PERSETUJUAN&PENGESAHAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
SUMMARY.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
SURAT_PERNYATAAN_ORISINALITAS.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
RINGKASAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_II.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_III.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_IV_Part1.pdf Download (11MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |